24. My Sexy Boy

65 34 0
                                    

🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎🎎

Biarkan aku kau jadikan alasan untukmu untuk tetap disini..
Namun bisakah kau kujadikan alasanku untuk tetap bertahan?

❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌

N

athan Pov.

Aku begitu senang setelah aku dan Liza sudah resmi menikah dengan bergitu aku bisa leluasa menjaga gadisku. Aku sudah berjanji sepenuh hatiku akan membuatnya bahagia dan tidak akan ada lagi air mata yang tumpah dari pelupuk matanya. Ngomong-ngomong tentang Liza, kira-kira sedang apa ya dia? Apa dia sudah selesai dihias? Pasti dia cantik sekali! Jadi penasaran. Tapi sayang sekali aku masih dikunci oleh Mom dan Dad, jadi aku tidak bisa pergi ke kamar Sayangku. Akan tetapi jangan panggil aku Nathan Evengelista jika aku tidak punya banyak akal.

Dengan mengandalkan Liza yang lapar, Dad dan Mom langsung keluar dari kamarku bergegas ke dapur untuk mengambil makanan. Setelah mereka pergi, aku mendengar suara langkah kaki entah dari siapa. Langsung saja kuketuk pintuku dan meminta bantuan untuk membukakan pintu untukku. Dan lagi-lagi berhasil.

Aku segara berlari kecil kekamar Liza yang letaknya tidak cukup jauh dari kamarku. Namun saat melihat buah-buahan dan air mineral tergeletak dimeja makan aku teringat dengan Liza yang katanya kelaparan, segera aku mengambilnya.

Setelah sampai didepan kamar Liza, kuputuskan untuk mengetuk pintu kamarnya terlebih dahulu. Takutnya jika dia sedang memakai baju pengantinnya. Namun setelah itu terdengar sang empu memberikan izin, aku langsung membukanya. Walaupun kamar Liza dikunci tapi beruntung kuncinya masih tergantung dipintu, sepertinya Dewi fortuna masih berpihak padaku.

Aku terpaku menatap Liza yang telah di riasan dan juga gaun pengantin pilihanku sudah ia pakai. Walau aku melihatnya dari belakang, aku bisa melihat kecantikannya. Astagaa istriku kenapa cantik sekali? Lebih cantik saat dipernikahan Davis tadi. Jadi ingin melahapnya.

"Letakan aja disana, nanti Liza makan," seru Liza tanpa menatap kearah belakang. Mungkin ia fikir aku Mom atau Dad.

Kuletakkan buah dan air mineral diatas nakar, lalu beralih menatap Liza kembali. Gadis itu masih saja menutup matanya dan membiarkan udara dingin menyapa leher jenjangnya yang tengah terekspos. Apa dia tidak kedinginan? Sebenarnya apa yang sedang ia fikirkan?

Perlahan kulangkahkan kakiku sepelan mungkin agar ia tidak terganggu dariku.

"Nathan Nathan."

Aku menaikkan sebelah alisku binggung dengan Liza yang tiba-tiba memanggiku, apa aku ketahuan?

Gadis itu masih saja diam dan tetap dalam kondisi sebelum setelah aku benar-benar berbeda didepannya. Sekarang baru bisa kulihat paras Ayu istriku yang begitu cantik. Tubuhnya yang ramping dibalut dengan gaun putih yang membuat lekuk tubuhnya terlihat dengan belahan dada yang sedikit kebawah membuat payudara gadis itu sedikit terlihat mengepul keatas. Ditambah dengan riasan yang natural diwajahnya, sedangkan make up diarea matanya lebih kuat membuat tampilannya lebih tegas. Astaga aku tidak bisa mendeskripsikan lagi dirinya yang jelas ini benar-benar perfect.

Aku melirik bibir tipis yang ada didepannya. Sejak dulu bibir itu selalu saja membuatku gila dan tidur tidak nyenyak. Apalagi setelah aku mencoba manisnya bibir itu diatap perusahaanku beberapa hari yang lalu. Sekarang bolehkah aku menjajalnya lagi?

Perlahan kudekatkan wajahku dengan wajahnya, setelah tidak menerima respon yang berlebihan barulah aku menempelkan bibirku dangan bibirnya. Bisa kurasakan tubuh gadis itu langsung menegang, ia membelalak kaget saat melihat aku tiba-tiba langsung menciumnya. Ia langsung melepaskan ciuman kami dan berjalan mundur beberapa langkah kebelakang. Namun karena gerakan reflek tersebut kakinya tersandung dengan gaun pengantin yang ia pakaian hingga membuatnya hilang keseimbangan. Sontak ia memegang tanganku agar tidak jatuh, namun karena hal tersebut terjadi begitu cepat tubuhku belum siap untuk menyangga tubuhnya agar tidak jatuh. Alhasil kami berdua jatuh kelantai dengan posisi Liza dibawah dan Aku di atasnya.

IndirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang