Waktu masih menunjukkan pukul 4 dini hari dan Emma sudah terbangun sejak 15 menit yang lalu karena lapar yang tiba-tiba melanda perutnya.
Emma berguling kearah samping dan menatap intens Leo yang masih tertidur pulas. Ah... Pasti melelahkan sekali bekerja sepanjang hari. Pria satu ini entah kenapa sungguh-sungguh gila kerja. Tapi Emma bersyukur karena Leo masih meluangkan waktu untuknya. Tak mengeluh sama sekali saat Emma meminta ini itu.
Emma ingin sekali membangunkan Leo untuk menemaninya makan. Tapi pria itu tampak sangat pulas dalam tidurnya. Terlebih dengkuran kecil yang keluar seperti alunan musik bagi Emma. Oh astaga, dia mulai tergila-gila pada suaminya! Hidung mancung itu, kedua mata yang tertutup, rahang yang membuatnya menggelinjang geli saat Leo belum bercukur, astaga semuanya! Emma menyukai semuanya!
"Lapar~" lirih Emma sambil mencengkram perutnya.
Dengan masih sedikit linglung, Emma memilih bangkit dari ranjangnya dan berjalan kearah dapur. Tapi saat keluar dari kamar, semua ruangan tampak remang-remang dengan pencahayaan minimun, membuat Emma ingin berbalik dan masuk kekamar lagi.
Rumah ini besar, dan saat remang-remang seperti ini semakin terlihat menakutkan saja.
Tapi rasa laparnya sungguh mampu membuatnya memilih berjalan di lorong-lorong gelap itu. Beberapa penjaga dilorong nyaris membuat Emma jantungan karena keberadaan mereka yang berada dibalik bayang-bayang. Emma tak peduli tatapan heran para penjaga, dan memilih meminta penjaga ketiga yang ditemuinya untuk mengantar ke dapur. Emma segera menyuruh penjaga itu pergi saat sampai diarea dapur. Emma lega, meski dengan tangan bergetar dan mata yang berkaca-kaca.
Dinyalakannya seluruh lampu dapur agar tidak tampak menakutkan lagi.
Emma membuka beberapa laci tempat penyimpanan yang hanya berisi sekotak kantong teh, kopi, cream, dan berbagai jenis minuman siap seduh. Lalu dilaci lainnya terdapat setumpuk tepung berbagai macam dan juga berbagai macam bentuk pasta. Dilci berikutnya hanya terdapat bumbu-bumbu masak lengkap.
Oh astaga, Emma sangat berharap dirumah ini ada mie instant hingga Emma hanya tinggal merebusnya saja. Tapi Leo selalu mengawasi isi dapur hingga tak ada makanan instant yang berbahaya untuk dimakan, tentu termasuk mie instant dan segala jenis snack.
Emma dengan lesu berjalan kearah kulkas dan membukanya. Mencari apa yang kira-kira bisa dimasak dengan mudah dan cepat.
Lalu matanya tertuju pada setumpuk kentang goreng yang tinggal digoreng saja. Emma segera mengeluarkan kentang goreng tersebut dan mendiamkannya selama beberapa menit agar tidak terlalu dingin untuk kemudian digoreng. Tangannya dengan cekatan mengambil wajan berukuran sedang dan memanaskan minyak.
Emma mengambil segenggam penuh kentang goreng dan memasukkannya kedalam minyak yang sudah panas. Membaliknya beberapa kali, berharap kentang itu tidak akan gosong.
Setelah berhasil menggoreng kentang, Emma memilih mengambil 2 butir telur dikulkas dan menggorengnya mata sapi. Untunglah telur itu juga tak gosong. Lalu setelah semuanya siap, Emma memilih membuat susu untuk menemani sarapannya yang terlalu dini.
"Selesai....." Emma tampak kesenangan dan segera duduk dimeja makan untuk menyantap semuanya.
Emma mengambil saos tomat yang berada ditengah-tengah meja makan dan mencocol kentangnya kedalam saos tomat. Menyantap habis kentang dan telurnya lalu meminun setengah susunya.
Dia kira, dia bisa nyaman setelah kenyang dan bisa kembali tidur dengan nyentak. Tapi perutnya justru bergejolak minta dikeluarkan semua isi perutnya. Astaga, semua makanan itu bahkan tidak masuk lebih dari 10 menit yang lalu dan sekarang minta dikeluarkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Love
Action#AlterEgoSeries1 (Cerita tentang kepribadian ganda) Selamat Membaca!!! :)) . . WARNING!!! DILARANG MENCIPLAK/MENGKOPI SELURUH ATAU SEBAGIAN ISI CERITA. CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA. ...>••<...