TEKA TEKI

124 17 21
                                    

       Pagi readers  maaf ya Author baru nongol.semoga Masih ada yang minat baca ff Ku yang satu ini.untuk chapter berikutnya bakalan  di temui banyak teka-teki yang harus di pecahkan.

Oke selamat membaca

           😉

KeEsokan harinya

Mei menggeliatkan tubuhnya di atas ranjang ,seakan ia sudah mengalami banyak peristiwa yang melelahkan.pagi ini  tubuhnya terasa berat untuk menjalani  aktifitas seperti biasa.

Aline duduk di atas ranjang sambil menyilangkan ke dua kakinya.

"Hai,Apa kau bisa mendengarku?" Sapa Aline  ."

Mendengar sapaan  halus dari Aline,Mei pun Langsung terperanjat dan mengambil posisi duduk dengan kedua kakinya di tekuk hampir mengenai dagunya.

"Aline,Apa itu kau".MEI Memasang tajam telinganya.

"Iya ini Aku. . .sebenarnya Ada yang ingin ku tanyakan".

"Apa itu?"

"Seseorang telah memberitahuku,jika Ada  roh yang  masuk ke dalam Tubuh seseOrang  maka roh itu Akan memiliki memory orang yang telah ia rasuki."

"Benarkah ?" Aku baru tahu. sebelumnya Aku tidak pernah dengar tentang itu,Tapi bukankah itu baik,jadi kau bisa tahu Alasan Ray membatalkan pernikahannya."

"Itu masalahnya Aku tidak bisa melihat  memorymu .Aku hanya  bisa  melihat kenangan  tentang sahabatmu tapi Aku tidak bisa melihat kenangamu tentang keluargamu apalagi Ray,jadi bisakah kau ceritakan kepadaku."

Tok Tok Tok

Chaoya mengetuk pintu kamar.

"Mei,Apa kau sudah bangun?" Tanyanya dari belakang pintu.

"Iya Aku sudah bangun ." Balas Mei dengan nada tinggi

"Cepatlah keluar, William telah menunggumu di Ruang tamu."

"Iya,katakan kepadanya bahwa Aku Akan segera turun."

     👇👇👇

"Hai nona Apa kabar?". William berdiri dan menyambut kedatangan Mei.

"Baik.tumben biasanya Ray yang datang kesini."

"Ray tidak bisa menemanimu hari ini ,karena ia ingin menjaga Aline di Rumah sakit .sebagai Gantinya Ray telah menyuruhku untuk menemanimu.Apa kau keberatan?"
.

"HA HA HA tentu saja tidak,justru Aku Akan senang ."

     👇  👇 👇

Wuzzzzzz wuzzzzz

Mobil yang di kendarai William melaju kencang di tengah-tengah jalan raya.
Mei(ALINE) menatap lekat-lekat wajah William yang sedang sibuk  menyetir.

"Kak William, Aku sangat senang Akhirnya Aku bisa menatapmu lagi seperti ini." Batin mei(ALINE) dengan memperlihatkan senyum kecilnya.

Sesekali ia menundukkan kepala ketika William berbalik menatapnya.

30 menit kemudian

Mereka kini berhenti di sebuah kedai Tianmeng ,dimana kedai ini menyediakan berbagai menu dengan bahan pokok mie.
William menuntun Mei ke dalam kedai dengan menggunakan kursi rodanya dan memberinya tempat duduk yang nyaman.

William duduk berhadapan dengan Mei,kemudian ia mengangkat salah satu tangannya sebagai tanda agar pelayan di kedai itu segera memberikan menu makanan.

                 🔸🔸🔸
"Mei,bagaimana keadaanmu?Apa ada perubahan?".Tanya William selagi menunggu pesanannya datang.

"Yaa begini, seperti yang Kakak Lihat.keadaanku baik-baik saja, tapi belum ada perubahan. Kaki dan mataku Masih tidak bisa berfungsi."

"Kakak? mei ,Tumben sekali Kau memanggilku Kakak ."

"Memangnya Aku harus memanggilmu Apa?".

"Tidak begitu,hanya saja Kau sering memanggilku dengan sebutan William atau will,jadi kedengarannya Lucu.Ha Ha Ha."

"Aaahh sialan kenapa Aku  Harus memanggilnya Kakak,ternyata Mei seumuran dengan Kak William." ALINE mengupat dirinya dalam hati.

"Mei kenapa Kau diam.sudahlah  Aku tadi hanya bercanda.Kau bisa memanggilku dengan nama  Apa saja selama itu membuatmu nyaman."

"Eemmhh,sepertinya sebentar lagi pesanan kita datang." ALINE mengendus-enduskan hidungnya.

"Bagaimana Kau tahu?".

"Percaya atau tidak,Indra penciumanku ini sangat tajam."

"Heem baiklah Aku coba Percaya ".

"Lihatlah tebakanku benar,pelayan itu akan segera kemari."

"Pelayan yang mana?(William menoleh kebelakang dan melihat seorang pelayan perempuan tengah menghampiri tempat duduknya )".

Sesaat kemudian pelayan itu memberikan dua mangkuk mie Ayam jamur.

Setelah pelayan itu pergi,William menatap Aneh ke arah Mei.

"Mei,serius Kau baik-baik saja?"

"Iya ,tadi kan Aku sudah memberitahumu ?".

"Oh. . .ya sudah mari kita makan.Sebelumnya Aku akan menyuapimu." William menarik mangkuk yang ada di depan  Mei.

"Aahh tidak perlu Aku bisa sendiri." ALINE menarik kembali mangkuknya dari hadapan William."

"Tidak bisa,Aku tetap harus menyuapimu.AKU tidak akan membiarkan mulutmu belepotan. "

"Kakak, Kau menghinaku Yaa."

"Tidak,Aku hanya memastikan bahwa Kau tidak akan mengotori pakaianmu, karena Kau pasti akan menumpahkan makanan ini seperti biasa ,He He He."

William pun Akhirnya menyuapi Mei. Sesekali ia Masih berfikir sepertinya  ada sesuatu yang Aneh di diri Mei.

"Sekali lagi,dia memanggilku Kakak.meskipun ini hal yang sepele,tapi Aku merasa seperti tidak sedang berhadapan dengan Mei tapi dengan orang Lain." Batin William

                   🔸🔸🔸

Malam Hari di kediaman Mei.

"Kakak.Harusnya Aku memanggilmu dengan sebutan itu.Aku minta maaf." Aline menundukkan kepalanya.

"Kenapa harus minta maaf,panggil saja Aku Mei,kita kan seumuran."

"Seumuran?Tapi kata Kak William Kau tidak memanggilnya Kakak,itu berarti Kau seumuran dengan Kak William kan?". ALINE Masih  bingung.

"Itu karena William sendiri yang memintanya,Dia melarangku memanggilnya Kakak.Aku juga tidak tahu kenapa dia seperti itu, padahal usianya lebih tua dariku."

"Yaa, sepertinya Aku harus membiasakan diri menjadi sosok dirimu Mei. "

"Menjadi diri orang Lain itu memang susah,jadi biarkan dirimu  senyaman mungkin ketika berada di tubuhku.jadi sekarang Apa Kau mau menjadi temanku?" Mei mengulurkan tangannya.

"Tidak mau, sebelum Kau menceritakan bagaimana Ray bisa bertemu denganmu dan Apa hubunganmu dengan Kak William. Jujur saja Aku tidak tahu bahwa Kak William juga mengenalmu. sebelumnya dia tidak pernah cerita."

Mei diam sesasat dan mengambil nafas panjang.ia mulai perlahan menceritakan tragedi itu satu persatu.




In My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang