Chapter 17

23 2 0
                                    

     Author pov

    

Beberapa hari sudah berlalu setelah meninggalnya kedua orangtua Indah, dan selama itu juga yang di lakukannya hanyalah berdiam diri dirumah, tapi untung saja kehadiran Dafa sedikit membawa hal positif untuknya. Beberapa hari belakangan ini Indah sering keluar bersama Dafa, hanya sekedar untuk mengurangi rasa sedihnya. Dan sebentar lagi Dafa akan kembali ke luar negeri untuk kuliahnya.

Sedangkan hubungan Indah dengan Alex semakin hari semakin merenggang setelah kejadian pertengkaran di pemakaman waktu itu. Bukan kehilangan kontak, Alex setiap hari tetap menghubungi Indah, hanya saja Indah mengabaikan panggilannya dan kadang-kadang Indah mematikan ponselnya.

Jujur, Alex kecewa dengan sikap Indah yang selalu mengabaikannya. Walau bagaimanapun Alex masih berstatus pacar Indah. Pernah sekali Alex mendapati Indah sedang berduaan dengan Dafa dimall, Alex marah saat itu, ingin rasanya dia menonjok wajah tampan Dafa, tapi Shella menghalanginya karena waktu itu Alex bersama Shella, Shella mengatakan kalau...

"Indah perlu menghabiskan waktunya bersama Dafa, karena mungkin sebentar lagi Dafa akan kembali untuk kuliah"

Tapi yang membuat Alex lebih kecewa adalah pada saat Alex menyapa Indah, yang Indah lakukan hanyalah mengacuhkannya seolah-olah dia tidak pernah mengenal Alex dan dia tidak mau menatap Alex barang sedetik pun, Alex mencoba mengontrol emosinya saat itu, lalu dia pun mengalah untuk pergi meninggalkan Indah dan Dafa yang sedang berada dimall.

****

    
Hari ini seperti hari-hari biasanya, Indah yang selalu mengabaikan Alex dan Alex yang selalu berusaha mati-matian untuk mengobrol bersama Indah, kalau hari-hari sebelumnya Alex tidak berhasil mengajak Indah mengobrol, tapi hari ini dengan kasarnya Alex mencekal pergelangan tangan Indah dan langsung menyeretnya kebelakang sekolah.

"Alex lepas, kamu apa-apaan sih? Saki tahu, Alex lepas!!..." ucap Indah sambil mencoba melepaskan cekalan Alex dari tangannnya.

"Diam Indah, diam...!!" geram Alex kepada Indah, karena saat ini dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi,

Setelah sampai dibelakang sekolah, Alex langsung melepaskan cekalan tangan Indah dengan kasar

"Kamu apa-apaan sih, jadi cowok kasar banget" ucap Indah sambil mengelus pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan  Alex,

Alex memejamkan matanya, lalu menarik nafas dan membuangnya secara perlahan untuk mengurangi emosinya saat ini.
"Kamu yang apa-apaan Ndah, maksud kamu apa? Selama ini kamu selalu menghindari aku. Apa salah aku Ndah,,!!"  Indah tersentak setelah mendengar bentakan Alex diakhir ucapannya,

 "Selama beberapa hari ini aku selalu sabar menghadapi sikap kamu, kamu yang selama ini mendiamkam aku, mengacuhkan aku, mengabaikan aku, menghindari aku, aku selalu coba tahan Ndah. Tapi sampai kapan? Sampai kapan kamu bersikap kayak gini terus. Aku tahu kamu sedih, dan aku juga sedih atas meninggalnya kedua orangtua kamu, tapi itu sudah takdir Ndah dan itu nggak bisa diubah" ucap Alex panjang lebar sambil memperhatikan Indah yang masih mengelus pergelangan tangannya.

Indah hanya diam, dia kehabisan kata-kata untuk menjawab ucapan Alex.

"Disini aku yang paling tersakiti, aku sakit dengan semua sikap kamu yang selalu menghindari aku Ndah, apa kamu sadar? Aku pacar kamu dan kamu wajar berbagi kesedihan sama aku dan nggak seharusnya kamu bersikap kaya gini, itu gunanya pacar Ndah. Aku mau kamu bersikap kaya gitu, berbagi kesedihan dan kebahagiaan bersamaku karena aku pacar kamu. Atau kata ''pacar'' itu cuma buat status kamu doang??" sambung Alex bertubi-tubi.

Indah tidak bisa menjawab, dia hanya bisa menundukkan kepalanya sambil meremas kuat rok selutut abu-abunya dan berusaha menahan buliran air matanya yang mungkin sebentar lagi akan jatuh dari mata indahnya.

"Jawab aku Ndah, jawab aku!!" sentak Alex sambil mengguncang-guncangkan bahu Indah, dan,,

Tess... 

Satu bulir air mata jatuh dari mata bening Indah, dan dia semakin menundukkan kepalanya sambil menyembunyikan air matanya dari Alex.

"Aku udah nggak ngerti sama sikap kamu, aku pacar kamu dan sebagai pacar sudah seharusnya kita berbagi bersama, atau kamu udah nggak menganggap aku sebagai pacar kamu Ndah?" tanya Alex, sedangkan orang yang ditanyai hanya menundukkan kepalanya.

"Aku udah nggak tahu lagi apakah hubungan kita ini masih bertahan atau stop sampai disini. Tapi kalau kamu masih mau bertahan, kita bicarakan ini baik-baik dan kita bisa memulainya dari awal lagi" sambung Alex, lalu dia pun pergi meninggalkan Indah, tapi sebelum pergi dia sempat berbisik kepada Indah sambil mengelus lembut rambut panjang Indah.

"Pikirkan itu baik-baik..." bisik Alex dan dia pun benar-benar pergi dari tempat itu.

"Maaf Alex, maaf....." gumam Indah, dan mulai menangis seorang diri sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.




Tbc.



Pendek?? Emang..😂😂
Maapkeunn.... ✌✌😁😁
Jangan lupa vote dan comment nya yaa...
👇👇👇🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟👇👇👇

Tertanda:
Orang yang cantiknya dibawah rata-rata,,
ErniMaulidah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Sense Of BelongingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang