episode 19

144 4 0
                                    

***
Pulanglah Tasya ke rumahnya disambut senang oleh nyonya Rybeca.

"Siang sweety."

"Siang mah."

"Kita esok berangkat yaa, mamah sudah pesankan tiket pesawatnya."

"Iya mah"

"Kamu siap-siap saja dulu sana."

"Iya mah."

***
Dengan sedihnya Tasya membenahi baju dan barang-barangnya dilihat sebuah photo dibalik layar Handphonenya, sebuah photo yang mampu meneteskan air matanya.

-
-
-
-
-

***
Sama seperti sedihnya Tasya, Sandra yang menatap lingkungan luar rumahnya meneteskan air mata, ia membayangkan bagaimana jika ibu dan ayahnya bertengkar kembali, harus kepada siapa ia mengadu.

"Tasya... Kenapa kamu meninggalkanku?"
"Apakah akan berlangsung lama?"
"Aku akan menunggumu kembali Tasya..."
"Aku harap kamu tidak melupakan aku..."
"Tetaplah menjadi Tasya yang aku kenal."

-
-
-
-
-

***
Esok harinya Tasya berangkat menuju bandara menggunakan Taksi yang ia pesan, namun...

"Tasya tunggu..." Teriak Sandra.

"Eh Sandra..." Dipeluklah Tasya oleh Sandra dengan penuh cinta kasih, air mata mereka jatuh secara bersamaan membasahi pundak keduanya.

"Udah kamu jangan nangis, aku bakal balik lagi kesini... Janji." Ucap Tasya dengan mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya aku percaya kamu... Aku cuman ingin memberi kamu ini."

"Apa ini?"

"Kamu buka saat sudah sampai Jakarta yaa..."

"Makasih ya..."

"Iya, jangan lupain aku ya Tas... Sering-seringlah hubungin aku."

"Iya kita kan sudah punya handphone."

"Nanti aku hubungin kamu yaa."

"Oke."

"Tante hati-hati yaa..." Ucap Sandra ke nyonya Rybeca dengan menyalaminya.

"Iya, kamu baik-baik ya disini... Semoga tuhan memberkatimu..."

"Semoga tuhan memberkati Tante dan Tasya juga."

"Kami jalan dulu ya..."

"Iya Tante dah... Da..dah..." Terlihat semakin menjauh Taksi yang ditumpangi Tasya dan Nyonya Rybeca, membuat air mata Sandra jatuh kembali.
"Ya Allah Ya Tuhanku lindungilah aku disini dan jagalah Tasya untukku..." Doa yang terlanturkan oleh Sandra

-
-
-
-
-

***
Selama perjalan teruslah diliat kado yang diberikan Sandra, terlihat sekali bahwa Tasya tak sabar ingin membuka.

"Kamu kenapa tidak buka kado itu sweety..."

"Kan Sandra memintaku untuk membukanya saat sudah sampai Jakarta..."

Story of HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang