***
Saat mereka sedang asik berfoto kembali Sandra mengungkapkan sebuah kata impiannya sehingga membuat Tasya kembali menangis."satu hal yang cuman aku minta kepada Tuhan. kita selalu bersama-sama sampai sudah jadi nenek." ucap Sandra diatas pundak Tasya, sembari tertawa kecil.
"semoga Tuhan mendengar doamu Sand..."
"semoga..." kata Sandra dengan nada yang sangat lemah karena ia sudah terlelap dalam tidurnya.
"yahh Sandra tidur gimana ya..." Tanpa memilah lagi Tasya memanggil seseorang yang lewat dihadapannya.
"Bu... Ibu tolong bantu saya Bu..." ucap Tasya dengan teriakan kecilnya.
"iya ada apa dik..."
"bisa gendong teman saya nggak ke kamarnya."
"dicoba dulu ya dik..."
***
Dengan keikhlasannya Ibu itu menggendong Sandra sampai ke kamarnya..."kamarnya masih jauh..."
"nggak ko bu ini kamarnya, taruh di atas kasur situ aja ya Bu..." Tasya mengarahkan Ibunya untuk menaruh Sandra di atas kasur. "terimakasih ya bu..."
"sama-sama cantik..."
***
Tak lama Ibu itu pergi datang nyonya Rybeca, karena ia mendapat kabar dari nyonya Meryana bahwa besok Sandra sudah boleh pulang ke rumah dan melakukan berobat jalan."Heii sweety..."
"Hallo Mah..."
"Mamah mau ngapain ke sini...?""Mamah mau jemput kamu lah sweety."
***
Setelah mendengan ucapan nyonya Rybeca Tasya menarik tangan nyonya Rybeca dan mengajaknya berbicara di luar."Mamah kenapa sekarang sihh..."
"Kan perjanjian awal kamu mau ikut mamah kalo Sandra sudah sembuh dan tadi tante Meryana bilang kalo Sandra sudah boleh pulang besok, berarti sudah sembuh kan?"
"Iya mah, tapi kan besok... Aku harus antar Sandra pulang dulu Mamah..."
"Okey Mamah kasih kamu waktu sampai besok dan nggak ada tawar-tawaran lagi setelah ini kamu harus bener-bener ikut Mamah ke Jakarta."
"Iya mah..." Dengan lemas Tasya menjawabnya.
***
Di malam terakhirnya Tasya bersama Sandra, Tasya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan terakhirnya ini, ia mengajak Sandra untuk beribadah ke Gereja di Rumah sakit ini, dengan perasaan sedih Tasya melakukan kegiatan di Gereja itu bersama Sandra. Tanpa sengaja seorang Pendeta memberikan sebuah pelajaran arti perpisahan di Dalam gereja tersebut, sungguh materi yang amat menyeyat hati Tasya. Setelah itu Tasya mengikuti alunan musik bahagia dalam Gereja bersama Sandra ia lupakan semuanya agar Sandra melihat dirinya bahagia bukannya sedih. Selesainya Tasya dan Sandra kembali ke kamar, dibuatnya senyuman palsu dari raut muka Tasya agar tidak ada ke curigaan dari Sandra."hufthuft... Aku lelah..." ucap Sandra segera membaringkan tubuhnya ke kasur.
"kamu istirahat ya Sandra... asik dah yang besok sudah pulang, aku seneng banget."
"iya kamu juga jangan lupa istirahat ya..."
"iya dong." dengan cepat Tasya naik ke kasur agar bisa tidur bareng Sandra.
"aduh kebiasaan nih Tasya kan sempit."
"udah tidak apa, aku maunya disini biar bisa bareng kamu."
"yaudah selamat malam Tasya."
"malam sand."
***
Saat malam berlangsung Sandra keluar dari Kamarnya."Tas... Aku tau saat aku pulang ke Rumah, kamu akan meninggalkanku. Ya Tuhan jika dengan aku sakit bisa membuat aku terus bersama Tasya maka aku memilih untuk sakit selama-lamanya agar aku tidak terpisah dari Tasya, kenapa Tuhan engkau memisahkanku dengan Tasya begitu cepat. Aku takut jika Tasya tidak balik lagi ke sini."
***
Tangisanpun pecah Sandra malam itu mencurahkan isi hatinya dihadapan patung Yesus yang berada di Gereja RumahSakit, seketika sang pendeta datang menyapa Sandra dengan lembut."Hei cantik... Mengapa saya ngkau menangis sendirian, ini sudah malam mengapa engkau tidak tidur?" Ucap pendeta sembari menghampiri Sandra dari belakang mimbar.
"Oh ini pak pendeta, aku sedang sedih mengapa Tuhan memisahkan aku dengan Tasya begitu cepat. Tasya sahabatku dia akan pergi ke Jakarta saat aku sudah sembuh sementara besok aku sudah boleh pulang."
"Kamu tau dari mana kalo Tasya temanmu itu akan pergi ke Jakarta saat kamu sudah boleh pulang memangnya dia memberitau kepadamu?"
"Tidak..." Dengan menunduk menutupi air matanya serta suara yang mulai menipis Sandra memberanikan diri untuk cerita lebih jauh. "Aku melihat temanku berbicara dengan mamahnya dan mamahnya ingin menjemputnya dan ini malam terakhirku dengannya besok ia sudah pergi meninggalkanku nampaknya ia pergi dalam waktu yang lama, jadi aku takut aku tidak bisa bersamanya kembali... Ayah dan ibuku sering berantem aku selalu sakit ketika mereka berdua berantem di depanku tetapi temanku selalu ada untuk menyembuhkan sakitku dan membuatku kembali tersenyum maka dari itu aku tidak ingin ia pergi jauh dariku, aku takut kalau aku nggak bakal kuat menghadapi ibu dan ayahku."
"Kamu tidak usah kahwatir cantik, berdoa saja Tuhan Yesus tau yang mana yang terbaik untuk hambanya... Semoga tuhan Yesus memberkati serta memberikan kekuatan untukmu."
"Semoga terimakasih ya pak pendeta aku jadi tenang."
"Iya, sekarang lebih baik kamu tidur takut kamu kenapa-kenapa."
"Iya sekali lagi makasih ya pak."
"Hati-hati cantik."
"Iya.
Yeay akhirnya SoH kembali update maaf ya udah lama sekali ana GK kembali mengupdate, ana harap kalian tidak bosan atau BT terus ikutin yaa cerita SoH... Kira-kira apakah Sandra akan ikhlas Tasya pergi dan bagaimana kehidupan Tasya di Jakarta duhhh makin panas yaa,,, ingin tau ikutin SoH disetiap episode nya OK :v... Sekian kurangnya ana mohon maaf semoga kalian selalu diberi waktu luang untuk membaca serta memetik sedikit pelajaran dari cerita ana #aamiin :v... syukron Jazakumullah Khairan katsiran, wa'assalamualaikum wr.wb :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Hijrah
Spiritualseorang gadis cantik yang bernama Anatasya Luciana, benci sekali dengan islam entah karena apa alasannya namun, entah mengapa Tasya jadi ingin sekali mendapat maaf dari orang islam agar ia bisa istiqomah seterusnya diagama islam. Akankah tasya menda...