Suasana rumah itu terasa mencekam kala hanya menyisakan Sungyeol bersama Tuan Lee. Mereka saling berhadapan di meja makan, tapi tidak saling bicara. Bahkan untuk melirik saja, keduanya merasa keberatan.
"Mau sampai kapan kamu bersikap seperti ini, Lee Sungyeol?!!", Tuan Lee unjuk suara pertama kali. Nadanya terdengar tegas. Tuan Lee ingin menyelesaikan masalah saat ini juga.
"Mau sampai kapan kamu mengacuhkan Sungjong? Dia itu dongsaeng-mu, Sungyeol-ah, kalau kamu lupa!!", katanya sarkastik.
"Karena Sungjong dongsaeng-ku, maka aku tidak mengatakan apapun! Karena aku Hyung-nya, maka aku tidak menghancurkan hati dan harapannya! Jadi akan lebih baik jika dia membenciku mulai sekarang!", jawab Sungyeol menatap mata Appa-nya.
Tuan Lee bungkam. Ia tidak bisa membalas perkataan putra sulungnya itu. Ia tidak punya kesempatan apalagi hak untuk membela diri, karena alasan dibalik sikap Sungyeol adalah dirinya sendiri.
"Apa ada yang lain??", tanya Sungyeol datar. Tuan Lee menatap putranya itu tak mengerti. "Jika tidak ada yang ingin Appa bicarakan, tolong pergilah! Aku sedang malas keluar rumah hari ini, jadi aku harap "
"Appa mengerti.", potong Tuan Lee. "Tetaplah di rumah dan ajaklah Sungjong bermain. Dia akan sangat senang mengetahui Hyung-nya tidak mengabaikannya lagi. Appa pergi dulu.", sambungnya berdiri dan pergi.
Tanpa mereka berdua sadari, namja yang mereka cemaskan, mendengarkan semuanya. Sungjong kembali untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di meja makan sementara sang Eomma menunggu di dalam mobil. Tapi saat hendak masuk, Sungjong mendengar namanya disebut-sebut.
Kemudian Sungjong bergegas kembali ke mobil sebelum dua orang di dalam menyadari keberadaannya.
"Kaja, Eomma. Kita berangkat sekarang!", ucap Sungjong seraya memasang sabuk pengamannya.
"Hei, ada apa? Kamu sudah mengambil ponselmu??", tanya Nyonya Lee yang merasa aneh dengan sikap putra bungsunya itu.
Sungjong mengangguk smbil bergumam dengan kepala menghadap ke kaca mobil, menghindari kontak mata sang Eomma, takut ketahuan bila ia meneteskan air mata.
- Sungyeol POV -
Apa yang akan kau lakukan ketika kau tahu bahwa Appa-mu adalah seorang penjahat?
Apakah kamu akan melaporkannya ke polisi atau membantunya melarikan diri?
Atau, apakah kau akan membantu kejahatannya??
Karena dia adalah Appa-mu! Meski seorang kriminal sekalipun, dia tetap Appa-mu!!
Aku tahu Sungjong pasti merasa sedih. Aku juga sadar bahwa sikapku ini keterlaluan, tidak seharusnya aku berkata kasar padanya. Tapi aku tidak punya cara lain. Aku tidak bisa melihat Sungjong terpuruk untuk kedua kalinya. Aku tidak bisa membiarkan harapan dan mimpi Sungjong hancur sekali lagi. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika itu sampai terjadi. Sungjong masih terlalu kecil saat Appa di penjara, dan saat ini ia belum cukup dewasa untuk mendengar langsung kebenaran tentang Appa-nya.
- Author POV -
Sementara Sungyeol terus dilanda penyesalan dan serba salah, Sungjong terlihat murung di sepanjang perjalanan. Namja 17 tahun itu terus memandang keluar samping kaca mobil, dan menjawab setiap pertanyaan sang Eomma dengan gumaman singkat atau hanya gerakan kepala.
"Kalau kamu mau kita bisa kembali ke rumah??", tawar Nyonya Lee yang menyadari sikap aneh putra bungsunya itu untuk ke sekian. Sungjong menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
The COVENANT
FanfictionAnak laki-laki dan anak perempuan! Manakah yang lebih penting??? Kisah tentang keluarga Kaya raya pemilik STAR GROUP yang memiliki dua pewaris yakni satu Pangeran dan satu Putri. Anak laki-laki selalu dianggap lebih tinggi oleh sang penguasa, hanya...