neuf;

24K 4.1K 788
                                        

Joshua

"Om, Rona noona udah punya pacar belum?"

Aku yang sedang fokus menyetir hanya mampu mengernyit. Mau apa bocah ini?

"Kalau punya kenapa, kalau nggak kenapa?"

"Hehehe, punya nggak punya mau aku sepik, om."

Aku hanya menggeleng. Heran, bocah masih ingusan, SMA saja belum lulus, uang masih minta orang tuanya, dan sekarang sudah berani flirting dengan wanita yang usianya jauh di atasnya? Ckck.

"Tapi Rona noona mirip siapa ya? Kayak pernah denger gitu," gumam Jihoon. Ck, bocah ini mana ingat? Saat itu dia masih-- "Ah, tante--"

"Sudah sampai," potongku. Sialan, dia masih ingat ternyata. "Besok jangan goda kakaknya Rohee lagi. Aku menyuruhmu kesana untuk mengajar, bukan flirting!"

Bukannya takut, dia malah tertawa. "Ya sekalian, om. Masa cewek cantik disia-siain."

Aku memutar bola mataku kesal. Kakaknya Rohee cantik? Hahaha, kurasa Jihoon memang belum sepenuhnya menjadi dewasa.

***


Esoknya, aku dibuat kaget oleh kehadiran Jihoon yang tiba-tiba di rumahku. Bukan apa-apa,tapi ini Sabtu. Dan aku masih ingat dengan jelas kalau aku melarangnya mengajar pada akhir pekan.

"Eh om Josh. Nggak kerja, om?" tanyanya. Aku melipatkan tanganku di depan dada sambil menatapnya heran.

"Kau mau menyaingiku? Bekerja di akhir pekan? Pulanglah, atau pergi saja dengan teman-teman--

"KAK JIHOOOOON!!"

"DUUH ROHEE CANTIK CALON ADEK IPAR KAK JIHOOON!!"

Dan mereka berpelukan.

Aku terabaikan disini.

Shit!

"Kangen kak Jihoon."

"Sama, kak Jihoon juga kangen Rohee, apalagi kakaknya. Hehe."

Hhh, dasar tidak jelas.

"Loh? Jihoon? Ngapain disini?"

Dan orang yang Jihoon tunggu datang. Senyum mengembang Jihoon makin membuatku terabaikan disini. Mungkin aku transparan di mata mereka. Huft!

"Noona, main yuk! Ajak Rohee sekalian aja. Kita ke taman bermain terus makan di kafe gitu. Aku yang traktir deh!"

Aku melotot. "Park, maksudmu? Tidak, kau tidak--"

"Rohee mau main!! Ayo kak main!!"

"Yes! Ayo noona siap-siap!"

"Tapi--"

"Oh, mau aku bantu gantiin bajunya?"

Lagi-lagi mataku melebar. Apa-apaan dia? Kenapa bicara hal gila seperti itu di depan anak kecil?

Ah, aku baru ingat. Si Jihoon saja juga masih kecil.

"Mulutmu! Okeoke, aku siap-siap. Rohee juga ganti baju. Ayo."

"Tunggu!"

Aku segera menahan Rohee dan kakaknya yang hampir saja meninggalkan ruang tengah. Aku memejamkan mata sejenak lalu menghela napas dalam-dalam.

"Kenapa?" tanya kakaknya Rohee.

Aku diam sejenak. Bagaimana aku harus mengatakan ini?

"Om Josh?"

"Kalian hanya pergi bertiga? Tidak mengajakku?"

Krik. Mereka terdiam sambil menatapku heran. Huft, aku bahkan juga heran dengan ucapanku barusan.

Om Joshua✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang