32. terdiam dan terhempas.

105 22 1
                                    

Memang Rasa cintaku tidak Semudah seperti mengucapkan tiga kata I Love You.

Rasa cintaku ini juga tak seindah Bintang dilangit.

Dan akupun tau Rasa cintaku ini tidak sesederhana rumus luas persegi, sisi kali sisi.

Akan tetapi jangan paksa aku untuk menghapus rasa ini.

Aku tidak perlu alasan apapun untuk membuatku bertahan,
Karena kau saja sudah cukup.

Akan begitu menyakitikan kita itu terjadi.

By: Aliza Valenzuela Evenjelista.

Liza Pov.

Aku mengerjapkan kedua mataku untuk terbiasa melihat cahaya matahari yang begitu menusuk kemataku. Sepertinya hari sudah siang, aku bangun telat hari ini. Kulirik jam yang melekat pada dinding kamar Nathan. Astaga jam 1 siang? Sontak aku langsung mengubah posisiku menjadi duduk. Kulirik kembali ranjang sebelahku yang kosong. Nathan pasti sudah berangkat kerja.

Mengingat itu aku kembali bingung harus bertindak bagaimana dengannya. Pria itu kembali seperti Nathanku yang dulu. Nathanku yang baik, Nathan yang selalu melindungiku, Nathan yang selalu bisa menenangkanku. Sifatnya, tatapannya, perlakuannya, matanya, senyumnya, dan semua yang ada pada dirinya seperti candu bagiku dimana aku ingin, lagi, lagi dan lagi. Entah bagaimana mana hidupku nanti jika aku tidak dapat lagi merasakan semua itu, apalagi dengan ciumannya. Aku pasti akan gila. Hidupku pasti akan hancur. Dan aku benci untuk mengakui kebenaran Rencana Davis yang berhasil 100%, kini aku tau kenapa dia memilih Nathan yang menikah denganku dan bukan Daniel. Nathan memiliki pesona yang berbeda dengan Daniel, terlihat karismatik juga misterius. Semua tampak abu-abu. Bahkan aku tidak tau apakah ia mencintaiku atau tidakpun aku tidak tau. Akan tetapi jantung ini selalu berdetak kencang setiap berdekatan dengannya, hati ini selalu berdebar saat melihat senyumnya, dan mata ini tidak dapat lepas dari kedua manik mata biru safir itu.

Aku mengusap wajahku dengan frustasi, perasaan ini terus tubuh dan mengakar kuat dijantungku dan menyebar keseluruh tubuhku. Aku takut jika wajah itu berpaling dariku, perilakunya berubah, tatapan menjadi dingin, dan senyumnya juga ciumannya di renggut oleh wanita lain. Aku tidak akan sanggup menanggung itu semua. Bertahanlah hidup dengan jantung lemah tidak begitu sulit dibandingkan hidup tanpa sebuah Cinta dan harapan. Harusnya aku tidak sedalam ini mencintainya, karena aku takut. Kata orang-orang bila terkadang orang yang cintai adalah orang yang berpotensi besar menyakiti kita. Aku takut itu berlaku padaku. Aku takut. Sangat takut.

Menepis semua fikiran burukku aku segera berjalan mengambil handuk juga baju gantiku untuk mandi. Mungkin air dingin dapat mendinginkan fikiranku yang runyam penuh dengan faktor X dan Y yang tidak dapat kuketahui. Aku ingin lepas dari fikiran suamiku yang masih semu bagiku juga Keluarga yang terus berburu untuk membunuhku perlahan-lahan.

Guyuran air kram yang dingin langsung menyentuh tubuhku yang polos. Tubuhku cukup menggigil kedinginan karenanya, namun aku menikmatinya. Hingga tanpa kusadari sudah setengah jam lebih aku mandi, segera aku langsung mengambil handuk dan memakai bajuku. Setelah selesai aku keluar dari kamar mandi aku menatap diriku didepan cermin. Mataku sembab juga ada lingkaran dibawahnya, pipiku tirus, tubuhku yang kurus kini lebih kurus lagi. Kurasa tubuhku mirip dengan papan triplek. Dadaku juga kecil. Dengan begini bagaimana bisa Nathan melirik tubuhku, bahkan ia tidak pernah menyentuhku. Ia hanya menciumku tidak lebih. Apa aku kurang menggoda, aku bukannya ingin disentuh olehnya hanya saja setiap aku mengingatnya aku seolah sadar bahwa aku tidak menarik dimatanya lalu bagaimana dia mencintaiku?

IndirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang