Pelajaran hari ini sudah selesai. Sakura sedang bersiap-siap mengemasi bukunya kedalam tas. Seharusnya mereka pergi ke mall bersama hari ini, tapi Sakura tidak bisa ikut dengan alasan harus pulang cepat.
" Sakura... " suara baritone mengganggu konsentrasi Sakura yang sedang memasukkan bukunya kedalam tas.
" Iya Sasuke-kun? " oh tidak. Wajah polos Sakura membuat Sasuke ingin menerkamnya sekarang juga.
" Ibumu menyuruhmu pulang bersamaku tadi. "
" Memang kakakku kemana dan kenapa kaa-san malah menelfonmmu? " selidik Sakura.
" Ada urusan dan handphone-mu tidak aktif. "
" Ahh...aku lupa aku mematikannya tadi. " Sakura menepuk dahi lebarnya dan merutuki dirinya dalam hati.
" Ah...tapi aku pulang sendiri saja, lagipula tidak mungkin aku pulang bersama rivalku sendiri. " ujar Sakura dengan seringai tipis yang menghiasi wajahnya. Inilah wajah aslinya yang dia sembunyikan dibelakang topengnya selama ini.
" Jadi ini Sakura yang sebenarnya? " tanya Sasuke sinis. Jujur, dia tidak suka Sakura yang seperti ini.
" Hihihi...bahkan semua temanku seperti itu, jadi bukan aku saja. "
" Apa yang membuatmu seperti ini Sakura? " geram Sasuke.
" Kenapa Sasuke? Kau mau marah? Sayangnya kau tak akan bisa melawanku karena aku wanita, dan kau tidak mungkin akan melawan wanita. Dasar lemah. "
" Aku tidak lemah! "
" Daripada harus berhadapan denganmu mending aku menjalankan misiku saja. Jaa ne Sasuke-kunnn.... " ucap Sakura sinis lalu langsung pergi dari hadapan Sasuke.
" Apa-apaan kau Sakura. Dan apa tadi? Misi? " gumam Sasuke.
Jujur saja, sekarang Sasuke sedang frustasi karena Sakura. Gadis musim seminya itu, yang dia kira perempuan yang kalem ternyata itu hanya topeng untuk mengelabuhi semua orang. Dan apa itu, misi? Misi apa yang Sakura maksud? Sasuke benar-benar tak mengerti.
Sasuke pulang dengan muka yang kelewat kusut. Dia hanya menganggap para maid dan penjaga yang menyapanya adalah angin lalu, biasanya dia akan menggumam tak jelas. Tapi kini tidak sama sekali, bahkan memandangpun tidak. Dari perilaku Sasuke sekarang para pelayan disitu sudah tau jika tuan mudanya saat ini sedang dilanda masalah.
" Yo my lovely ottouto. " pekik itachi setelah melihat adik kesayangannya pulang.
" Hn. " gumam Sasuke lalu langsung berlari ke kamarnya.
" Ada apa dengan dia ya??" pikir Itachi.
.
.
.
.
." Hahaha...jadi mereka sudah tau wajah asli kita, Sakura? " tanya Karin.
" Ya. Dan sekarang aku tidak mau lagi menjadi budaknya. Seorang Haruno Sakura dijadikan pelayan Uchiha Sasuke, aku tidak terima itu. " geram Sakura.
" Yosh...aku setuju denganmu Sakura. Si Sai bodoh itu menyuruhku terus-menerus, aku bisa gilaa..." cerocos Ino.
" I-iya Ino-chan... Si d-duren itu j-juga membuatku t-tidak bisa t-tidur dengan nyenyak. D-dia menyuruhku mengerjakan semua PR-nya. " ujar Hinata gagap, tapi mengisyaratkan dendam.
" Lalu bagaimana dengan misi kita? " tanya Temari dengan gaya tangan masuk ke saku celananya.
" Entahlah. Kita harus membuat mereka hancur. Mereka telah menghancurkan kita dulu. Sekarang saatnya kita balas dendam. " jelas Sakura sambil menatap langit.
Ya mereka sedang berada di balkon kamar Sakura sekarang. Angin malam berhembus menyibak rambut pink milik sakura. Matanya berkilat mengingat memorinya 9 tahun yang lalu.
Flashback mode on
Sakura, Ino, Hinata, Temari dan Karin sedang bermain di taman. Dulu mereka masih berumur 7 tahun. Mereka adalah sahabat sejak berumur 5 tahun, tepatnya saat mereka pertama kali masuk Taman Kanak-Kanak.
Mereka asyik bermain. Sakura yang sedang menggambar pohon bunga sakura, Ino dan Karin yang sedang bermain ayunan, Temari yang sedang memberi makan ikan dan Hinata yang sedang bermain dengan kucing kecil yang barusaja dia temui di jalan raya.
Mereka tidak sadar bahwa ada sekumpulan anak laki-laki yang sedang menatap mereka tajam. Mereka tidak rela jika tempat favorit mereka diambil alih oleh orang asing.
Lalu salah satu dari mereka melempar bola dan mengenai kepala Sakura. Sakura yang tidak terima langsung menghampiri anak itu lalu langsung menonjok pipinya. Terlihat darah segar mengalir di sudut bibir anak laki-laki tersebut.
" Dasar pantat ayam, jika tidak bisa bermain bola ya jangan bermain bola. Kau nyaris membuatku pingsan tau! " amuk Sakura yang emosinya sudah keluar batas.
" S-sakura-chan, apa yang kau l-lakukan? Kasian d-dia... " ujar Hinata.
" Apa yang perlu dikasihani, Hinata. Dia telah membuat kepala Sakura berdarah. " sergah Temari.
" Ap-apa? B-b-berdarah? " pekik Hinata kaget.
" Astaga, Saku... " pekik Ino dan Karin bersamaan.
" Apa yang kalian lakukan pada teman kami baka? " tanya Ino setengah berteriak.
" Kalian telah merebut tempat favorit kami. Dan teman pink-mu itu telah merebut tempat favorit, Teme. " ujar anak laki-laki bersurai kuning jabrik.
Ya. Merekalah Sasuke, Sai, Naruto, Shikamaru dan Suigetsu. Mereka sangat marah pada anak perempuan didepan mereka.
" Maaf. " ucap Sakura tiba-tiba.
" Apa katamu? " ucap Sasuke.
" Kami minta maaf. Kami tidak tau ini tempat favorit kalian. " jelas Sakura.
" Baiklah, kami memaafkanmu, tapi dengan satu syarat. Kalian harus menjadi pelayan kami selama sehari. Dan itu berlaku jika kalian membuat masalah dengan kami. Dan juga untuk selamanya! " tukas Suigetsu.
" B-baiklah, kami mau asalkan kalian memaafkan kami. " ujar Temari.
" Oke. "
Flashback mode off
Masa kecil yang suram. Mereka selalu dijadikan budak oleh Sasuke dan kawan-kawannya. Dan mereka selalu saja memancing Sakura dkk. untuk membuat kesalahan.
Satu tahun kemudian mereka memutuskan untuk berpisah, dan sekarang mereka dipertemukan lagi di KHS. Sasuke dkk. tidak tahu bahwa mereka itu adalah teman masa kecil mereka sekaligus cinta pertama mereka, karena Sakura dkk. telah menjadi gadis-gadis cantik sekarang yang dikenal dengan Fire Princess.
FP masih mengingat bahwa para pemuda itu adalah anak laki-laki yang membuat mereka sengsara dulu, dan sekarang-pun begitu. Mereka terlalu banyak melawan IP dan berakhir dengan perjanjian terkutuk itu lagi.
" Kita harus bagaimana sekarang? " tanya Temari membuat Sakura sadar dari lamunannya.
" Kita kerjai habis-habisan mereka besok. " jawab Sakura dingin.
" Itu baru jidatku. " pekik Ino senang.
" Kita akan menghancurkan mereka/Li-lihat saja n-nanti. " sahut Karin dan Hinata bersamaan
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
FanfictionKisah cinta Ice Prince and Fire Princess yang sebelumnya adalah rival sejati. Tapi lama-kelamaan mereka merasakan sesuatu yang tidak pernah sekalipun mereka rasakan. Cinta. Apakah mereka dapat mematahkan ego mereka dan memilih untuk menyatakan peras...