Chapter 6 : Rencana

42.7K 2.7K 12
                                    

Burung-burung berkicau. Awan-awan berarakan mengikuti perputaran bumi. Cahaya matahari mengintip dari balik gumpalan-gumpulan awan tersebut. Tak ada tanda-tanda mendung. Seperti semalam yang dihiasi oleh awan mendung meski tak meneteskan hujan sama sekali. Hari ini secerah hati para burung yang bernyanyi dilangit.

Cahaya hangat matahari menyelinap masuk melalui tirai merah gelap yang menghiasi jendela kamar. Pria itu menggeliat, Mengusap matanya dan menatap langit-langit dengan kernyitan dalam.

Ohhh dia kembali?

Leo tersenyum lebar. Dirinya lega karena bisa kembali, bukannya terus terkurung dalam sudut gelap dihatinya yang pekat. Terlalu mengerikan, tapi sebenarnya lebih baik daripada menghadapi rasa frustasinya yang tak tertahankan. Masa lalunya yang kelam kini membuatnya sensitif akan segala perasaan negatif. Membuatnya menjadi pria yang amat rapuh, meski hal itu tak terlihat dari luar.

Kalau boleh jujur, separuh dirinya bersyukur dengan kehadiran Ethan. Tapi separuhnya lagi tentu tidak. Ethan terlalu gila dan seenaknya. Hal lainnya tentang pria itu, Ethan terlalu liar dan ingin membunuhnya, terlalu ingin menguasai tubuh ini sendiri. Yahh bajingan brengsek memang.

Apalagi Leo tahu bahwa tubuhnya telah dipakai berkali-kali. Dia kadang jijik dengan dirinya sendiri.

Tapi tunggu..... Berapa lama dia tertidur?

Leo bangkit dan duduk diatas ranjangnya. Tersadar jika tubuhnya tak mengenakan apapun. Tunggu.... Jangan bilang Ethan sedang.... Ohh sial.

Kalau boleh dibilang, ini bukan pertama kalinya.

Tentu ini bukan kali pertama dia terbangun dari kegelapannya diatas ranjang tanpa pakaian. Bonusnya dia terbangun dengan seorang wanita disampingnya.

Jika terlalu tenggelam dalam gairahnya, Ethan nyaris tak bisa mengontrol diri dan mengendorkan pertahannya. Saat-saat itulah Leo bisa merebut tubuhnya lagi. Disaat itulah dia terbangun dengan seorang wanita. Itu hanya jika Ethan terlalu terlena. Beberapa diantaranya, Ethan bisa mempertahankan dirinya. Jika sudah begitu, Leo harus menunggu hingga Ethan puas dengan kesenangannya menguasai tubuh ini hingga dia tidak sadar jika mengendorkan pertahanannya. Untungnya, Ethan tak terlalu sering keluar. Hanya yah... Jika dihitung-hitung tak sampai sepuluh jari yang dimilikinya sejak dia sadar sosok Ethan ada.

Dan kini, dia harus segera pergi. Jangan sampai gadis itu terbangun.

Leo bangkit dari tidurnya. Memunguti baju-bajunya dengan ketelanjangannya. Tapi gerakannya terhenti saat sekilas tadi dia melihat sesuatu yamg familiar.

Leo menegakkan tubuhnya dan benar-benar menatap tubuh yang tergolek tenang dalam ranjang didekatnya.

"Ini... Tidak mungkin." Leo menjambak rambutnya tanpa sadar.

Tunggu.... Bagaimana bisa gadis itu berada diranjangnya? Bagaimana bisa tubuh itu tergeletak tanpa sehelai apapun juga? Dan dan.....

Leo menyingkap selimut yang menutupi gadis itu. Memastikan jika mungkin saja apa yang dipikirkannya tak terjadi. Mungkin saja mereka hanya tidur bersama tanpa melakukan apapun dan udara terlalu panas hingga tanpa sadar mereka membuka baju masing-masing. Dan juga kemungkinan lainnya adalah gadis itu masih pakai celana dalamnya, semoga saja.

Tapi jika dipikirkan, alasan itu sungguh konyol.

Selimut itu tersingkap dan Leo membeku ditempatnya. Tidak. Ini lebih dari yang bisa dibayangkannya.

40% dirinya terpaku karena melihat tubuh gadis yang selalu diidam-idamkannya telanjang bulat. 60%-nya terpaku dengan noda darah yang berada dispray itu.

The Billionaire's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang