"Ya udah yuu, kita masuk mobil..." Ucap nyonya Rybeca dengan senyuman halusnya dibalas oleh Tasya dengan anggukan pelan dari kepalanya seraya berkata "iya".
***
Di dalam mobil suasan hening seketika tidak lama Tasya memecahkan keheningan dari keduanya"Mahhh?" Suara Tasya dengan lembutnya membuat nyonya Rybeca cemas. Dijawab oleh Nyonya rybeca dengan kepala mengangkat sedikit ke atas disertai alisnya yg sedikit dikerutkan.
"Aku, mau nanya sama mamah dong masalah tentang ibu!" Tanya tasya membuat keringat dari bagian kepala nyonya Rybeca mengalir menandakan takut akan pertanyaan yang tidak-tidak, tanpa menjawab iya atau boleh nyonya Rybeca mengalihkan pembicaraan.
"Okey, sweety kita sudah sampai." Alih nyonya Rybeca.
***
Terlihat di depan Cafe berdiri seorang wanita cantik dengan dress mini berwarna biru disertai pita disamping kanan bajunya serta sepatu high heels yang tingginya mencapai 10cm, rambutnya yang pirang lurus dan matanya yang berwarna biru menjelaskan bahwa wanita tersebut blasteran negara eropa. Tanpa aba-aba wanita tersebut menyambut Tasya dan nyonya Rybeca."Hei Honey kemana aja lu udah lama kagak mampir, mentang-mentang udah sukses lupa yaa lu." Ucap nyonya Meryana. Meryana ialah pemilik cafe baso teman kecil nyonya Rybeca, keakraban mereka tidak diragukan lagi seperti saudara satu darah daging.
"Ya tuhan, mana mungkin sihh gue kaya gitu ke lu, kalo ngomong gak diayak dulu nihh bocah atu." Ucap nyonya Rybeca dengan tawa renyah yang keluar dari keduanya.
"Ya ampun masih aja yaa manggil gue bocah, tua sihh susah yaa." Balas nyonya meryana dengan candaan yang tak kalah akrab dari keduanya.
"Oh ya Ca btw itu siapa?" Tanya nyonya Meryana yang berbisik kepada nyonya Rybeca dengan mengarahkan kepalanya ke Tasya.
"Ohh ini kenalin anak angkat gue, Tasya." jawab Nyonya rybeca sambil memegang pundak Tasya dan melemparkan senyuman kepada Tasya.
"Ohh jadi ini Anatasya Luciana yang lu ceritain itu yaak?" Tanya nyonya Meryana sambil mengarahkan telunjuknya ke Tasya.
"Cantik juga yaak, jago lu milih anak." Canda renyah dari nyonya Meryana.
"ya udah yuuk, masuk gk enak udah diliatin." Ajak nyonya Meryana.
***
Tasya yang memiliki sikap pemalu hanya diam bersembunyi di balik nyonya Rybeca
"Oh ya, Mer btw lu mau ngasih tempat duduk yang mana ?"
"Khusus buat tamu istimewah gue, gue kasih tempat duduk paling istimewah di sini." jawab nyonya Meryana sambil menunjuk ke arah tempat makan berbangku gold, lilin di tengah meja yang dihiasi oleh bunga permanen di mejanya, air mancur di pojok sudut kanannya, panggung penyanyi di depannya, pemain biola di sudut kirinya, serta hiasan pernak-pernik indah nan mewah di bagian langit-langit atapnya yang lengkap menambah kemewahan tempat ini, jarang yang memesan tempat di sini karena layanannya bintang lima dan harganya yang tak murah menjadikan tempat ini amat istimewah.
"Seriuuss lu, ngasih kami duduk di situ, kan mahal gratis kaga nihh?" Canda renyah dari nyonya Rybeca.
"Ah elah lu ini kan Cafe gue, yakali bayar, santai aja kali. Ama temen kali-kali." Ucap nyonya Meryana dengan kePDan dan kesombongannya

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Hijrah
Spiritualseorang gadis cantik yang bernama Anatasya Luciana, benci sekali dengan islam entah karena apa alasannya namun, entah mengapa Tasya jadi ingin sekali mendapat maaf dari orang islam agar ia bisa istiqomah seterusnya diagama islam. Akankah tasya menda...