Kini, kepercayaanku telah pudar,
pudar termakan janji-janji palsunya
ntah, aku yang begitu cepat percaya?
atau dia yang terlalu jahat,Ntah apa salahku,
hingga tega dia berbuat seperti itu.Bukan fisikku,
namun hatiku menjadi korban tak berdaya,Tersiksa termakan ucapan dan senyuman manisnya.
Yang tak kuasa menjadi gumpalan rahasia,Hai pujangga hati?
apa yang kau tanam begitu dalam di benak jiwa?Tak sampaikah aku menggapainya?
Sesulit apa?
Sesulit apa perasaan yang harus aku ungkapkan padamu?Aku iri padanya,
yang dengan mudahnya mengambil hatimu,
tanpa berusaha seperti aku.Ya! Aku sadar.
aku hanya sebutir debu,
sebatas bayangan.
Yang tak pernah nyata di depanmu.Aku hanyalah sebatas angan-angan di udara...
Terbang tinggi di angkasa,
tanpa peduli bagaimana perasaan hampa.Salahkah aku?
menangis, dan merana.
bagai burung di sana,
yang tertembak orang.Pedih,
pedihnya tak terkira,
meretas gundah
Menjadi tangisan sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Detik Perasa
PoetryHanya aksara... Sebatas aksara yang akan abadi... Tanpa dia mengetahui... Bahwa tentangnya juga pernah tertulis dan akan abadi terbawa mati.