"Ayaahh... Bundaa... hiks.. Kalian kenapa ninggalin aku.. hiks... Aku udah nggak punya hiks... Siapa-siapa lagi disini... hiks... Aku harus gimana... Aku belum siap untuk tinggal.... didunia ini... Kenapa kalian ninggalin aku .. hiks... Kalian jahat... hiks... Kalian jahat... " Indah terisak disamping pemakaman kedua orangtuanya sambil memukul-mukul gundukan tanah yang berwarna coklat itu dengan perasaan hancur.
"Indah udah dong nangisnya, udah berjam-jam kamu nangisin mereka, sekarang ayo kita pulang" Alex mengajak Indah untuk pulang sambil mengelus bahunya dengan lembut.
"A-aku nggak ma-mau Lex..., a-aku mau di-disini aja... nemenin a-ayah sama bun-bunda, me-mereka pasti ke-kesepian. Di-disini su-sunyi...." ucap Indah terbata-bata sambil mencoba meredakan tangisnya, namun tidak bisa yang ada malah tangisnya semakin menjadi-jadi.
"Indah!! Kamu tuh kenapa sih keras kepala banget!! Kalau kamu disini kapan kamu pulang? Dari tadi kerjaan kamu itu nangis terus!! Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Kalau kamu sakit gimana!!" Alex mengucapkan itu kepada Indah dan tanpa sadar suaranya pun sudah meninggi.
"Cukup Lex, cukup!! Kalau kamu nggak mau disini, kamu pulang sendiri aja sana. Pergi kamu Lex, pergi!! Aku nggak mau kamu nemenin aku, aku mau sendiri!!" teriak Indah frustasi memukul lengan Alex
"Oke fine!! Terserah kamu. Percuma kamu nangisi mereka toh mereka nggak bisa kembali juga Indah!!" bentak Alex dan langsung pergi meninggalkan Indah yang keras kepala.
Sedangkan Radit dan Bella hanya diam melihat pertengkaran antara Indah dan Alex.
"Kak Radit sama kak Bella pulang aja dulu, aku mau sendiri disini" ucap Indah pelan, suaranya masih serak akibat tangisannya selama berjam-jam.
"Kamu nggak papa kalau kakak tinggalin sendiri disini?" tanya Radit, dia khawatir tentang kesehatan Indah saat ini.
"Aku nggak papa kok, kalian pulang aja dulu" Indah mengusir mereka secara halus tanpa mengalihkan tatapan matanya dari nisan makam kedua orangtuanya.
Radit dan Bella mulai berjalan pergi dari tempat itu, meninggalkan Indah sendirian yang masih dilingkupi rasa kesedihan yang mendalam.
Tanpa mereka sadari seorang laki-laki tengah memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Aku nggak mau lihat kamu sedih Ndah, aku janji setelah pertemuan kita kali ini, aku akan buat kamu tersenyum lagi" gumam laki-laki itu masih menatap Indah,
Beberapa menit kemudian akhirnya Indah pergi dari tempat itu, dia berjalan seorang diri dengan mengikuti arah angin. Dia tidak sadar bahwa ada seorang laki-laki yang tengah mengikutinya dari belakang. Sampai kemudian kakinya terhenti disebuah danau yang sangat cantik cocok dengan suasana hatinya yang sedang rapuh.
Dia berjalan lebih dekat kearah pinggir danau tersebut, sesaat kemudian terdengar lagi isakan tangisnya, yang apabila seseorang mendengar isakan itu pasti merasa iba.
Karena tidak tahan mendengar isakan Indah, akhirnya laki-laki itu pun berjalan mendekati Indah. Setelah laki-laki itu berada tepat di belakang Indah, tangannya terulur untuk memegang bahu Indah dari belakang, Indah tersentak dan langsung membalikan badannya kebelakang dan lagi-lagi dia tersentak setelah melihat siapa orang yang ada dihadapannya.
Hening yang menyelimuti mereka berdua. Mata mereka seperti terkunci tidak bisa mengalihkan tatapan mereka dari apapun. Yang satu menatap dengan penuh kerinduan dan kebahagiaan, dan yang satunya lagi menatap dengan tatapan kasihan dan merasa iba.
"Kak Dafa...." gumam Indah bahkan gumamannya sangat pelan hampir seperti bisikan. Tapi Dafa masih bisa mendengar gumaman Indah, karena jarak mereka cukup dekat.
"Ini beneran kak Dafa?" Indah mengapus air mata yang menghalagi penglihatannya
"Iya Indah, ini aku Dafa. Emang kamu kira aku hantu yang bisa berkeliaran disiang hari" canda Dafa, Indah terkekeh
"Aku pikir kakak cuma khayalanku, soalnya kakak kan lagi kuliah diluar neg-...." ucapan Indah terpotong karena tiba-tiba saja Dafa sudah merengkuh tubuh mungil Indah kedalam pelukannya. Indah terkejut karena tiba-tiba saja Dafa memeluknya, setelah sadar dari keterkejutannya Indah pun membalas pelukan Dafa. Tanpa tahu sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan sakit.
"Dia sudah kembali, apa kamu akan kembali bersamanya lagi Ndah?" gumam sepasang mata itu, lalu dia pun pergi meninggalkan sepasang manusia
yang telah lama memendam rindu.''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
Alex pov
Setelah melihat kejadian didanau tadi aku langsung pergi meninggalkan Indah dan Dafa yang masih berpelukan, hatiku sakit dan cemburu. Apakah aku salah cemburu terhadap pacarku sendiri? aku tahu dan sangat tahu bahwa Indah belum bisa melupakan Dafa. Apalagi Dafa adalah cinta pertamanya, tapi sekarang aku adalah pacarnya, tidak seharusnya dia berpelukan dengan lelaki lain dibelakangku.
Aku masuk kedalam mobilku dan langsung menutupnya dengan kasar sehingga terdengar bunyi dentuman dari situ. Mobilku melaju dengan kecepatan sedang, tanpa sengaja mataku menangkap sosok perempuan yang berdiri dipinggir jalan, seperti sosok Shella? menepikan mobilku dan menghampiri sosok seperti Shella itu.
Setelah sampai disampingnya ternyata itu memang benar Shella, sepertinya dia sedang menunggu seseorang, dia masih belum menyadari akan kehadiranku disampingnya.
"Shella.." mau tidak mau aku menyapanya terlebih dahulu karena dia tidak menyadari akan kehadiranku.
"Alex.." ucapnya, dari nada suaranya aku tahu kalau dia terkejut karena aku tiba-tiba ada disebelahnya.
"Kamu ngapain disini?" tanyaku sekedar basa-basi, karena ku tahu pasti dia sedang menunggu seseorang.
"Lagi nungguin temen" ucapnya singkat tanpa menoleh kearahku, aku kira setelah dia ijin pulang dari pemakaman tadi dia langsung pulang, ternyata dia lagi menunggu temannya, entah teman yang mana aku pun tidak tahu.
Aku hanya mengangguk tanda mengerti mendengar ucapannya, tapi kayak ada yang aneh dengan Shella hari ini, tidak biasanya dia berdiam diri kalau sedang berada didekatku, biasanya kalau kami berduaaan begini pasti dia memintaku untuk putus hubungan dengan Indah. Hhuufftt....!! mengingat Indah rasanya hatiku dibuat sakit lagi olehnya setelah kejadian didanau tadi.
"Nggak biasanya kamu diam gini" aku memecah keheningan yang cukup lama antara kami
"Maksudnya?" tanyanya dengan kening berkerut
"Biasanya kalau kita sedang berduaan kaya gini, pasti kamu minta hubunganku sama Indah putus" terang ku
Dia terdiam cukup lama, setelah itu tersenyum manis.
"Aku sudah mikirin matang-matang tentang rencana itu, tapi sekarang aku sadar kalau semua itu salah. Aku memang masih cinta sama kamu, tapi kamu sudah jadi milik orang lain. Cinta bukan berarti harus selalu memiliki kan?" jelasnya panjang lebar sambil tersenyum, aku hanya diam menunggu ucapannya lagi."Aku lebih memilih persahabatanku yang sudah kujalani selama bertahun-tahun ini dengan Indah dari pada cinta. Kalaupun aku memilih cinta, toh kamu nggak akan mau kembali kepadaku. Cinta nggak bisa dipaksa, jadi aku mau mencoba mengikhlaskan hubungan kamu sama dia." sambungnya lagi dan tersenyum kearahku.
Dan tepat setelah dia menyelesaikan ucapannya itu sebuah mobil berhenti didekat kami, lalu Shella pun masuk ke dalam mobil itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada ku.
Tbc.
Hiatus.. Hiatus.. Hiatus
Kali ini beneran hiatus..See you next chapter...😙😙😙
Jangan lupa voment nya yaaa dan share cerita ini keteman-teman kalian....👇👇👇👇👌👌
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sense Of Belonging
ChickLitKetika cinta lama kembali dan muncul cinta yang baru. Hanya hati yang bisa memilihnya. Jangan lupa vote dan komentar setelah membacanya Aku suka baca komentar kalian soalnya...😁😁