Chapter 8

36 15 2
                                    

"Jangan senyum-senyum sendiri, kalau mau jadi orang gila nanti aja ini masih pagi" bisik seseorang tepat ditelingaku,

Aku menoleh keasal suara dan senyumku pun langsung hilang digantikan wajahku yang cemberut setelah melihat siapa orang itu. Huh menyebalkan !!

Dia lagi, dia lagi, menyebalkan
sekali dia. Orang itu adalah Alex Saputra. Kalian masih ingat kan dengan Alex? setiap kali aku dekat dengan kak Dafa atau setelah ngobrol pun setelah itu juga pasti dia muncul dengan tiba-tiba.

"Terserah aku dong, mulut-mulut ku yang senyum kenapa kamu yang repot?" ketusku dan masih setia dengan wajahku yang cemberut.

Karena dia benar-benar menyebalkan, setiap ada moment bahagia pasti dia merusak segalanya dengan kemunculannya yang tiba-tiba itu.

"Emang susah ya ngomong sama kamu. Dasar cewek aneh" ucapnya dan langsung pergi meninggalkan ku, tapi apakah kalian tahu dia pergi kemana? bukan, dia bukan pergi ke kelas melainkan pergi ke kantin dulu, harusnya dia kan yang aneh bukannya aku. Huh, dasar!!

Aku melanjutkan langkahku menuju kekelas karena sudah banyak murid-murid yang telah berdatangan.

###

Author pov

Setelah berjam-jam menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu, akhirnya seluruh siswa maupun siswi SMA
Mentari the Star pun pulang menuju rumahnya masing-masing.

Seperti yang sudah kita lihat, ada 2 orang perempuan yang sedang berada di dalam kelas, mereka tengah merapikan alat-alat tulis mereka.

"Ndah maaf ya aku nggak bisa
nganter kamu pulang, soalnya aku mau nganterin mama ke tempat saudara" Shella menatap Indah penuh penyesalan, karena tidak bisa mengantarkannya pulang

"Iya nggak papa kali Shell, harusnya aku dong yang
berterima kasih sama kamu karena udah mau nganterin aku" Indah tersenyum tulus pada Shella disela-sela kegiatannya memasukkan buku-bukunya kedalam tas miliknya.

"Ya udah, kalau gitu aku duluan
yaa .." pamit Shella, dia sekarang sudah berdiri dari kursinya,

"Iya, hati-hati..." ucap Indah yang melihat punggung Shella yang sudah hilang dibalik pintu kelas

Setelah Shella pergi Indah keluar kelas menuju gerbang sekolah, tapi belum sampai digerbang seseorang telah memanggilnya.

"Indah..." panggil orang itu, Indah menghentikan langkahnya karena dia merasa ada seseorang yang memanggil namanya,,

"Eh kak Dafa" ucapnya, sekarang Dafa sudah berada tepat disampingnya

"Kamu pulangnya sama siapa?" tanya Dafa, mereka mulai berjalan beriringan dilorong koridor menuju gerbang sekolah,

"Aku pulangnya sendiri" Indah berjalan lurus kedepan tanpa berani menoleh kearah Dafa, karena dia tahu kalau dia berlama-lama menatap wajah tampan Dafa, itu akan berakibat fatal akan kesehatan jantungnya yang mulai berdetak tidak normal seperti biasanya.

"Kalau gitu aku anterin ya" Dafa tersenyum manis kearah Indah yang sudah mulai salah tingkah sendiri.

"Nggak usah kak, aku bisa naik
angkot aja kok"cicit Indah, suaranya tertelan ditenggorokan akibat menahan rasa senang dan malu secara bersamaan.

"Nggak papa, santai aja. Ayo buruan"Dafa langsung menggenggam tangan Indah menuju arah parkiran sedangkan Indah yang melihat tangannya berada digenggaman Dafa hanya bisa menormalkan jantungnya yang sedari tadi berdetak 2 kali lebih cepat.

" dasar jantung sialan..!!"

Setelah sampai didepan rumah Indah. Dia langsung turun dari atas motor Dafa dan mengucapkan terima kasih,

"Makasih ya kak, udah mau
nganterin" ucap Indah malu-malu beruang karena sudah diantar oleh pangeran tampannya.

"Iya sama-sama, lain kali kalau
kamu mau pulang sekolah, kamu boleh kok minta anterin sama aku" Dafa tersenyum tampan kearah Indah, dan lagi-lagi Indah harus menahan jantungnya yang sedari tadi hendak keluar dari dalam tubuhnya.

"Emm... iya kak, oh iya kakak
mau mampir dulu?" tawar Indah dan entah kenapa wajahnya tiba-tiba memerah tanpa bisa dicegah olehnya.

"Nggak usah, lain kali aja ya" tolak Dafa dan mulai menyalakan mesin motornya,

Indah hanya mengangguk untuk memberi jawaban atas penolakan Dafa, setelah itu dia pergi meninggalkan rumah Indah.

Indah bernafas lega setelah melihat motor Dafa yang mulai menjauh dari penglihatannya, dia sudah sadar sekarang, kalau dia berdekatan dengan Dafa maka akan bermasalah dengan kesehatan jantungnya.

    

***

  Dafa pov

Semakin hari hubungan pertemananku dengan Indah semakin akrab, mungkin dari seringnya kebersamaan ini telah tumbuh benih-benih cinta diantara kami, dan pastinya itu adalah aku.

Ya, aku sadar aku sudah jatuh cinta pada "pengagum rahasia ku" itu. Tapi perasaan ini harus ku kunci rapat-rapat, karena perasaan cinta ku ini cukup untuk seorang gadis yang telah mengisi hatiku selama ini.

Tapi bagaimana perasaan cintaku kepada Indah, di satu sisi aku mencintai gadisku dan di sisi lain aku juga mencintai Indah. Sungguh perasaan ini benar-benar membuat ku pusing.

 Setelah sampai di rumah aku langsung masuk kekamarku dan merebahkan tubuhku di kasur king size ku ini, tiba-tiba poselku berbunyi ternyata dari mama.

"Hallo ..."

"Hallo Dafa, kamu udah pulang sayang?"

"Udah ma, baru aja nyampe emang kenapa ma?"

"Kamu nggak mau kerumah sakit? Udah 1 minggu loh kamu nggak kesini"

"Ya udah, nanti aku kesana, aku mau mandi dulu ya ma"

"Iya, hati-hati ya sayang .."

  "Iya ma,"

"Assalamualaikum..."

"Waalaikusalam ..."


Tbc.


A Sense Of BelongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang