Ntah apa yang aku rasakan,
Bagai bintang merindukan bulan,
Perasaanku tak tentu arah
Bagai sehelai kertas suci tanpa noda,
Terombang ambing terbawa angin.Ingin sekali ku pecahkan tangisku, agar tak akan ada lagi dendam yang bernama perasaan,
Telah habis kertas suci tak bernoda itu, untuk ku torehkan luka-luka ku.
Maaf...
Maaf...
Maaf...Hanya itu yang dapat kutuliskan,
Maaf atas segala harap yang ku cantumkan untukmu,
Maaf atas segala sesak yang ku tanamkan karnamu,
Maaf atas segalanya yang kurasakan padamu.Kata maaf,
Yang ku torehkan di kertas itu,
Maaf aku hanya,
Sang pengaggum rahasia.
Tanpa arah,Yang mengagumimu dari segi pandangku.
@AD5829
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Detik Perasa
PoetryHanya aksara... Sebatas aksara yang akan abadi... Tanpa dia mengetahui... Bahwa tentangnya juga pernah tertulis dan akan abadi terbawa mati.