Om Joshua✔

seize;

"ROHEEEEE!!!"

"KAK JIHOOOOON!!"

Sepasang anak manusia itu berpelukan cukup erat. Bahkan Jihoon nggak sungkan buat cium pipi Rohee penuh sayang.

"Kamu kok makin ngegemesin sih!"

"Hehe, kakak juga tetep ganteng kok."

Oke, Rona udah cukup mual lihat tingkah konyol mereka.

"Kalian baru aja ketemu tiga hari yang lalu, please."

"Tapi aku kangen Rohee. Apalagi sama kakaknya. Hehe," gombal Jihoon. Rona memutar bola matanya kesal. Kayaknya setan yang nempel di badan si Jihoon udah mulai ngelunjak.

"Kak Jihoon, Rohee mau belajar!" sentak Rohee. Bibirnya yang mengerucut imut berhasil buat Jihoon makin gemas.

"Belajar apa? Matematika?"

"Nggak mau! Susah!"

"Rohee, kakak kasih tau ya," Jihoon menggantungkan ucapannya. "Matematika nggak lebih susah dari 'cara merebut hati kakak kamu biar mau sama kakak.'"

:)

Mari kita tersenyum saja. Jokes unfaedah.

"Noona."

"Hm?"

Jihoon mendudukkan Rohee di atas sofa sebelum dia berdiri di hadapan Rona.

"Ngapain kamu?" tanya Rona, nggak lupa sambil mengangkat kepala.

Bukannya menjawab, Jihoon malah tersenyum miring sambil melakukan hal gila di depan Rona.

"Aku mau lepas seragam biar noona--"

"EH BOCAH NGAPA--"

"YA PARK JIHOON!"

Jihoon diam.

Rona diam.

Rohee malah nggak ngerti apa-apa. Yang dia tau cuma satu.

Om dokter kesayangannya kelihatan marah.

"Apa yang kaulakukan?! Kenapa membuka seragammu di depan Rona dan Rohee seperti itu?!"

Rona, Jihoon dan Rohee kompak mengerjapkan mata polos. Mendadak tegang.

"Anu--"

"Kau juga! Jangan pernah melihat tubuh pria lain, apalagi pria bantet seperti Jihoon!"

"Ih Om Josh! Aku udah turun 2kg tau!"

"Tapi tetap saja bantet!" Oke, percecokan mereka makin ngelantur kesana-kemari. "Lagian buat apa buka seragam di depan Rona?" tanya Joshua.

"Itu, aku cuma mau bilang," Jihoon menatap Rona sambil tersenyum lagi. "Kalau aku tunjukin yang kotak-kotak di perutku, noona mau terima aku jadi pacar noona kan?"