Malam harinya.
Malaikat Jiu membawa arwah Aline ke sebuah tempat yang cukup gelap. Di sana ia di pertemukan pada Senior.
Aline berdiri di samping malaikat Jiu. Masih dalam keadaan remang-remang, Aline melihat sosok hitam yang kini menghampiri mereka berdua.
"Selamat datang di tempat ku Aline." Sapa Senior ketika berada tepat di hadapannya.
"Kau... kau siapa?" tanya Aline dengan nada canggung.
"Dia adalah Senior ku, dia juga malaikat sepertiku. Hanya saja Pak tua ini tidak seperti malaikat-malaikat lainnya." jawab malaikat Jiu.
"Lalu kenapa kau membawa ku ke sini dan tempat apa ini, sama sekali tidak ada penerangan sama sekali! Aline masih tidak mengerti mengapa Jiu membawanya ke sana.
Malaikat Jiu ingin menjawab pertanyaan Aline, namun Senior menahannya.
"Kau diam saja malaikat Jiu, biar aku saja yang menjelaskannya!" Senior menyuruh malaikat Jiu agar tetap diam.
"Terserah kau saja Pak tua, aku juga malas berbicara dengan arwah ini. Dia ini benar-benar menyusahkan." Jiu mendengus pelan.
"Apa kau bilang?"Aline menatap tajam ke arah malaikat Jiu.
"Sudah hentikan! Ada apa dengan kalian. Hufft... Aline, aku menyuruh malaikat Jiu membawa mu ke sini karena aku ingin membuat perjanjian dengan mu." Senior nampak serius.
"Perjanjian apa lagi?" jawab Aline dengan nada berat.
"Aku sudah mendengar cerita dari malaikat Jiu, bahwa kau tidak bisa pergi ke pintu terakhir karena buku catatan mu hilang."
"Iya itu benar dan itu karena kesalahan snak buah mu!" Aline kembali menatap tajam ke arah malaikat Jiu.
"Hei kau,Berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu! Itu bukan kesalahan ku sepenuhnya." Malaikat Jiu tidak berani menatap mata Aline.
"Aline, kau adalah salah satu arwah yang hilang, itu karena kami telah gagal membawa mu ke pintu terakhir." Senior memotong pembicaraan Aline dan Jiu. Ada yang lebih penting daripada mendengarkan pertengkaran mereka berdua.
"Kau bilang salah satu? berarti sebelum aku apa Ada arwah lain yang juga mengalami nasib yang sama sepertiku?" Mendengar perkataan dari senior membuatnya penasaran.
"Kau benar Aline, sebelum ini aku juga telah melakukan kesalahan karena membiarkan arwah seseorang berkeliaran di dunia manusia. Dan kini arwah itu telah menjadi arwah yang jahat. Selain itu dia juga telah merasuki tubuh seseorang." Ingatan senior menerawang jauh pada kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Apa? Jadi kau juga pernah melakukan kesalahan seperti ku Senior?" Malaikat Jiu tidak percaya itu. Dia pikir Seniornya tidak akan melakukan kecerobohan yang sama seperti ia lakukan kemarin.
"Diam kau!" Bukannya menjawab, senior malah memberi pukulan kecil pada Jiu di bagian belakang kepalanya.
Rasanya Jiu ingin protes. Tapi ia memilih untuk bungkam sesaat, daripada ia harus mendapatkan pukulan lagi dari seniornya itu.
"Lalu apa hubungannya dengan ku?" Aline kembali bertanya.
"Tentu ini ada hubungannya dengan mu. Sekarang aku ingin kau melakukan pertukaran jiwa dengan seseorang." balas senior dengan wajah seriusnya.
"Pertukaran?Ha ha ha, yang benar saja." Aline berfikir itu adalah hal yang bodoh.
"Kau harus melakukannya Aline, kalau tidak nasib mu akan sama seperti arwah itu. Kau tidak akan bisa mengendalikan dirimu, dan pada akhirnya kau juga akan menjadi roh yang jahat!" Senior mencoba memberi peringatan kepada Aline.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Dreams
Fanfiction(Aline) Dia kembali. Dia bilang dia menyesal. Tangan terampil yang membelaiku, aku merindukannya. Mata yang melihatku, suara itu yang ingin aku dengar. Lembut memintaku untuk tidak menangis. (Ray) Jika aku menyentuhmu dalam pelukanku, kau m...