#Tetes keempat

4.8K 484 31
                                    

Suhu udara pagi ini menurun drastis. Hal ini menyebabkan Naruto harus memakai jaket orangenya yang sedikit menarik perhatian. Untuk saat ini, gadis itu merasa terganggu oleh beberapa pasang mata yang menatapnya penasaran.

Naruto menaiki lift, memencet angka empat puluh lima untuk mencapai lantai CEO, tempat dimana 'suaminya' berada. Di tangannya menenteng tas jinjing berwarna hijau, membuat beberapa orang di dalam lift yang sama sedikit bertanya-tanya akan kehadirannya.

Untuk apa seorang gadis mungil datang ke sebuah kantor dengan membawa wadah bekal?

Dan yang lebih mengejutkan, gadis itu turun di lantai empat puluh lima dimana atasan mereka berada, Uchiha Sasuke.

Berjalan pelan di lobi, Naruto melihat sekeliling dengan senyuman kecil. Kunjungannya ke sini memang bukan yang pertama kali, tapi tidak satupun dari kunjungannya merupakan undangan dari sang empunya lantai. Ia selalu datang sendiri, atau mungkin bersama dengan ibunya—ibu mertuanya. Itu pun ia menunggu di luar ruangan.

Sampai di depan ruangan, ia disapa seorang perempuan cantik dengan surai merah muda. Naruto tersenyum lebih lebar, membuat perempuan di depannya tersipu entah kenapa.

"Ada yang bisa di bantu, adik?"

Naruto akan meminum lebih banyak susu di rumah nanti. Ingatkan ia.

"Aku ingin mengantarkan ini untuk Sasuke... –nii."

Tas jinjing itu berpindah tangan. Haruno Sakura—jika melihat dari name tag yang dipakainya terlihat sedikit bingung, lalu tersenyum pada Naruto.

"Siapa namamu adik kecil? Dan kalau boleh tau, dari siapa bekal ini?"

Ugh.

Umurnya sudah menginjak delapan belas tahun. Bukan seorang anak kecil lagi.

"Namaku... Naruto. Aku disuruh mengantarkannya dari Uchiha Mikoto."

Sakura, yang merupakan sekretaris sekaligus kekasih dari Sasuke tertegun. Ia tidak tau kalau ibu dari kekasihnya itu akan mengantarkan bekal lewat seorang gadis kecil yang sangat cantik. Setaunya, tidak ada kerabat dari kekasihnya itu yang memiliki rambut kuning dan manik biru seperti gadis di depannya.

"Ah, tunggu sebentar. Naruto-san, kau boleh duduk di sebelah sana sambil menunggu."

Naruto mengangguk, ia duduk sambil melihat-lihat. Tempat ini, masih sama seperti yang terakhir kali dilihatnya. Sakura mengangkat telepon, memberitahukan kedatangan Naruto pada Sasuke. Perempuan itu terlihat tersenyum lembut, membuat Naruto yang meilhatnya sedikit merasakan hal aneh. Selang beberapa detik, perempuan Haruno itu menutup kembali teleponnya. Ia memandang Naruto dengan senyuman kecil.

"Naruto-san.."

"Kakak boleh memanggilku Naruto saja."

Tidak apa-apa bukan? Toh, tadi Sakura memanggilnya adik.

"Ah, baiklah Naruto. Kalau boleh tau, berapa usiamu? Aku memiliki seorang saudara yang sepertinya memiliki kisaran umur yang sama denganmu. Kalau boleh, aku ingin memperkenalkannya padamu."

"Eh?"

"Usianya sembilan belas, tahun depan."

Naruto tertegun. Sasuke menjulurkan tangan, meminta tas jinjing yang tadi diberitahukan Sakura lewat telepon. Manik kelam 'suaminya' itu tidak melihatnya sama sekali, seperti dirinya tidak ada di sini.

Naruto menunduk. Usahanya, mungkin masih panjang.

"Pulanglah. Kalau memang ada titipan lagi, kau bisa menyuruh pelayan di rumah utama untuk mengantarnya."

Cause Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang