Debaran jantung pertama Sasuke yang menggebu adalah saat Mikoto membawanya untuk bertemu seseorang. Saat itu Sasuke merasa bosan karena Mikoto harus menemui dokter terlebih dahulu. Ia dibiarkan duduk di kursi tunggu sambil menahan kantuk. Saat Sasuke sedang suntuk seperti itu, ia pergi ke kamar kecil dan mencuci muka. Langkahnya sedikit gontai karena kedua tangannya sibuk mengucek mata yang gatal karena malam sebelumnya begadang mengerjakan tugas.
Tanpa sengaja Sasuke menabrak bahu seorang gadis, menyebabkan gadis itu terjerembat sampai jatuh dengan ringisan kecil. Di saat itulah Sasuke bertemu dengan cinta pertamanya. Gadis bersurai kuning dan netra biru indah. Seseorang yang masih tersimpan apik di sudut relung dadanya. Sayangnya, Sasuke tidak pernah ingat dengan rupa itu. Bayangannya selalu buram kala Sasuke mencoba mengingat. Kejadian itu terjadi semenjak Sasuke merasa kecewa. Sasuke tidak pernah bisa mengingat wajah terkasihnya.
"Kenapa ibu menatapku begitu?"
Mikoto diam. Wanita itu duduk kaku di depan anak bungsunya. "Ibu mohon, tolong jangan seperti ini lagi." Pintanya. "Ibu hanya ingin kalian bahagia."
Walaupun Sasuke mencintai Sakura, perasaannya untuk cinta pertamanya tidak pernah hilang. Selalu tersembunyi di dalam sana, hatinya.
"Aku tidak bahagia."
"Kau bahagia, Sasuke. Percayalah pada ibumu ini."
"Ibu tidak akan pernah mengerti."
Keduanya memandang sengit. Mikoto memandang dengan permohonan dan kekeras kepalaan, sedang Sasuke membalasnya dengan tatapan jengkel. Pertarungan batin itu tidak pernah terjadi lagi sejak beberapa tahun yang lalu. Saat dimana Sasuke memaksa pindah ke luar negeri, dan Mikoto menolaknya mati-matian. Tidak pernah lagi sejak saat itu.
"Aku sangat mengerti."
"Tidak."
"Kau akan menyesal, Sasuke. Ibumu ini hanya ingin kau bahagia..." wajahnya kembali memelas. Tangannya yang mulai keriput menggenggam tangan Sasuke penuh harap. Begitu mereka bertatapan beberapa detik, Sasuke langsung undur diri dengan tampang datarnya.
"Aku pergi."
Mikoto menghela napasnya, melihat kepergian Sasuke yang menjauh sampai menghilang di balik kemudi mobil.
"Aku hanya ingin kau bahagia..."
***
Sasuke tidak akan pernah lupa hari dimana dia memohon untuk dipertemukan dengan gadis kecilnya. Pertemuan ketiga mereka. Hal yang paling Sasuke tunggu-tunggu. Tetapi Mikoto menolak permintaannya yang meminta pertemuan. Sasuke tidak memperhatikan wajah Mikoto yang mulai pucat. Ibunya itu pergi terburu-buru sampai melupakan dompetnya. Saat Sasuke mengejar ibunya dan hendak memberikan dompet merah itu, telinga Sasuke mendengar alamat rumah sakit yang selalu ingin ia kunjungi.
Ibunya ingin pergi ke sana tanpa mengajaknya.
Sasuke kesal. Dia memberhentikan sebuah taksi dan mengikuti ibunya. Mereka sampai di rumah sakit hampir bersamaan, tapi Mikoto sama sekali tidak melihat Sasuke dan malah berlari cepat-cepat. Sasuke mengikutinya sampai Mikoto masuk ke sebuah ruangan. Lelaki itu menunggu lumayan lama sampai ibunya itu keluar sambil menangis tersedu-sedu. Yang bisa Sasuke tangkap adalah ucapan pria berjas putih yang Sasuke ketahui sebagai dokter.
"Kita hanya bisa berdoa atas kesembuhannya."
Dan semuanya terasa gelap. Sasuke melihat dunianya secara monoton. Dia tidak lagi meminta pertemuan dan mulai irit bicara. Ia bahkan meminta dipindahkan ke luar negeri. Saat itulah dia tidak bisa mengingat lagi wajah gadis itu. Gadis kecil yang Sasuke pikir sudah pergi sangat jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause Of You
Fanfiction[Selesai] Jalan yang dilalui Naruto tidak lebih karena kebodohannya sendiri. Warning: OOC, FemNaru! Masih belajar. Disclaimer: Masashi Kishimoto Cerita asli pemikiran dan milik saya.