Happy reading!!
Haruskah aku menyalahkan segalanya yang terjadi padaku kepadamu?
"Aduh sakit bego!!" pekik Liza kesal karena Davis menyentil dahinya seenaknya karena dari tadi ia mengerutkan dahinya."Yang bego siapa coba? Liat pantai bagus kaya gini bukannya seneng malah diem sama dahinya berkerut gitu," geram Davis kesal. Usahanya membuat Liza senang gagal total. Mereka hanya berdiri dari jauh seperti orang tolol.
"Bukannya gitu gue cuma bingung mau ngapain di pantai pagi-pagi kaya gini? Gue udah lama banget tau gak ke pantai."
"Ya kali lo mau loncat-loncat atau gak mainan air," ejek Davis.
"Emang boleh?"
"Emang ada yang larang?" tanya balik Davis.
"Enggak sih."
"Lah terus apa lagi?" Davis mengerutkan alisnya bingung dengan sifat Liza yang aneh.
"Gue takut." Liza menggenggam ujung kemeja Davis seolah membutuhkan perlindungan.
"Takut? Takut sama siapa? Gak ada yang marahin lo kalo mainan air Liza," ujar Davis bingung dengan ucapan Liza.
"Gue takut air."
"What? Lo takut air?" tanya Davis tak percaya.
"Gak usah diperjelas kali. Gue mau pergi dari sini pokoknya," putus Liza yang langsung masuk kedalam mobil Davis.
"Dasar aneh,"dengus Davis pelan. Ia kembali masuk kedalam mobilnya, "terus maunya kemana?"
"Kemana aja yang penting gak ke pantai."
Davis hanya bisa menghela nafasnya lemah, ia mengikuti permintaan Liza. Dia memutar kemudinya kearah jalan raya. Sesekali ia melirik kearah Liza yang masih diam. Tidak seharusnya ia terjebak dalam sifat manja Liza yang seperti ini. Tapi ia tidak bisa membiarkan gadis itu sedih lagi.
"Dav," panggil Liza lirih tanpa menatap pria yang ia panggil.
"Hmm." Davis hanya membalas dengan gumaman.
"Kita mau kemana?"
"Emang maunya kemana?" tanya Davis.
"Kalo ketempat favorit gue aja gimana?"
Davis menaikkan sebelah alisnya, "emang kemana?"
"Tempatnya sih jauh dari sini. Paling nggak kita sampe sana udah sore kalo gak malem."
"Ya udah gak papa, emang dimana sih?" tanya Davis penasaran.
"Gue gak tau nama daerahnya, tapi gue tau jalannya. Biar ntar gue yang tunjukin jalannya gimana?"
Davis hanya membalas dengan anggukan, ia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia tidak kemalaman sampai ditempat yang Liza maksud. Baru setengah perjalanan hari sudah beranjak siang, Davis memutuskan untuk berhenti ditempat makan dulu, ia tau pasti perutnya butuh diisi begitu pula dengan Liza. Setelah selesai ia melanjutkan perjalanannya, jalanan mulai menanjak naik sepertinya tempat yang dimaksud Liza adalah pegunungan. Tapi entahlah.
"Dav kita mampir di supermarket dulu ya. Didepan sana ada supermarket." Liza menujuk kearah supermarket yang tak jauh dari mobil yang mereka naiki sekarang.
Davis mengikuti permintaan Liza. Ia menghentikan mobilnya tepat didepan supermarket yang Liza tunjukkan.
"Lo tunggu disini biar gue yang beli, mana uang lo?" perintah Liza, ia menengadahkan tangannya didepan Davis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indirection
Romance(Akan Direvisi setelah ceritanya selesai ) By: Aliza Valenzuela Kenapa kehidupan selalu mempermainkan diriku.. Awalnya pertunangan yang harus kubatalkan demi orang lain, lalu penikahan yang kugagalkan dan membiarkan calon suamiku pada orang lain...