Chapter 4

50 17 0
                                    

Setelah pulang sekolah Indah pergi jalan-jalan ketaman dekat rumahnya, karena bosan akhirnya Indah pergi keperpustakaan umum yang kebetulan juga dekat dari arah rumahnya.

Sesampainya di sana Indah langsung menuju ke rak buku ekonomi, karena dia akan mengikuti olimpiade ekonomi nanti.

Di lain tempat di waktu yang hampir bersamaan terdapat 3 orang laki-laki sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ada yang main ponsel, ada yang lagi rebahan di sofa sambil makan snack, dan ada yang sibuk dengan buku pelajarannya.

"Eh bang, lo nggak bosan apa
pacaran sama buku terus?" tanya seorang laki-laki yang lagi rebahan di sofa,

"Ya elah, lo kaya nggak kenal
ka Radit aja di mana-mana
main sama buku mulu " jawab satu orang laki-laki yang sedang main ponsel atau si pemilik apartemen ini.

"Kalau gitu gue balik aja"  laki-laki yang bernama Radit menjawab, dan diapun sudah bersiap untuk pergi,

"Ya ampun bang, gitu aja
marah" si pemilik apartemen yang bersuara kali ini

"Siapa yang marah? gue cuma
 mau ke perpustakaan umum,
 buat cari buku ekonomi kan gue
 mau ikut olimpiade " jawabnya disela kegiatannya membereskan alat tulisnya,

"Iya-iya, semangat ya bang belajar nya..." ucap laki-laki yang ada di sofa

"Rafi, Raka kalian juga harus belajar supaya nilai kalian tinggi" nasihat Radit yang sekarang sudah berdiri dari duduknya

"Gue udah pintar bang" jawab Raka cuek

"Gue juga" sambung Rafi

"Oh iya, gue lupa" Radit menepuk jidatnya sambil nyengir kuda

"Makanya jangan pacaran sama
buku terus, kan lupa sama
kepintaran kita. Ya nggak Raf?" Raka melirik kearah Rafi

"Yo'i..." ucapnya dan langsung bertos ria ala laki-laki bersama Raka

"Tahu ah, bacot lo berdua" Radit berjalan keluar dari apartemen Raka

"Kalau gitu gue juga mau pergi" Rafi juga ikut-ikutan berdiri setelah Radit tadi,

"Mau kemana lo??" Raka menaikkan sebelah alisnya heran tiba-tiba Rafi hendak pergi,

"Gue mau ketemu sama pacar
gue, kenapa? mau ikut" tawar
Rafi tersenyum miring

"Ih ogah! nanti gue jadi obat
nyamuk lagi" Raka cemberut karena tiba-tiba kejadian beberapa minggu yang lalu teringat olehnya,

"Makanya jangan jones dong hahaha..." Rafi tertawa penuh kemenangan karena sudah berhasil mengejek Raka

"Eh curut! gue bukannya jones
ya, gue cuma males aja hadapin
cewek-cewek alay itu. Kalau gue mau satu kampus tuh gue
dapetin cewek-cewek nya" Raka dengan muka songongnya membalas ucapan Rafi

"Pede banget lo" Rafi sampai geleng-geleng kepala melihat kePDan Raka

"Ya iyalah, gue kan ganteng siapa sih yang bisa menolak pesona gue? gue Muhammad Raka Roland cowok most wanted di kampus dengan segudang kepintaran dan anak dari pemilik kampus The Queen Of Diamond" Raka membanggakan diri dengan membusungkan dadanya

"Pede gila, najis lo. Ya udah
gue balik" Rafi yang sudah jengah dengan aksi Raka yang menurutnya berlebihan itu pun langsung meleset pergi,,

"Ya udah, hati-hati" Raka mengantarkan Rafi sampai depan pintu apartemennya

Setelah itu dia berbalik hendak duduk di sofa tapi niat itu diurungkannya, karena keadaan sofanya yang tidak memungkinkan banyak sisa snack yang berhamburan, belum lagi bekas botol minuman yang berserakan kesana-kemari. Lalu dia pun menarik nafasnya dan,,,

"RAAFFIIII... LOOO.... APAAIINN... APAARTEEMEENN .. GUUEE..." teriak Raka dari dalam apartemen

Rafi yang mendengar teriakan itu hanya bisa menutup telinga dan berjalan santai keluar dari apartemen itu.

............

"Mana ya buku nya.." gadis itu bergumam pada dirinya sendiri

"Nah, itu dia" ucapnya lagi, dia pun mencoba menggapai buku ekonomi itu yang kebetulan berada di jajaran rak buku yang paling atas atau yang paling tinggi

"Aduuhh ... Ini aku yang pendek
atau bukunya yang tinggi sih" keluhnya, dan tanpa dia sadari seseorang telah berdiri di sampingnya dan langsung mengambil buku itu

"Nih buku nya, " laki-laki itu memberikannya kepada gadis tersebut

"Makasih ..." ucapan gadis itu tergantung karena dia tidak tahu nama orang yang telah mengambilkan bukunya

"Radit, panggil aja gue Radit" laki-laki itu bisa melihat raut wajah bingung dari gadis itu

"Nama lo siapa?" sambungnya

"Nama aku Indah ka" Indah tersenyum manis dan Radit pun terpesona dengan senyuman itu

"Kamu sekolah di mana?" Radit bisa menebak mungkin gadis ini masih duduk dibangku SMA,

"Aku sekolah di SMA Mentari the
Star, kalau kakak?" Indah bertanya dengan suaranya yang lembut

"Aku udah jadi mahasiswa" Radit tersenyum puas karena tebakannya ternyata benar

"Kakak anak kampus?" kening Indah berkerut mendengar jawaban dari Radit

"Iya, kamu kelas berapa?" Radit tersenyum pada Indah

"Aku kelas XI ka" Indah sudah tidak canggung lagi membalas ucapan Radit

Radit hanya bisa ber-oh-ria dan tanpa dia sadari dia sudah menggunakan kata "aku-kamu"

"Kampus kakak di mana?" tanya Indah dan sekarang mereka tengah duduk di kursi perpustakaan

"Kampus The Queen Of Diamond" Radit menjawab pertanyaan Indah sambil mengeluarkan alat tulisnya,,

"Wow, kakak kampusnya di
situ, itu kan kampus paling elit 
di kota ini. Kakak pasti pintarkan bisa masuk di kampus itu?" Indah bertanya dengan antusias, karena dia berharap dia bisa masuk ke kampus itu nanti

"Ya begitulah, tapi kamu nggak usah panggil aku pakai embel-
embel kakak ya" Radit risih dipanggil seperti itu, padahal umurnya mungkin kurang lebih 5 tahun dari umur Indah karena Indah masih kelas XI.

"Nggak bisa kak, kata bunda
kalau aku ketemu sama orang
yang lebih tua dari aku, aku
harus panggil orang itu dengan
sebutan kakak" Indah mengingat nasihat bundanya,

Radit hanya tersenyum mendengar jawaban dari Indah, tanpa sadar dia sudah melamun kan tentang almarhumah adik nya, sifatnya yang hampir mirip dengan Indah baik, cantik, dan polos

"Kak, kakak..." Indah mengibaskan tangannya di depan wajah Radit dan saat itu juga Radit sadar dari lamunan nya,

"Eh, iya" Radit tergagap karena Indah menyadarkannya dari lamunan itu.

"Kalau gitu aku mau pulang dulu, udah sore soalnya. Sampai ketemu lagi kak" Indah berdiri dan berjalan keluar dari perpustakaan itu, Radit hanya mengangguk dan melihat punggung Indah yang mulai menjauh

"Indah..." gumam nya

-
-
-
-
-

  
Tbc.

Jangan lupa vote dan comment nya yaa...👇👇👇👇👇👇👇
See you.  👋👋👋👋

A Sense Of BelongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang