Sudah keberapa kali?
Aku bertanya kepada hati.
Mengapa ia yang selalu kuusahakan agar tak kumusuhi, justru paling sering menyakiti?Aku selalu berusaha menjaga hatiku dengan sekuat tenaga, menjaganya agar tidak membencimu, ataupun patah hati karena sesuatu yang selalu kamu lakukan dengan tak hati-hati.
Mengapa kamu tidak pernah menyadari itu?
Mengapa kamu selalu mengulang perihal apa saja yang selalu mengiris perasaanku?
Aku memang tak sanggup berkata-kata perihal ini kepadamu.
Tapi...
Apakah kamu tahu?
Aku selalu berusaha kuat saat kamu selalu berbuat salah.
Aku selalu berusaha sabar saat kamu menyakitiku.
Aku selalu menahan rasa yang bergejolak di dalam dada, ingin berteriak agar kamu tak pernah tuli, 'AKU ADA DI SINI, HATIKU PEDIH MELIHAT MU YANG LEBIH DEKAT DENGAN ORANG LAIN. KAPAN KAMU SADAR?! Kapan?!'Tapi mungkin, itu memang tidak pantas aku ucapkan. Pada kamu yang entah memiliki perasaan yang sama atau tidak kepadaku,
Atau... kamu hanya pura-pura kasihan saja ya?
Yasudah kalau begitu, maaf mungkin harapanku yang terlalu tinggi, mungkin kamu tak pernah anggap aku apa-apa.
Mungkin perasaan ini hanya angan 'ku sendiri, yang terlalu tinggi... Lantas membuatmu kasihan dan berusaha menetap di sisi. Maaf, ini memang ke egoisan 'ku sendiri, aku akan pergi.Jaga dirimu baik-baik ya!
Sampai jumpa dilain hari, mungkin di lain hati, bahagiamu akan abadi.
Tak perlu khawatir...
Aku akan mengobati lukaku sendiri, bersama kepingan hati yang sudah lama mati.A9
#Dalamsunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Detik Perasa
PoetryHanya aksara... Sebatas aksara yang akan abadi... Tanpa dia mengetahui... Bahwa tentangnya juga pernah tertulis dan akan abadi terbawa mati.