Seperti perkiraan Woohyun, satu sekolah bahkan dunia heboh karena foto dirinya sebagai pelayan yang beredar di internet. Menghidupkan ponsel adalah hal pertama yang dilakukan Woohyun setelah bangun tidur. Entah berapa banyak laporan panggilan dan pesan yang masuk ke nomor itu. Hingga detik ini pun, ponselnya masih berkedip di saku jaket sekolahnya; hanya mempercepat kematian dari baterai ponsel itu.
Pelanggan hari ini juga meningkat banyak dibandingkan hari kemarin. Ditambah aksi Woohyun yang melayani dengan menggunakan skateboard, bermaksud agar lebih cepat, bukan bermaksud lain. Namun, hal itu ternyata mampu menarik lebih banyak pengunjung lagi. Lagi dan lagi. Membuat Cafe bernama Heaven itu membludak.
Woohyun juga banyak mendapat nomor ponsel dari pelanggan yeoja baik seumuran atau yang lebih muda dan tua dari umurnya. Para pelanggan itu memberikannya secara percuma, tiada paksaan, ketika Woohyun mendatangi meja mereka untuk mencatat ataupun mengantar pesanan. Sikap ramahnya yang murah senyum membuat para pengunjung wanita lebih tertarik padanya termasuk yeoja sesama pegawai di Cafe ini.
Woohyun menghampiri salah satu meja begitu orang yang duduk di sana mengangkat tangan, masih dengan skateboard di kakinya. Ia meletakkan buku menu, bersiap untuk menanyakan pesan dan mencatatnya sebelum pengunjung itu membuka suara lebih dulu.
"Lama tidak bertemu, Duryeonim??", sapa pengunjung itu mengangkat tangan sambil tersenyum lebar, memaksa kedua matanya tertutup sejenak.
Woohyun terdiam sejenak menatap buku catatan di tangannya begitu mendengar suara yang sangat familiar. Ia lalu mendongak, menatap si penyapa yang tak lain adalah adik sepupunya, Lee Sungjong.
"Aku sendirian!", tambahnya masih dengan senyum lebarnya yang entah tulus atau hanya sekedar topeng.
"Oh, god!" Woohyun mendesah. "Jika kau ke sini hanya untuk membuat masalah, lebih baik cari tempat lain saja. Jangan sekarang. Kirimkan saja waktu dan tempatnya. Pergilah!", suruh Woohyun malas. Entah apalagi yang akan ia hadapi setelah ini.
"Aigoo..." Sungjong mengerukutkan bibir, berpura-pura kesal layaknya anak kecil. "Aku sudah melupakan masa lalu. Aku ke sini karena aku merindukan kakak sepupuku. Apa itu tidak boleh?!", jawabnya manis. Sekali lagi Woohyun mendesah kesal.
"Aku pesan menu yang paling mahal di sini!", sergah Sungjong tanpa melihat buku menu sebelum Woohyun membalas perkataannya. Lalu Woohyun segera berlalu meninggalkan Sungjong menuju meja pesanan, kemudian melayani pengunjung yang lain.
-------
Langit malam sudah mencapai kota Seoul sejak beberapa jam lalu. Para pegawai Heaven Cafe juga mulai melambaikan tangan satu sama lain di depan sebagai salam perpisahan tak terkecuali Woohyun yang senantiasa tersenyum pada rekan kerjanya sebagai balasan atas keramah tamahan mereka.
Saat Woohyun menoleh ke seberang, Sungjong sudah berada di sana, memasang wajah manisnya sambil melambaikan tangan dari dalam mobil yang kacanya sengaja dibuka.
Untuk ke sekian kalinya, Woohyun mendesah lalu berjalan menyusuri jalan trotoar untuk sampai di halte bus. Sungjong pun tak tinggal diam dan menyuruh sang sopir untuk menyusul Woohyun. Kini mereka berdua berjalan seiringan.
"Hyung, ayo cepat masuk!", pinta Sungjong kesal. Sudah berjam-jam ia menunggu namja keras kepala itu, jadi ia tidak akan menyerah begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The COVENANT
FanfictionAnak laki-laki dan anak perempuan! Manakah yang lebih penting??? Kisah tentang keluarga Kaya raya pemilik STAR GROUP yang memiliki dua pewaris yakni satu Pangeran dan satu Putri. Anak laki-laki selalu dianggap lebih tinggi oleh sang penguasa, hanya...