8. Sebuah rasa

1.8K 95 1
                                    


Aku pun mengangkat telfonnya yang ternyata dari mama.

" APA, aku akan segera ke sana ma" ucapku. Kini air mataku menetes.

" aku harus pergi " ucapku lalu berdiri dan akan melangkah tetapi

" aku antar " ucapnya lalu menggengam tanganku dan membawaku ke mobilnya.

***

Keysha POV

Aku kini berjalan bersama kak Raka menuju ke ruang IGD. Kak Raka tadi ngotot ikut aku. Terpakasa aku mengiyakan.

" Mama apa yang terjadi? " tanyaku saat sudah didepan Mama.

" Papa kamu, dia kecelakaan, sekarang masih ditangani sama dokter di IGD" jawab Mama sambil mengusap air matanya.

" Lalu bagaimana keadaan Papa Ma? Dimana bang Arkan? " tanyaku. Kini air mata ku kembali menetes.

" Mama juga tidak tahu. Abangmu sudah kembali tadi pagi. Katanya tadi ada urusan yang harus diselesaikan makanya dia buru-buru berangkat. " ucap Mamaku. Aku memeluk Mama.

" Bang Arkan pergi, bukan masalah tadi pagi kan Ma? " tanyaku sambil masih memeluk Mama.

" tidak. Abangmu pergi bukan karena itu. Tadi mama juga tanya katanya bukan masalah itu." jawab Mama.

Pintu ruangan itu terbuka. Dan keluarlah seorang yang berseragam putih yang mungkin seumuran dengan Papa.

" Dok bagaimana keadaan suami saya? " tanya Mama menghampiri dokter itu.

" Suami anda baik - baik saja tetapi ia kehilangan banyak darah sehingga butuh tranfusi darah. Dan darah beliau adalah A,tetapi sayang stok darah A di rumah sakit ini habis" jelas dokter itu.

" A. Bang Arkan yang darahnya sama dengan Papa, tapi bang Arkan sudah berangkat" ucapku.

" Dad " ucap seseorang, ia adalah kak Raka. Aku sampai melupakan kehadirannya di sini.

" Raka, kamu kok di sini" ucap dokter itu.

" Anak pasien Daddy teman aku Dad. Golongan darah A kan dad, ambil darahku saja dad" ucap kak Raka.

" Bagaimana apa setuju jika pasien pendonor darahnya Raka, anak saya? " tanya dokter itu yang ternyata adalah ayahnya kak Raka.

" Iya dok gak papa" ucap Mama sambil bernafas lega.

" Emm kak Raka makasih" ucapku agak canggung.

"Sama-sama" jawabnya lalu pergi untuk pengambilan darah.

***

Sekarang aku berada di ruangan serba putih. Duduk di kursi sambil melihat ke arah papa yang berbaring di ranjang rumah sakit.

Papa sudah sadar setengah jam setelah transfusi darah dilakukan setelah itu papa tidur karena butuh istirahat yang cukup. Mama sedang pulang ke rumah untuk ganti baju dan mengambil keperluan yang diperlukan. Kak Raka, setelah Papa sadar dia pamit pulang.

" Sayang Papa masih tidur " ucap Mama mengagetkanku yang melamun.

" Eh Mama udah datang. Iya Ma Papa masih tidur" jawabku

Alveira's Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang