***
Esok hari Sandra terbangun lebih dahulu... Ia menatap wajah Tasya sangat dalam sehingga Sandra tak sadar bahwa air mata jatuh ke pipi Tasya, yang membuat Tasya terbangun dari tidurnya..."Aduh kenapa ini." Ucap Tasya sembari mengelap pipinya yang basah oleh air mata Sandra.
***
Segeralah Sandra memalingkan tubuhnya, serta turun dari kasurnya untuk mengusap matanya."Sandra..." Panggil Tasya amat lemas.
"I..ya.." jawab Sandra dengan gugup, ia takut jika Tasya mengetahui dirinya sedang menangis.
"Kamu kenapa?, Tadi kamu nangis ya...?"
"Eng..gg...ak..." Jawab kembali Sandra dengan gugup, yang membuat Tasya semakin yakin bahwa Sandra abis menangis.
***
Perlahan Tasya bangun dari tempat tidur dan mendekat ke Sandra serta melihat dengan teliti mata Sandra."Kamu nangis loh San..." Dengan diam Sandra hanya menutupi mukanya.
"Sandra bicara padaku kenapa kamu menangis...?" Dengan tegas Tasya bertanya kepada Sandra, namun Sandra hanya diam tak berbicara. Karena kesal Tasya keluar dari kamar meninggalkan Sandra sendiri.
"Seterah kamu ya Sama..."***
Tasya keluar dari kamar dia mengintip lewat lubang kunci pintu kamar agar tau ada apa sebenarnya dengan Sandra."Ya Tuhan , maaf kan aku Tasya... Aku tidak rela engkau pergi jauh dari ku, aku tidak ingin kamu kemana-mana... Aku takut jika aku tak kuat menahan beban saat ayah dan ibuku bertengkar."
***
Dibalik pintu Tasya ikut menangis, sungguh penderitaan yang tidak bisa ditanggung oleh kedua gadis cilik tersebut. Tak kuat menanggung perihnya perpisahan Tasya beranjak pergi entah kemana sampai ia bertemu dengan nyonya Rybeca. Nyonya Rybeca datang menjemput Tasya karena waktu sudah tak dapat diundur kembali, ia ingin cepat bergegas menjalankan impiannya yaitu balas dendam dengan kaum muslim."Tasya kamu mau kemana...?"
"Aduh, mamah aku mau ke kamar mandi..." Ucap Tasya dengan senyum sembunyinya.
"Kamu ingatkan sekarang sudah waktunya." Penegas nyonya Rybeca membuat Tasya takut."
"Ingat mah, tapi tunggu sampai Sandra pulang ke rumahnya ya mah." Mohon Tasya kembali.
"Ya sudahlah."
***
Seketika nyonya Meryana datang untuk menjemput Sandra, dikala itu Tasya hanya melihat dari kejauhan sementara nyonya Rybeca sudah sedari tadi pulang."Ya Tuhan kuatkan lah aku..." Doa Tasya, karena hanya hitungan jam ia akan berpisah oleh Sandra, entah untuk berapa lama... Bahkan untuk sehari saja Tasya ataupun Sandra tak pernah pisah, sementara kini mereka harus dipisahkan tanpa ketentuan waktu yang harusnya diketahui.
***
Dibalik kamar."Tasya mana sayang...?"
"Sepertinya ia keluar mah..."
"Kamu tak tau ia dimana."
"Tidak mah..."
"Yaudah mungkin sudah pulang duluan sama mamahnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Hijrah
Spiritualseorang gadis cantik yang bernama Anatasya Luciana, benci sekali dengan islam entah karena apa alasannya namun, entah mengapa Tasya jadi ingin sekali mendapat maaf dari orang islam agar ia bisa istiqomah seterusnya diagama islam. Akankah tasya menda...