Hari ini Sakura datang lebih awal daripada biasanya, dan penyebabnya adalah dia belum mengerjakan tugas sejarah dari Asuma-sensei.
Oh ayolah, ini Sakura. Kalau Naruto sudah pasti tidak mengerjakan, tapi jika sakura? Padahal selama hampir 3 tahun di KHS dia tidak pernah tidak mengerjakan PR.
Sakura berjalan cepat menelusuri lorong-lorong sekolah yang masih sepi. Jujur dia merasa takut sekarang, bulu kuduknya saja sampai berdiri.
Brakk...
Pintu dibuka kasar oleh gadis bersurai pink, siapa lagi kalau bukan Sakura.
" Kau ini kenapa? " tanya suara baritone yang sialnya Sakura tau siapa.
" A-aku... "
Sasuke hanya mengeryitkan alisnya karena Sakura tidak menjawab pertanyaannya dengan jelas.
" Aku apa? " ulang Sasuke.
" Hh...aku mau masuk kelas, apakah salah? " tanya Sakura.
" Hn. " jawab Sasuke ambigu.
" Hh...dasar manusia 'Hn'. " cibir sakura.
Sakura-pun duduk dibangkunya lalu mengambil buku sejarahnya di dalam tas. Lalu dia mulai mengerjakannya dengan tenang, sampai ada suara yang mengintrupsi Sakura untuk berhenti menulis.
" Belum mengerjakan PR, Haruno-san? " ucap seseorang di dekat Sakura dengan nada mengejek.
" Aku hanya belum mengerjakan sekali saja, Shion... " ujar Sakura malas.
" Hah...Haruno Sakura sekarang jadi anak pemalas, eh? " ejek Shion.
" Pergilah shion, aku tidak mau ada keributan! " perintah Sakura halus tapi mengandung amarah.
" Huh...kaciann...baiklah aku pergi dulu, dear... " ucap Shion sambil mengusap pipi Sakura pelan lalu langsung pergi dari situ.
Sakura menghela nafasnya kasar lalu kembali pada aktifitas awalnya. Berdebat dngan Shion pada pagi hari bukanlah pilihan yang tepat, buktinya sekarang energinya terkuras hanya karena berdebat dengan Shion belum lagi PR-nya yang belum selesai. Hah...merepotkan.
Temari yang baru datang melirik ke arah Sakura yang sedang mengerjakan tugas sejarahnya. Wajah Sakura terlihat pucat sekarang, apakah Sakura sakit? Itu yang sedang dipikirkan Temari saat ini. Tanpa ba-bi-bu Temari langsung menghampiri Sakura dan bertanya pada gadis merah muda itu.
" Sakura... " panggil Temari.
" Eh...Temari, ada apa? " tanya Sakura
" Kau terlihat pucat, apa kau sakit? " jawab sekaligus tanya Temari.
" Aku hanya kelelahan Temari, ini bukan masalah besar " ujar Sakura meyakinkan Temari.
" Tapi wajahmu pucat Sakura, sebaiknya kau kuantar ke UKS sekarang. " saran Temari.
" Aku tidak mau. Percayalah padaku Temari, aku tak apa. " tolak Sakura.
" Baiklah jika ada apa-apa panggil aku, okay? "
" Okay. "
Lalu Temari pergi ke bangkunya dan membuka novelnya. Sakura kembali mengerjakan PR sejarahnya sambil menunggu bel masuk berbunyi. Bahkan sekarang dia berdoa agar bel-nya tidak berbunyi.
.
.
.
.
.Sakura, Ino, Hinata, Temari, dan Karin sekarang berada di taman belakang sekolah. Mereka membuka kotak bekal mereka masing-masing dan melahapnya dengan rakus, tak terkecuali Hinata.
" Teman-teman, a-aku ingin me-mengajak kalian menginap di ru-rumahku. A-apa kalian mau? " tanya Hinata memecah keheningan.
" Wuahh...sudah lama aku tak ke rumahmu Hinata. " teriak Ino histeris.
" Iya... " sahut Karin.
" Biasa saja, pig... " gerutu Sakura.
" Aku mau Hinata, tapi aku akan meminta ijin orang tuaku dulu. " ujar Temari, mungkin hanya Temari, hinata dan sakura yang normal disini.
" Baiklah, be-besok kan sekolah diliburkan j-jadi aku ingin mengajak ka-kalian kerumahku. Lagipula pa-pacar kakakku yang dari China akan d-datang kesini. " jelas Hinata.
" Wuihh...kak Tenten itu ya? " tanya Karin memastikan.
" Iya Karin-chan... "
" Sudah lama aku tak bertemu dengan kak Tenten. " sahut Temari. " Sakura, apa kau sudah lebih baik? " tanya Temari khawatir, karena tadi setaunya tadi Sakura terlihat pucat.
" Ya, Temari. Tadi aku hanya terlalu lelah, kemarin aku latihan berpedang sampai larut. " jelas Sakura.
" J-jangan terlalu memforsir tenangamu S-sakura-chan..." nasehat Hinata.
Setelah itu bel masuk berbunyi. Mereka merapikan kotak makannya masing-masing lalu pergi ke kelas mereka.
Ino dan Karin yang dasarnya cerewet tidak henti-hentinya mengoceh sedari tadi. Mereka adalah partner mengoceh(?) yang saling melengkapi.
Hinata hanya menanggapi mereka dengan senyum manisnya. Sedangkan Sakura dan Temari sudah mengantuk dari tadi mendengar ocehan dua nenek lampir itu.
" Berhentilah mengoceh Ino, Karin! " perintah Temari tegas.
" Benar, kalian jangan mengoceh terus. Ayo masuk. " ujar Sakura datar.
" Hhh...baiklah forhead " (Ino)
Jam terakhir mereka lalui dengan hikmat sampai tak terasa bel pulang sudah berbunyi. Iruka-sensei mengakhiri pelajarannya dan murid-murid diperbolehkan pulang.
" Aku pulang duluan. Nanti aku akan ke rumahmu Hinata... " Teriak Sakura dari kejauhan.
" Kami juga pulang dulu Hinata. Kami akan bersiap-siap dulu. " ujar Temari mewakili dirinya, Ino dan Karin.
" Baiklah, jangan sampai lupa ya... " ucap Hinata lembut, kali ini dia mati-matian agar tidak gugup dalam berbicara.
Tin..tin...
Suara klakson mobil mengagetkan Hinata. Hinata melihat kakaknya berada di dalam mobil. Lalu Hinata masuk ke dalam mobil, mobil itu langsung pergi melewati jalanan konoha yang sedang dalam mode ramai karena banyak anak yang pulang sekolah pada jam seperti ini.
Selamat menunaikan ibadah puasa minna-san.
Maaf alurnya kecepetan.
Silakan vomment.😃
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
FanfictionKisah cinta Ice Prince and Fire Princess yang sebelumnya adalah rival sejati. Tapi lama-kelamaan mereka merasakan sesuatu yang tidak pernah sekalipun mereka rasakan. Cinta. Apakah mereka dapat mematahkan ego mereka dan memilih untuk menyatakan peras...