trois;

25.3K 4.7K 766
                                    

Joshua



"Haaah."

Aku menghela napas panjang dan dalam. Tubuhku terasa remuk gara-gara satu operasi besar yang menghabiskan waktu hampir sepuluh jam. Untung aku sangat mencintai pekerjaanku ini.

"Hhh kapan Jackson menemukan pembantu? Aku capek cuci baju terus tiap hari," gumamku pelan.

Mataku tak sengaja menatap sebuah bingkai kecil berisi foto di atas meja nakas dekat tv. Lagi-lagi aku mendesah kesal lalu bergegas meraih foto tersebut.

"Gila kau Joshua! Sejak kapan aku meletakkan foto ini lagi?!"

Dan brak! Aku membuangnya ke tempat sampah.

***

"Pagi dokter Hong~~"

Aku tersenyum tipis, terpaksa.

"Selamat pagi, nona Dahyun. Bagaimana kondisimu?" tanyaku sebaik mungkin.

"Kayaknya aku makin sakit deh dok. Hati aku dagdigdug terus bawaannya," jawabnya.

Damn, inilah alasan aku benci menangani wanita dewasa! Mereka sangat mengganggu.

"Kalau begitu bagus. Lusa dokter Sooman kembali dari Jepang. Kau bisa bertemu dengannya lagi."

"Ha?" Dahyun memekik keras.

"Aku hanya dokter pengganti, nona. Doktermu tetap Sooman-ssi," jawabku sambil memeriksa kondisi Dahyun. "Suster Kyulkyung."

"I-iya dok."

"Dia boleh pulang setelah infusnya habis. Dia sudah baik-baik saja."

"B-Baik dok," jawab suster Joo. Ck, dia juga sama. Apa semua wanita memang menyukai pria tampan?

Sayangnya aku tidak menyukai mereka.

Aku segera meninggalkan kamar VIP Dahyun--pasien titipan dokter Sooman--lalu pergi menuju kamar favoritku. Kamar di ujung lorong rumah sakit.

Klek, aku membuka pintu di depanku, dan--

"OM DOKTEL!!!"

"DOKTER HOOOONG!!"

--suara ceria mereka menyapaku. Beberapa anak yang sedang tiduran langsung menegakkan tubuh mereka saat melihat kehadiranku.

"Morning, guys!"

"Molning, doktel!"

Aigoo, Taerin menggemaskan.

Aku mengecek satu persatu keadaan mereka. Hampir semuanya baik-baik saja. Taerin bahkan terlihat sangat bahagia. Beberapa minggu lagi dia akan menjalani operasi. Dia pasti sangat gembira.

"Om dokter!"

"Rohee, apa kabar?"

"Mmm."

Dia bergumam pelan. Senyum manisnya mendadak luntur entah kemana. Eh?

"Rohee sakit? Rohee boleh ceritakan apapun pada dokter," yakinku.

"Rohee sih nggak apa-apa, dok. Tapi kakak kelihatan--"

Dak! Aku hampir tersentak mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup. Hhh, dasar wanita gila! Apa dia tidak punya sopan santun?!

"Oh, dokter songong."

"What?"

Apa dia bilang? Song..songgong? What is that?

"Lupain. Gimana keadaan Rohee?" tanyanya. Lagi-lagi, dia memang tidak punya sopan santun.

Om Joshua✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang