episode 3

791 42 8
                                        

***
Nyonya Rybeca yang sudah mengendalikan raga Tasya akhirnya memanfaatkan itu semua!!!

"Bagus, teruslah seperti itu Anatasya Luciana!!!" Ucap batin nyonya Rybeca dengan penuh kesenangan.

"Yang sabar ya sweety, Mamah janji akan membantu untuk membalaskan dendammu!, kamu maukah bekerjasama dengan Mamah?"

"iya, makasih mah (senyum kecil), aku berjanji akan membenci Islam sampai dendamku terbalas." Janji Tasya kepada nyonya Rybeca.

"Ok, bagaimana kalau kamu kenaikan kelas kita pindah ke Jakarta... mau?" Rayu nyonya Rybeca dengan segala rencana jahatnya yang telah ia rancang.

"Ehmmm, bagimana yaa mah, nanti aku jauh dari pemakaman ibu dong?" Jawab Tasya dengan penuh keraguan.

"Seperti ini sweety, jadi kalau emang kamu... kangen dengan Ibumu, Mamah siap nganterin kamu kesini!(senyum nyonya Rybeca), lagipula rumah Mamah di sini tidak dijual ko jadi kamu bisa nginep di sini sambil menenangkan hatimu yang merindukan Ibumu!" Rayu nyonya Rybeca, "Bagimana?, kamu mau kan??"

"Iya Mah, aku mau (senyum manis)." Jawab Tasya yang terjerumus kedalam rencana jahat nyonya Rybeca.

"Anak Mamah memang pintar, kamu patuh terhadap orang tua, salut Mamah sama kamu." Kata nyonya Rybeca dengan senang.

-
-
-
-
-

***
Hari demi hari berlalu ulangan kenaikan kelaspun telah dilalui Tasya. Namun, nyonya Rybeca harus menunggu beberapa minggu lagi sampai Tasya mendapatkan raport kenaikan kelasnya, baru ia bisa memulai rencananya.

"Mamah... Mamah... Mahhh." Panggil Tasya dengan teriakan mungilnya. Akhirnya datanglah nyonya Rybeca dengan busana siap pergi ke suatu tempat

"Ada apa yaa, sweety kamu kok teriak-teriakan?"

"Mah, kok rapi banget mau kemana?" Akibat bingung melihat nyonya Rybeca yang pakaiannya serba rapih dengan gamis hitam panjang, rambut terurai dengan indahnya membuat Tasya lupa sesuatu apa yang harus dibicarakan.

"Mamah mau ke Gereja, kamu mau ikut?"

"Mau Mah," Jawab Tasya dengan penuh kesenangan ia memang sudah lama tidak ke Gereja sebelum Ibunya meninggal memang ia rutin ke Gereja setiap jumat dan minggu namun, setelah Ibunya meninggal ia jarang ke Gereja karena nyonya Rybeca tidak pernah mengajaknya.

***
Karena ini hari jumat agung untuk umat christiany, Tasya dengan nyonya Rybeca mengikutin kajian Jumat agung di Gereja yang agak jauh dari rumahnya. Selesai Jumat agung di Gereja tersebut nyonya Rybeca dengan Tasya memutuskan untuk berjalan-jalan sambil mencari makanan.

-
-
-
-
-

"Udah selesai nihh sweety, kita jalan-jalan yuu sambil cari makan mamah lapar nihh?"

"Mau kemana mah?, Tasya ikut aja deh kemana mamah pergi." Ucap Tasya dengan tawa kecil yang keluar dari bibir mungilnya.

"Ok, kita ke Cafe baso teman Mamah yuu, enak deh, kamu pasti suka." Ajak nyonya Rybeca dengan senyuman kecil yang terpancar dari bibirnya. Anggukan yang saraya mangatakan "iya" Tasya lakukan serta senyuman manisnya.

Afwan ya akhi dan ukhti jika cerita terlalu pendek, dan jika ada kesalahan cerita/kata ana minta maaf cerita ini hanya fiktif dan khayalan semata jika ada kesamaan cerita itu hal yang tidak disengaja :v. Jazakumullah khairan katsiran ya akhi dan ukhti, anna updatseminggu kedepan lagi ya. Harap tunggu cerita selanjutnya yaa :)

Story of HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang