Hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas. Mulai besok, selama 2 minggu kedepan adalah masa liburan para siswa sebelum masuk kembali dalam tingkatan yang berbeda.
Hari ini Celline terlihat tidak sehat. Celline terlihat pucat, lemas, dan jangan lupakan mata pandanya. Dia juga terlihat sedikit kurus dari biasanya.
Sejak kejadian beberapa hari yang lalu juga, Celline sama sekali tidak menuntut penjelasan dari Jungkook. Dia juga bersikap seperti biasanya. Seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu antara Jungkook dengan murid baru itu. Jungkook pun semakin hari semakin jarang menemani Celline bahkan hanya untuk sekedar menyapa.
"Cell, kuy pulang! "
Ketiga teman Celline sudah menunggu di sampingnya. Celline terlihat kaget karena sedari tadi hanya melamun.
"Hmm.."
"Lo sakit, Cell? Muka lo pucet banget. Semakin hari lo juga makin kurusan. Lo telat makan ya? "
Gue bingung mau bales apa. Pertanyaan Rara terlalu memojokkan gue, dan gue cuma bisa senyum sambil membenarkan pertanyaannya.
"Jangan kelewat batas Cell. Gue tau lo belajar keras. Tapi lo juga punya maag. Lo mau dirawat dirumah sakit lagi? "
"Jungkook nggak mau makan sama gue. " jawab gue enteng.
"Jadi karena Jungkook?" -Hani
"Gobloknya dia Tuhan. Tolong bedah saja hatinya!" - Arin
Kali ini bocah kecil gue yang ngomong. Arin keliatan sebel sama gue. Mungkin kalo disini ada batu bata, dia udah masukin itu ke mulut gue karena kebodohan gue sendiri.
Akhirnya kita berempat nggak jadi pulang. Kita mampir ke kantin buat ngisi perut masing-masing, terutama perut gue. Yaiyalah masa perut kuda.
Sebelum kaki gue nginjek kantin, tiba-tiba tangan gue ditarik Arin sampai badan gue ikutan muter ngebelakangin kantin.
"Kita makan di luar aja yuk. Tiba-tiba gue bosen makan di kantin sekolah. "
"Lah? Kenapa nggak dari tadi sih bego! " - Rara
"Tau nih bocah. Bikin repot ae"- Hani
"Nggak perlu lah. Gue udah lemes banget ini. Makan disini aja. "
Gue ngelepasin tangan Arin dan lagi-lagi ditarik lagi.
"A..anu jangan disini yaa please banget Cell, gue bosen. "
Gue curiga. Nggak biasanya Arin kek gini. Arin itu suka banget sama makanan kantin. Jadi kenapa tiba-tiba bosen?
Karena gue udah capek berdiri, karena biasanya gue ngesot, gue lepasin tangannya dan cepet-cepet nerusin jalan gue. Tapi belom sampai 5 langkah, kaki gue berhenti.
"Lo kenapa nggak ngomong Rin? Tau gitu langsung gue seret."
"Lo nggak liat gue udah kedip-kedip dari tadi? "
"Ya mana tau bego! Mata lo aja sipit gitu kek nggak ada matanya."
Ternyata si Arin nggak pengen gue lihat pemandangan ini. Gue cepet-cepet ganti ekspresi muka gue dan narik tangan mereka bertiga.
"Cepetan gue laper. "
Setelah kita pesen makanan, gue putusin untuk duduk didepan Jungkook dan Michelle. Iya, pemandangan yang gue lihat tadi adalah si murid baru sedang menyuapkan nasi kedalam mulut bayi besar gue. Jungkook terlihat kaget karena kedatangan gue yang tiba-tiba. Tapi dia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.
Rara, Hani dan Arin udah duduk disamping gue. Selama 5 menit itu juga, diantara kami berenam nggak ada yang bersuara. Sampai akhirnya makanan datang, baru gue mulai percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours - JJK✔
HumorComplete✔ "Kok bisa gue cinta sama cewek aneh bin ajaib dan lemotnya bisa bikin orang pengen naik turun gunung di waktu bersamaan" - Jungkook "Ganteng, imut, pinter, tolol, bego, gesrek, nyebelin, gue benci tapi gue sayang "- Celline *untuk kali i...