🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑🔑
Jika Air Dan Minyak tidak bisa menyatu
Apa kita juga tidak bisa menyatu?Jika Matahari dan Bulan tidak bersatu
Apa kita juga tidak bisa bersatu?Jika langit dan bumi tidak bisa dekat
Apa kita juga tidak bisa dekat?Apa ketidak bisaan itu kau jadikan alasan?
Jika iya, maka tidak bisakah kau berpaling dari itu semua.Air dan minyak memang tidak bisa menyatu.
Langit dan bumi juga tidak bisa bersatu.
Dan sama halnya dengan langit dan bumi.Tapi mereka bisa saling melengkapi dan tidak mengingkari satu sama lain. Seolah itu adalah takdir mereka.
🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓🔓
Liza Pov.
Dengan langkah sedikit sempoyongan aku mendekat kearah suamiku yang tengah tertawa renyah. Entah apa yang mereka obrolkan hingga mereka tertawa terbahak-bahak.
"Hay sayang, duduk sini," sapa Nathan setelah merasakan kehadiranku, ia menepuk sofa disebelahnya yang masih kosong.
Aku mengangguk patuh, namun lagi-lagi kepalaku pusing dan pandangaku kembali kacau. Aku mendudukkan pantatku di sofa sebelah Nathan. Ku sandarkan tubuhku pada sofa dengan sesekali memijit pelipisku dengan pelan berharap bisa mengurangi pusing yang semakin bertambah berat.
Obrolan terus berlanjut sampai membahas tentang pekerjaan mereka. Walau aku tidak bisa menangkap banyak apa yang mereka obrolkan, tapi setidaknya aku mengerti sedikit.
Aku mengernyitkan keningku bingung saat Kurasakan kini tubuhku semakin panas, walaupun ruangan yang ku tempati sekarang berac tapi rasanya tubuhku semakin kepanasan. Atau bahkan seperti terbakar. Hingga aku merasa begah dengan baju yang kupakai sekarang.Mungkin mandi dengan air dingin pilihan yang tepat.
"Sayang kau tidak apa-apa?" tanya Nathan, ia menempelkan tangannya di dahiku. Tubuhku seperti tersetrum listrik saat tangan suamiku tersentuh dengan kulitku, ada gelagat aneh ditubuhku yang aku sendiri tidak tahu itu apa. Tanpa sadar aku menggigit bibirku sendiri.
"I'm fine, mungkin gue cuma kecapean Nathan. Lebih baik aku ke kamar dulu aja ya." elakku.
"Baiklah. Nanti aku menyusul."
Aku mengangguk patuh lalu berjalan menuju ke kamar ku dengan langkah sempoyongan. Sebenernya aku sedikit bingung harus kekamar mana, namun setelah bergulat dengan fikiranku kuputuskan untuk memilih kamar yang tadi ku pakai saat aku dirias. Tanganku terulur untuk memutar kenop pintu kamar tersebut namun seseorang mencengkeram kuat lenganku. Orang tersebut menarikku kearah kamar lain yang kurasa itu gudang.
"Lepaskan aku." pekikku sambil berusaha keras menampik tangan tersebut.
Tanganku ia lepas dengan kasar kearah dinding sehingga tubuhku terbentur dengan kokohnya dinding kamar tersebut. Remuk sudah tubuhku ini.
"Kakak, Kakak, kenapa hidupmu terus saja beruntung sih? Pertama Daniel, lalu Davis, sekarang Nathan habis ini siapa?" ucap Keyla dengan senyuman liciknya.
Ya orang itu Keyla, "kurasa itu bukan urusanmu."
"Kau salah." Keyla tertawa renyah menatapmu, "apa kau lupa dengan ini?" keyla menunjukkan tangannya, ah tidak lebih tepatnya jari manisnya yang kini terdapat cincin berlian melingkar disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indirection
Romance(Akan Direvisi setelah ceritanya selesai ) By: Aliza Valenzuela Kenapa kehidupan selalu mempermainkan diriku.. Awalnya pertunangan yang harus kubatalkan demi orang lain, lalu penikahan yang kugagalkan dan membiarkan calon suamiku pada orang lain...