Keysha POV
" Alveira" panggil seseorang yang aku kenal suaranya. Aku pun berbalik, dan benar dugaanku.
" Ada apa kak? " tanyaku saat ia di dekatku.
" Kamu pulang sama siapa Al? " tanya kak Raka.
" Naik taksi kak. Sharen pulang dengan Kevin. Aruna ada extra teather" jawabku.
" Pulang sama aku aja. Kebetulan Ge juga ada extra teather" ucapnya.
" Boleh juga kak" jawabku menyetujui.
***
" Sudah sampai Al" ucapnya saat mobilnya berhenti di depan gerbangku.
" Makasih kak" ucapku lalu membuka pintu tapi dicegah oleh kak Raka.
" Al jangan keluar dulu" ucapnya
"Kenapa emangnya kak?" tanyaku lalu menghadap ke arahmya.
" Kemarin saat ultah kamu, aku belum ngasih hadiah. Ini ada hadiah untuk kamu" ucapnya sambil menyodorkan kotak persegi kecil berwarna coklat. Dengan bunga mawar putih satu tangkai.
" Haduh kak. Ada yang ingat ultah ku aja aku sudah bersyukur banget kak. Jadi gak usah ngasih hadiah-hadiah" ucapku sambik tersenyum.
" Gak papa Al. Dan aku gak terima penolakan" ucapnya sambil tersenyum.
" Dasar beruang kutub tukang pemaksa" ucapku. Sekarang aku lebih suka manggil seperti itu jika kak Raka memaksaku.
" Dasar. Kebiasaan manggil gitu" ucapnya.
" Hehe. Ya udah aku terima. Terima kasih kak Alfariel " ucapku sambil tersenyum.
" Sama - sama Alveira. Aku lebih suka kamu manggil aku Alfariel Al, nama kita kayak sama" ucapnya sambil mengacak rambutku.
" Tapi susah kak Alfariel. Enakan kak Raka. Jangan acakin rambutku kak" ucapku sambil cemberut.
" Hehe Sorry Al. Kalau terbiasa nanti juga mudah kok" ucapnya sambil tersenyum.
Lalu aku keluar dari mobil dengan senyuman yang tak pernah luntur. Nyaman. Itulah kata saat di dekatnya.
***
" BANG ARKAN KEMBALIIN KADO GUE" teriakku dari kamar. Aku sangat kesal dengan bang Arkan, saat aku di kamar dan ingin membuka kado dari kak Raka dia malah mengambilnya dan dibawa pergi. Aku berlari keluar kamar mengejarnya sampai di ruang keluarga dan di sana ada Mama dan Papa.
" Mama bang Arkan usil" aduku ke Mama
"Gak usah didengerin Ma. Lihat ni ma Keysha dapet kado dari pacarnya" ucap bang Arkan sambil menunjukkan kotak berwarna cokelat itu.
" DIA BUKAN PACAR AKU BANG" jawabku sambik teriak.
" Halah dek gak usah ditutup tutupi deh" ucap bang Arkan sambi duduk didekat Papa yang membaca koran.
" Beneran bang, aku gak ada apa - apa dengan kak Raka" ucapku kesal kini aku berjalan kearahnya. Dan dia membuka kadoku.
" Bang jangan dibuka" ucapku, namun telat bang Arkan sudah membukannya.
Aku berhenti berjalan ke arahnya ketika melihat apa yang dipegang bang arkan. Sebuah kalung yang indah. Dengan huruf A.
" Wah, anak kesayangan Papa dapat kalung ni" ucap Papa sambil melipat korannya." Ehem, sepertinya ada yang bakal gak ngejomblo ni Pa" ucap Mama.
" Tapi kok A dek? " tanya bang Arkan.
" Apaan sih Ma Pa, kita hanya temenan Ma Pa. A itu Alveira" ucapku lalu merebut kalung itu beserta kotak wadahnya tadi dari tangan bang Arkan.
" Ma Pa aku ke kamar ya dada" ucapku sambil memeletkan lidah ke bang Arkan dan berlari kekamar.
Sesampainya di kamar aku langsung mengunci pintu. Setelah itu menuju ke depan cermin dan memakai kalung pemberian kak Raka. Aku tersenyum saat melihat kalung itu melingkar di leherku. Aku mengambil wadahnya tadi yang ternyata ada secarik kertas. Aku duduk di meja belajar dan membacanya.
To : Alveira Keysha R.
Happy birthday.
Aku tak mampu merangkai kata - kata.
Aku minta maaf. Maaf kesalahanku dulu.
Semoga kau menyukai kalung pemberianku.
A. Alveira. A. Alfariel.- Raka Alfariel G.
Kini senyumku mengembang. Rasanya bahagia. Baru kali ini aku mendapat kado special dihari ulang tahunku.
Aku melipat kertas itu lagi dan meletakannya kembali di tempatnya tadi. Aku mengambil bunga mawar pemberiannya. Mengirup aroma wanginya.
***
Entah kenapa hari ini aku semangat. Aku berjalan menuju kelas dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibirku.
" Elo kenapa Key. Kesambet ya" ucap Sharen saat aku duduk di bangku ku.
"Enggak papa kok" ucapku dengan senyuman yang tak hilang.
"Aneh lo Key" ucap Sharen.
***
" Eh kok gue gak lihat kak Raka ya hari ini" ucap Aruna sambil memberaskan buku-bukunya.
" Iya Key, biasa ikut makan siang sama kita kok gak ya hari ini" ucap Sharen.
" Gak tahu padahal gue juga mau berterima kasih" ucapku lirih. Mereka sudah ku ceritakan tentang kalung itu.
" Eh Key pulang sama gue ya? " tanya Aruna.
"Tapi gue mau cari kak Raka dulu Ar" ucapku
"Iya gak papa, nanti gue bantu cari deh" ucap Aruna.
" Yaudah gue duluan ya guys see you tomorrow " ucap Sharen.
" Kita ke kelasnya aja deh Key" ucap Aruna.
Kemudian aku ke kelasnya kak Raka. Ternyata dia tidak ada di sana, yang ada malah kak Ge.
" Kak Ge, kak Raka kemana? " tanyaku kepada kak Ge.
" Raka, kayaknya di taman sekolah deh. Tadi dia bilang gitu ke gue saat gue mau nebeng. " jelas kak Ge.
"Oke makasih kak" ucapku langsung pergi ke taman sekolah.
Tapi saat sampai di taman sekolah. Aku berhenti melangkah. Rasanya hatiku sakit. Melihat kedua orang yang saling berpelukkan.
" Ar kita pulang aja yuk nanti ganggu" ucapku langsung menarik tangan Aruna ke parkiran. Dan disaat diparkiran aku bertemu dengan kak Ge lagi.
" Loh udah ketemu Raka Key? " tanya kak Ge.
" Udah tapi takut ganggu dia sama pacarnya mungkin" ucapku agak kesal. Entah kenapa aku kesal.
" Pacar? Raka gak punya pacar Key? Oh jangan - jangan Lana" ucap kak Ge
" Lana? Siapa itu kak? " tanyaku penasaran.
" Gue gak berhak memberi tahu Key" jawab kak Ge.
" Udah jawab aja lah kak. Nanti kita gak bilang kok kalau kak Ge yang ngasih tau" ucap Aruna.
" Oke. Lana, dia adalah seseorang di masa lalunya" jawab kak Ge.
"Oh, makasih kak" ucap ku lalu berjalan ke mobik Aruna dan masuk ke dalam.
Kenapa hati ini sakit. Saat melihatnya bersama perempuan lain yang jauh lebih cantik daripada aku. Meski dia hanya seseorang di masa lalunya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alveira's Love [Selesai]
Teen Fiction[Belum direvisi] Cerita pertama di wattpad, masih ambrul-adul. Aku tak mengerti apa itu cinta Aku tak mengerti apa itu jatuh cinta Apakah kini aku merasakannya? Matanya, membuatku terkunci Terkunci tatapannya Apakah benci ini sudah menjelma Menjel...