sebuah ciuman

186 14 18
                                    

Warning!!!

Sebelum membaca, Author mau ngasih tahu dulu untuk para readers, bahwa khusus chapter yang ini ada adegan dewasanya, Jadi di sarankan yang baca +18

😉

Aline pov

Surat ini, Apa maksudnya...

.
.
.
.
Jangan-jangan Ray, Dia, dia...

"Aarrgghhh tidak, Aku harus segera menemuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aarrgghhh tidak, Aku harus segera menemuinya."

Aku terus memutar otakku hingga akhirnya Aku putuskan untuk keluar dari tubuh mei dan menemui Ray di kebun tulip.

Di saat malam hari Rumah kaca ini ternyata lebih indah daripada di siang hari. AKU bisa melihat lampu-lampu kecil menghiasi pekarangan Rumah. Lampu-lampu kecil itu seakan menyambut kedatanganku Dengan memainkan cahaya warna-warni yang berasal dari bola lampu tersebut.

Kakiku terus melangkah mencari keberadaan Ray. Tidak perlu waktu lama untuk menemukan sosok laki-laki itu. Aku bisa melihat jelas bahwa sosok laki-laki yang duduk di depanku itu adalah Ray. Meskipun Aku hanya melihatnya dari belakang, Tapi Aku bisa mengenalinya dari postur tubuhnya saja.

"Apa tidak Apa-Apa Jika Aku menemuinya Dengan keadaanku yang Seperti ini. Aahh Tapi mana mungkin Dia bisa melihatku. Tapi. . .Tapi, bagaimana Dengan Surat itu. Sekarang Aku harus bagaimana."

sesekali AKu geleng-gelengkan kepala sebagai tanda bahwa Aku masih ragu untuk menemui Ray.

"Aline, Aku tahu kau ada di situ."

Suara Ray tiba-tiba membuyarkan imajinasiku, Dengan segera Aku membalikkan badan bermaksud mengurungkan niatku untuk menemui Ray. Baru satu cengkal Aku melangkah, namun seseorang telah menahan pergelangan tanganku dan memutar badanku hingga kami saling berhadapan.

Tanpa Sempat Aku menghindar, Ray telah merapatkan tubuhku hingga Akhirnya Aku berada di pelukannya.

Saat ini kami hanya diam, Tapi perlahan Ku rasakan tangan Ray menyentuh bahuku dan sesuatu yang tidak pernah Aku duga terjadi.
.
.
.
.
.
.
Cup, Cup, Cup.

Ray melumat bibirku Dengan pelan, bisa Ku rasakan bibir lembutnya menyentuh bibir bawahku dan seketika ada perasaan hangat menyelimutiku.

🔸🔸🔸 🔸🔸🔸

"Maaf." Ucap Ray ketika Ia melepaskan ciumannya dariku.

"He'em."

"Kau pasti terkejut, karena Aku melakukannya secara tiba-tiba." Ray melanjutkan perkataannya.

"Kau bisa melihatku?" Tanyaku kemudian.

"Iya, Aku bisa melihatmu Aline." Ray tidak melepaskan pandangannya dariku.

"Sejak kapan?, Dan bagaimana bisa."

"Sejak pertama kali Aku mengajakmu ke tempat ini. Saat itu Aku melihat kau keluar dari tubuh mei."

"Kenapa kau baru mengatakannya padaku."

"Maaf selama ini Aku berpura-pura tidak mengetahui keberadaanmu. Aku takut Jika Aku mengatakannya kau pasti tidak mau menemuiku lagi. Tidak masalah Jika Aku harus berpura-pura bersikap bodoh di hadapanmu, Asalkan kau masih mau tinggal di sampingku meskipun di tubuh orang lain."

"Tapi ini sulit di mengerti bagaimana kau bisa melihat roh sepertiku, selain itu kau juga bisa menyentuhku. Aku saja sebagai roh tidak bisa menyentuhmu."

"Sebenarnya Aku bisa melihat roh Sejak Aku masih kecil."

"Benarkah? Lalu kenapa kau tidak memberitahuku." Aku memukul bahu Ray namun gagal, tanganku tidak mengenainya.

"Ha Ha ha, sini berikan tanganmu." RAY menggandeng tanganku dan menuntunku ke tengah-tengah kebun tulip.

" Aline, Apa kau ingin tahu Alasanku merahasiakan semua ini darimu?"

"He'em."

"Sejak kecil orang-orang menganggapku Aneh karena Aku tidak seperti mereka. Aku bisa melihat roh halus dan itu membuat orang-orang takut Jika berada di dekatku."

"Dan kau takut Jika Aku mengetahui rahasiamu itu, Aku juga akan menjauhi mu seperti orang-orang itu. Iya kan?" Aku memotong pembicaraan Ray.

"Ha ha Ha, kau benar Aline. Hanya kau dan kak William yang tidak takut Jika berada di dekatku."

"Dengar ya, Aku tidak peduli orang lain menganggapmu aneh, yang perlu kau tahu Aku akan menerimamu Dengan Apa yang ada di dirimu Ray."

"Oh Iya masalah pembatalan pernikahan itu, Aku. . ." Sekali lagi Aku memotong pembicaraan Ray.

"Aku Sudah tahu semuanya, Jadi kau tidak perlu menjelaskannya lagi."

🔸🔸🔸

Author pov

Ray dan Aline mengitari taman bunga tulip, mereka berdua nampak bahagia seakan beban telah terlepas dari mereka. di sepanjang jalan Ray terus menggandeng tangan Aline.

" Ray, Apa tanganmu tidak lelah. Dari tadi kau menggandengku terus."

" Tidak, Aku Ingin seperti ini terus. AKU tidak ingin kehilanganmu lagi Aline." Ray melempar senyum ke arah ALINE dan Ia pun membalas senyuman dari kekasihnya itu.

Waktu berjalan sangat cepat tidak terasa mereka telah berjalan-jalan Sudah dua jam lebih.

"Aline, kau terlihat pucat. Apa kau sakit." Ray mengamati wajah kekasihnya yang terlihat semakin pucat.

"Aku. . .Aku."

Bruuukkkkkk
.
.
.
.
Aline terjatuh dan kemudian pingsan, Dengan segera Ray membawa Aline ke Rumah kaca. Ia baringkan roh Aline di atas ranjang. Ia juga mengambil Air hangat dan handuk kecil untuk mengopres kening Aline.

Setelah beberapa Saat kemudian Aline pun sadar dari pingsannya.

"Aline akhirnya kau sadar juga, Apa Sekarang kau Sudah baikan?" Ray memastikan keadaan Aline.

"Ray Kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja."

"Ya Sudah, beristirahatlah mungkin hari ini kau kelelahan. Jika kau memerlukan sesuatu kau bisa memanggilku."

Aline hanya mengangguk, kemudian Ray keluar dari kamar ALINE.

Setelah kepergian Ray, malaikat jiu pun datang menemui Aline dan langsung marah-marah kepadanya.

"Kau ini benar-benar yaa." Gertak malaikat jiu.

"Kau ini ada Apa, datang-datang langsung marah-marah."

"Tadi ketika Kau sedang bersama dengan Ray, apa Yang Kalian lakukan Hah". Ucap malaikat jiu Dengan kasar.

"Kenapa kau Jadi ingin tahu Dengan urusanku. Tadi Kami hanya berjalan-jalan saja." Jawab Aline.

"Katakan, tadi kau pasti berciuman dengannya kan?".

"Hai, kenapa kau bertanya seperti itu."

"Sepertinya otakmu itu perlu di perbaiki. Apa kau lupa Dengan hukum roh? Apa perlu Aku jelaskan lagi bahwa roh sepertimu itu tidak boleh berciuman Dengan manusia. Jika kau melakukannya kau akan kehilangan kesadaranmu." Malaikat jiu memperjelas kata-katanya.

Aline mencerna kata-kata malaikat jiu dan Ia pun mulai mengingat sesuatu.

Maaf ya untuk malam ini chpnya sedikit.😉


In My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang