sebuah pertemuan

192 15 2
                                    

William membangunkan Ray yang masih tertidur di samping Aline, dengan sangat halus ia menepuk dan memanggil nama adiknya.

"Ray bangunlah, ini sudah siang bukankah hari ini kau harus menemui seseorang. "

Ray menggerakan ke dua matanya yang masih dalam keadaan tertutup.

Sekali lagi William mencoba membangunkan Ray Ma. Dengan malas Ray membuka kedua matanya.

"Ray, sebaiknya sekarang kau mandi! Biar kakak yang menggantikan mu menjaga Aline."

"Baik Kak, jika nanti ada perkembangan dari Aline, kabari aku segera ya." dia bangun dari tempat duduknya.

"Tentu! oh ya, sebelum kakak ke sini, kakak sudah membuatkan mu sarapan. Isilah perut mu, sudah seharian kau belum makan apa-apa, kan."

Tersenyum. "kau memang kakak ku yang perhatian. "

♥ ♥ ♥

Aline bangun dari atas tempat tidurnya. ia kemudian mengamati sekelilingnya.

"Sepertinya malaikat aneh itu belum kembali ke sini lagi. "

Aline berdiri dan menuju kamar mandi, ia melihat ke arah kaca yang berada di depannya.

"Terkadang Aku merindukan Wajah ku sendiri." ia tidak bisa melihat dirinya di cermin. Ia pun memegangi wajahnya.

Tak lama kemudian ia menghela nafas panjang." kenapa dia belum kembali juga! "

Karena lama menunggu malaikat Jiu, Aline pun sangat kesal. Dia menendang tempat sampah yang ada di sebelahnya. Tendangannya yang kuat menimbulkan bunyi yang cukup keras, mungkin Karena tempat sampah itu terbuat dari besi yang tebal.

"Auh... sakit!" pekiknya. Aline  memegangi kakinya yang tadi ia gunakan untuk menendang tempat sampah itu.

"Tunggu! Bukankah selama ini aku tidak bisa menyentuh apapun. Tapi kenapa sekarang kaki ku bisa mengenai tempat sampah ini." Ia masih meringis menahan sakit.

"Aku harus mencari malaikat aneh itu dan menanyakan ini padanya."

Aline menembus pintu kamar mandi dan pergi ke luar mencari malaikat Jiu.
Dalam perjalanan ia melihat sepasang kekasih sedang bermesra-mesraan di taman kota. Melihat itu ia merasa iri dan kesal. Dalam fikirannya ia berniat utuk mengerjai sepasang kekasih itu.

"Awas kalian! Akan ku beri pelajaran. Siapa suruh bermesraan di tempat umum. Hantu pun akan iri jika melihat kalian berduaan seperti itu ."

Aline melihat ke sebuah pohon tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dia mencoba meraih salah satu ranting yang sudah kering untuk di gunakan sebagai alat untuk menakut-nakuti sepasang kekasih itu. Berkali-berkali ia mencoba memegang ranting pohon tersebut, namun ia tetap tidak bisa.  memegangnya.

"Aneh, kenapa aku tidak bisa memegang ranting pohon ini. Padahal tadi kaki ku saja bisa menendang tempat sampah. Kenapa ini tidak bisa!"

Kini matanya sedang mencari sebuah benda untuk di jadikan percobaan lagi. Dia melihat sebuah kaleng bekas minuman tergeletak di pinggir jalan, kemudian ia pun berpindah tempat ke posisi dimana bekas kaleng itu berada. Dalam posisi jonggok ia mencoba memegang kaleng tersebut, tapi tetap tidak bisa.

Aline merasa kesal. "Ternyata tidak bisa. Ada apa dengan tangan ku ini! " Aline mengamati ke dua tangannya.

Ketika sedang sibuk berfikir,tiba-tiba ia di perlihatkan pemandangan yang membuat hatinya semakin kesal. Dari arah jauh ia melihat Ray Ma berjalan dengan mendorong sebuah kursi roda. Terlihat juga seorang perempuan tengah duduk di kursi roda tersebut.

In My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang