Dentingan jam masih seirama, tak ada yang berubah semua masih sama.
seratus delapan puluh derajat terbentang pada lingkaran berangka.Terbagi dua dari tiga ratus enam puluh derajat.
Silam lama kita tak jumpa,
tak kusangka kau di depan mata.Pandang jauh aku meraba,
harap-harap bisa temu teman lama.
Selang tiga belas tahun kita berpisah,
tak kusangka kembali kau dan aku berjumpa.Satu, dua, tiga sampai sembilan kita tak saling mengenal, padahal jelas kau dan aku terpisah karena pembatas saja.
Pada angka sepuluh kita berjumpa, menjadi kawan baru mengenal yang saling bercanda.
Padahal kau dan aku sudah sejak lama bersama, tapi mengapa aku baru merasa, bahwa engkau sahabat lama yang telah lama terpisah oleh tembok pembatas saja.A9
#A9
![](https://img.wattpad.com/cover/96375387-288-k766482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Detik Perasa
PoésieHanya aksara... Sebatas aksara yang akan abadi... Tanpa dia mengetahui... Bahwa tentangnya juga pernah tertulis dan akan abadi terbawa mati.