"Aku membenci kalian. " Gadis itu tak mempedulikan sama sekali reaksi orang tuanya. Dia tak memberikan kesempatan orangtuanya untuk memberi pembelaan dan langsung melanjutkan kata-kata tajamnya. "Kalian menjualku, hanya demi uang."
Namanya Yuniar Emma Julinka dan kini dia amat sangat membenci orang tuanya. Orang yang sudah memberikannya cinta kasih sepanjang hidupnya selama 18 tahun ini. Tapi dia tak peduli akan semua kebaikan lalu yang telah terjadi, karena kenyataannya kini orangtuanya menjualnya pada pria kaya untuk mendapatkan uang.
Hah! Mereka tak semiskin itu untuk melakukan segala hal untuk mendapatkan uang, tapi kenapa...? Kenapa mereka melakukan ini?
Dia baru taman SMA dan dia tak ingin menikah sesegera itu. Apalagi dengan pria yang tak dikenalnya dan juga pria tua yang umurnya jauh diatasnya. Dia ingin bekerja dan mengumpulkan biaya kuliahnya sendiri. Tapi kenapa orang tuanya melakukan ini semua?
Dia.... Tak habis pikir. Dunia benar-benar sudah mau kiamat dia rasa. Kenapa sekarang banyak orang tua yang rela menjual anaknya?
"Jaga ucapanmu, nak! " kini ayahnya membela diri. Melotot dengan ekspresi terluka yang kentara. "Semua tindakan ada alasannya dan ini yang terbaik yang bisa ayah lakukan."
Yang terbaik adalah dengan menjual dirinya? Hah, lucu sekali.
Dunia sudah terbalik sepertinya.
"Maafkan kita sayang." Ibunya maju menggenggam kedua tangannya. Ekspresinya pesakitan dengan air mata yang terus berlinang.
Tidak.
Gadis itu tak akan percaya Pada airmata buaya itu. Hatinya sudah terlanjur mati mendengar semua ini. Mendengar masa depan yang telah ditentukan untuknya. Kenapa harus?! Ini hidupnya. Dia berhak menentukan masa depannya sendiri.
Tapi dia rasa,, dia masih punya setitik hati yang masih bertahan. Setitik hati nurani yang tak tega dengan semua kesedihan kedua orangtuanya. Tak peduli bahwa itu tipu muslihat atau tidak. Dan entah kenapa setitik hati itu berhasil menggerakkan hatinya yang perlahan mati selama beberapa detik itu.
"Aku akan melakukannya. Aku akan menikah dengan pria itu. Tapi, jangan anggap aku anak kalian lagi."
Dan semua ini dia anggap selesai sekarang. Dia, Yuniar Emma Julinka bukan anak mereka lagi. Dia sudah terlalu sakit hati, terlalu marah. Biarkan mereka hidup dengan uang melimpah yang mereka dapatkan. Dan biarkan dia hidup dengan apa yang masih dia punya, yaitu dirinya sendiri dan masa depan sialan itu.
..
..
..Abraham's House
7.00 pmBeberapa pelayan mondar-mandir, menyiapkan banyak menu makan malam untuk sang tuan rumah yang kini sudah duduk dengan tenang dimejanya. Semua pelayan bergegas menyiapkan makanan.
Meja makan besar itu nyaris penuh dengan berbagai hidang makanan dan hanya ada satu piring kosong beserta alat makannya dikepala meja.
Tidak. Ini hanya akan membuang-buang makanan.
Leo meringis. Yang makan memang hanya dirinya disini tak ada yang lain. Kenyataannya yang hidup dirumah berlantai 3 ini hanya dia dan para pelayannya. Miris. Dan makanan ini hanya akan terbuang percuma. Salahnya memang. Seandainya saja tadi dia berpesan makanan apa yang dia inginkan untuk makan malam, pelayannya jadi tidak perlu menyiapkan segala jenis makanan. Begitulah para pelayannya, dan dia tadi terlalu sibuk hingga tak sempat memesan makanan apa yang mau dimakannya.
Ttookkk.... Tok... Tok...
Leo mengetuk gelas wine-nya ke meja dengan cukup keras beberapa kali. Dan dengan segera beberapa pelayan yang tadi menyiapkan makanannya berdiri mengitarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Love
Ação#AlterEgoSeries1 (Cerita tentang kepribadian ganda) Selamat Membaca!!! :)) . . WARNING!!! DILARANG MENCIPLAK/MENGKOPI SELURUH ATAU SEBAGIAN ISI CERITA. CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA. ...>••<...