narasi pake bahasa baku
Teman sebangku Hali sering mewanti-wanti, 'Jangan sampe urusan sama Hyunbin. Rusak idup lu.'
Yah, siapa bilang Hali mau berurusan dengan preman cap badak macam Chriznaldi Hyunbin Kurniawan?
Tapi takdir memang suka bercanda.
Sekeras apapun ia mencoba mengabaikan Hyunbin, bahkan ketika mereka sekelompok dalam praktek drama Jerman, nyatanya eksistensi pemuda itu sulit untuk dihindari.
Apalagi Hyunbin suka sekali mengikutinya kemana-mana, entah apa alasannya.
Hali risih, tapi dia terlalu malas untuk menegur pemuda jangkung satu itu.
"Heh."
Hali berjengit ketika sensasi dingin permukaan kaleng cola menyentuh pipinya.
Dia berbalik dengan bibir mengerucut, dan wajah Hyunbin pun menyambutnya. Hali sontak mundur karena kaget dengan dekatnya jarak wajah mereka.
Tidak butuh waktu lama bagi Hyunbin untuk memasang seringaian andalannya.
"Haus kan? Nih gue beliin cola."
Hali menatap cola kalengan yang dibawa Hyunbin dengan tatapan tidak tertarik.
"Aku gak suka cola."
"Ck. Ambil aja napa."
Hyunbin menyodorkan kaleng coca cola tersebut di meja Hali dengan paksa. Melihat reaksi pasif Hali, dia mendudukkan diri di sampingnya.
Tangan kanan menumpu kepala sehingga Hyunbin bisa melihat wajah Hali yang kembali asyik baca novel dengan lebih jelas.
"Baca buku apa?" Celetuknya, basa-basi.
Mungkin ekspresi Hali terkesan meremehkan pertanyaan Hyunbin tadi sehingga dia menambahkan,
"Tsk, salah ya gue nanya gitu? Kayak baru ditampar gitu muka lo."
Hali memandangnya sekilas. Tidak ada sedetik kemudian, dia kembali membaca novelnya. "Nggak salah kok Bin."
"Baca apa sih, Non?"
Gadis itu mengangkat novelnya dari meja sambil merentangkannya, sekedar memberi kesempatan bagi Hyunbin untuk membaca judulnya. Si pemuda bermata sipit mengangguk-angguk.
"Oh, House of Hades."
Hali menghentikan kegiatan membacanya. "Kamu tau ceritanya?"
"Ngga."
Sementara Hyunbin terkekeh-kekeh karena berhasil mengalihkan perhatian Hali dari novelnya, si gadis berambut pendek langsung menutup bacaannya dan bangkit.
Ekspresinya mulai menunjukkan kekesalan.
"Mau kemana?" Hyunbin ikut berdiri. Tangannya reflek menggenggam pergelangan tangan Hali.
"Kepo," gadis itu melirik Hyunbin dengan pandangan tak suka. "Kemana aja penting gak bakal diganggu sama kamu."
"Emang seru kalo nggak ada gue yang ganggu lo?" Hyunbin menaikkan sebelah alisnya, meremehkan.
"Emang ngga," Hali menggigit bibirnya kesal ketika Hyunbin menyeringai. "Dan aku malah pengen kamu berenti ganggu. Aku ngga suka sama definisi seru-seruan kamu."
Lalu Hali berjalan buru-buru meninggalkan kelas, tanpa berbalik sedikit pun.
Hyunbin berdecak.
Dia terduduk sambil mengacak rambutnya sendiri. Kepalanya ditelungkupkan ke meja, raut wajahnya menunjukkan rasa pasrah-setengah-kesal.
"Bin."
Dia menoleh ketika seseorang memanggilnya.
Dari pojok depan kelas, bangku yang sejajar dengan meja guru, seorang pemuda berkantung mata tengah menatapnya.
Hyunbin jadi ngeri sendiri. Sejak kapan pemuda itu ada di sana? Kenapa dia tidak menyadarinya sama sekali?
"Lo," dia menaikkan alisnya tak sabar ketika pemuda misterius tadi menjeda kalimatnya, "... suka sama Hali?"
Hyunbin mendengus. "Urus aja masalah lo sendiri."
Si pemuda misterius─Abilla Jinyoung, melanjutkan, "Kalo lo suka, gue bisa bantu buat deketin dia."
"Gak butuh," balas Hyunbin cuek.
Jinyoung menghela napas. "Oke. Tapi jangan nyesel sama keputusan lo."
Hyunbin tertawa meremehkan. "Hah? Ngapain? Nglindur lo."
"Belum tentu cuma lo yang suka dia, Bin," Jinyoung bangkit dari bangkunya. "Hati-hati aja."
Hyunbin mengabaikan perkataan Jinyoung dan memilih menganggapnya gurauan semata. Jinyoung? Heh, bisa apa dia masalah cewek?
Begitulah pikir Hyunbin.
Dan pemikirannya terbukti, Hyunbin tidak pernah melihat Jinyoung berusaha mendekati Hali.
Sehingga akhirnya, Hyunbin memutuskan kalau sudah saatnya untuk mengungkapkan perasaannya dengan serius pada Hali Mimura.
"Gue ... sayang sama lo. Dan ngga tau kenapa, gue yakin lo juga sayang sama gue. Why don't we date?"
"Ngaco. Aku sayang kamu?" Hali menyipitkan matanya. "Teori kamu dasarnya darimana?"
"Emangnya sayang harus pake dasar teori?"
Yah, tolong abaikan percakapan mereka yang saling balas-membalas dengan pertanyaan.
Jadi, tepat pukul 16.15 pada tanggal 28 Oktober 2015, ketika Hyunbin dan Hali masih murid kelas satu, mereka resmi menjadi pasangan.
"Udah resmi kan nih? Yaudah ayo jalan."
"Iya iya Hyunbin."
ew that escalated quickly lol. dan ngemeng-ngemeng, kekhilafanku mengakibatkan lahirnya cerita gaje ini. I'm sorry:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsta ─kwonhyunbin。✔
Fanfiction〔𝙘𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙〕 ❝emangnya sayang harus pake dasar teori?❞ cuma kisah dua remaja sesama cuekers yang susah mengungkapkan perasaan masing-masing. ─kwon hyunbin x oc ⓒ2017。guantenglin