Dalam perjalanan menuju taman bermain di dekat rumah Hali, Hyunbin berpikir keras tentang kalimat permintaan maaf yang akan dia ucapkan pada ceweknya itu.
Karena memang benar kata Jinyoung.
Dia dan Hali jarang berantem.
Sekalinya marah ya mungkim cuma jauh-jauhan selama sehari. Nah malemnya udah videocall-an.
Hampir tidak pernah ada pertukaran kata maaf.
Cuma saling sapa dan mereka Alan langsung ngobrol seakan-akan tidak terjadi masalah sebelumnya.
Udah ah frustasi gue, batin Hyunbin teriak-teriak.
Kesampingkan dulu masalah permintaan maaf.
Sekarang Hyunbin lebih memilih fokus untuk menghubungi Hali.
Tapi
nihil.
Dichat lewat whatsapp centang satu. Ditelfon tidak bisa. Padahal belum ada satu jam sejak Hali ngechat dia soal Jinyoung.
Nah udah off aja.
Kebiasaan.
"Gue tunggu aja di taman sampe dia angkat telfon."
Begitulah pikirnya.
Dan pastinya bakal dilakukan Hyunbin kalau saja sesampainya di taman tersebut, dia tidak melihat Hali yang sedang jongkok di depan anak kecil.
Segera, Hyunbin menghampiri keduanya.
Bocah yang tangannya sedang digenggam Hali itu menangis dengan wajah menyebalkan khas anak kecil.
Mulutnya mangap-mangap jelek dan pipi tembamnya dipenuhi air, entah asalnya dari mata apa hidung. Hyunbin tidak mau tahu.
Hali?
Meskipun ekspresi wajahnya masih datar seperti biasa, dengan sabar dia berusaha menenangkan si bocil, sampai-sampai kedatangan Hyunbin tidak disadari olehnya.
Kalau si bocah berhadapan sama Hyunbin sih sudah abis ditoyor kali ya.
"Ada apaan sih?"
Berbeda dari yang dia bayangkan sebelumnya, ternyata Hyunbin sama sekali tidak canggung ketika menyapa Hali setelah dim-diaman beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangsta ─kwonhyunbin。✔
Fanfiction〔𝙘𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙〕 ❝emangnya sayang harus pake dasar teori?❞ cuma kisah dua remaja sesama cuekers yang susah mengungkapkan perasaan masing-masing. ─kwon hyunbin x oc ⓒ2017。guantenglin