Chapter 6

45 17 0
                                    

"Kamu ..."

"Kamu ..."

Ucap mereka bersamaan

"Kamu lagi, kamu lagi, hobby
kamu tuh nabrak orang ya,
sampai-sampai kamu sudah 2
kali nabrak aku, catat ya 2 kali!!
mata kamu tuh kamu taruh di
mana sih?" sentak laki-laki itu kesal

"Ditempat nya." jawab Indah singkat, padat, dan jelas, dia tidak mau berdebat dengan laki-laki itu karena suasana hatinya yang lagi bahagia. Lalu dia meninggalkan laki-laki itu dan langsung duduk di kursinya.

"Menyebalkan. Aku udah
ngomong panjang lebar terus
responnya itu doang? benar-
benar cewek aneh" laki-laki itu kembali duduk di kursinya, karena guru yang mengajar sudah datang.

 Saat laki-laki itu sampai di kursinya ternyata tepat di depannya adalah kursi yang di tempati Indah dan dia pun tersenyum miring .

"Woy cewek aneh" laki-laki itu berbisik memanggil Indah, karena takut ketahuan oleh guru yang terlihat killer itu.

Indah tidak merespon, dia tetap saja mencatat pelajaran yang ada di papan tulis. Sebenarnya dia mendengar laki-laki itu memangilnya tapi dia tidak mau meladeninya.

Merasa di kacangi laki-laki itu menggoyang-goyangkan kursi Indah, dan akhirnya Indah pasrah dan menengok dengan malas kearah laki-laki itu.

"Apaan sih, aku punya nama ya bukan cewek aneh." Indah mengerucutkan bibirnya, dan entah mengapa dengan ekspresi seperti itu dia terlihat lebih imut.

"Maka dari itu aku mau kenalan
sama kamu, nama kamu siapa?" laki-laki itu tersenyum manis kearah Indah

"Ngapain kamu nanya-nanya
nama aku?" kening Indah berkerut menatap laki-laki itu.

"Ya elah, kan kita satu kelas
sesama teman sekelas kan harus
tahu siapa nama teman sekelasnya kalau nggak tahu kan agak aneh gitu" laki-laki itu meyakinkan Indah dengan ucapannya

Mata Indah menyipit dan menjawab,
"Indah Anggita Abelia panggil
aja Indah"

"Oohh... Aku Alex Saputra" ucapnya masih setia dengan senyuman yang bertengger dibibirnya

"Nggak nanya." jawab Indah cuek dan langsung membalikkan badannya untuk melanjutkan catatannya tadi.

Alex menggeram dan,,
"Sabar Alex sabar, lihat aja nanti Indah aku akan balas kamu" Alex membatin karena sikap Indah yang sangat cuek menurutnya.

# # #

Bel tanda istirahat berbunyi dan seluruh siswa maupun siswi SMA Mentari the Star sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang kekantin, keperpustakaan, serta kegiatan lainnya.

"Ndah, kantin yuk.. " Shella menunggu Indah yang lagi membereskan alat tulisnya,

"Lain kali aja ya Shell, soalnya
aku di kasih bekal sama bunda
tadi pagi" jawab Indah penuh penyesalan, karena dia sudah menolak ajakan Shella untuk pergi kekantin.

"Oohh... Ya udah deh, kalau gitu
aku duluan ya..." Shella keluar kelas sendirian menuju arah kantin,

Di kelas hanya tersisa Indah dan beberapa murid lainnya, Indah mengambil kotak bekalnya dan langsung menuju kebelakang sekolah untuk makan di sana, karena menurutnya tempat disana sunyi, sejuk, dan damai.

Saat berjalan kebelakang sekolah tanpa dia sadari seseorang mengikutinya dari belakang, setelah sampai dibelakang sekolah Indah langsung duduk dikursi bawah pohon yang rindang, karena terlalu serius dengan kotak bekalnya, sampai-sampai Indah belum menyadari akan kehadiran orang tersebut. Sampai orang itu telah berdiri di sampingnya

"Indah ..." orang itu menyapa Indah terlebih dahulu karena dia yakin Indah tidak akan menyapanya karena dia sibuk dengan kotak bekalnya,

Indah menoleh keasal suara dan senyumnya pun mengembang setelah tahu siapa orang tersebut

"Kak Dafa ..." Indah masih tersenyum manis

"Kakak ngapain di sini?" sambungnya heran kenapa Dafa tahu keberadaannya disini

"Mau mancing" Dafa menahan senyumnya sambil menunggu jawaban Indah,

"Emang disini bisa mancing ya
kak?" tanya Indah dengan polosnya

Dafa sudah tidak bisa menahan senyumnya lagi dan menjawab,

" Ya nggak bisalah Ndah, kan
disini nggak ada air" Dafa terkekeh akibat pertanyaan polos Indah,

 Indah hanya bisa mangut-mangut setelah menyadari kebodohannya, dan dia malu karena dia terlihat bodoh dihadapan Dafa.

"Kamu nggak kekantin" Dafa sekarang sudah duduk disamping Indah

"Enggak ka, aku lagi bawa bekal,
kakak sendiri?" Indah membuka kotak bekalnya

"Aku juga bawa bekal, jadi
nggak ke kantin tadi" jelas Dafa memperhatikan gerak-gerik Indah

"Oh iya, kok kakak bisa tahu sih
kalau aku ada di sini?" sekarang Indah sudah menatap kearah Dafa,

"Oh itu, tadi kebetulan aku ngeliat kamu jalan ke arah sini,
ya udah deh aku ikutin aja.
Emang kamu nggak sadar kalau
aku ikutin?" keningnya berkerut menandakan dia bingung karena Indah tidak bisa merasakan kehadirannya,

Indah menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, dan Dafa hanya tertawa sambil mengacak rambut Indah dengan pelan, tanpa mereka sadari seseorang menatap mereka dari atas pohon yang rindang itu, dengan tatapan yang ... Entah lah hanya dia yang tahu



Tbc.

A Sense Of BelongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang