"Dokter Hong, tampan dan nggak mudah ditebak. Dia dingin di depanmu, tapi udah kayak suami dan bapak idaman di depan anak kecil. Huft."
4th om series @gyutoprak
started : 230417
Siang ini, bukan cuma Kak Kyulkyung yang dihebohkan dengan kedatangan dokter baru yang--katanya--tampan itu. Hampir semua pasien di kamar ini--yang mayoritas anak kecil--mendadak jadi ribut gara-gara dia. Ckck.
"Kak, dokter barunya ganteng deh. Baik lagi!" seru Rohee. Aku yang baru aja duduk di depan dia jadi sedikit tersentak.
"Iya kak, doktel balunya ganteng," kata Taerin, pasien di samping kiri ranjang Rohee.
Astaga, bocah jaman sekarang tau yang ganteng-ganteng.
"Oh ya? Namanya siapa?" tanyaku sambil mengupas jeruk untuk Taerin dan Rohee. Basa basi, sih.
"Siapa ya? Kita manggilnya om dokter."
Aku terkekeh. Om? Sedikit nggak sopan ya. Untung mereka masih bocah.
"Ganteng sih kak, tapi masih ganteng kak Taeoh," sahut Taerin. Ehem, kak Taeoh sih emang ganteng banget.
Dua bocah di samping kanan dan kiriku terus berceloteh menceritakan si om dokter yang mereka maksud. Astaga, setampan itukah sampai membuat hampir satu rumah sakit ini heboh?
"Om doktel lebih tinggi dali doktel Kim," sahut Taerin, tiba-tiba. Sial jadi inget Kim Hanbin kan!
"Selamat sore."
"HUAAA OM DOKTER!!"
Sumpah demi apapun, kamar ini mendadak ramai diisi pekikan-pekikan keras dari anak-anak. Perlu kalian ketahui, kamar ini berisi 10 anak usia 5-10 tahun. Jadi, bisa bayangkan sendiri betapa ributnya situasi ini.
Dan gilanya, bukan cuma pasiennya yang teriak-teriak. Wali-wali mereka--yang rata-rata udah ibu-ibu--juga ikut teriak-teriak.
"Ssst, jangan berisik, ya. Dokter mau periksa kalian dulu," kata si dokter. Aku cuma mengangkat bahu lalu kembali melanjutkan aktivitasku mengupas jeruk.
Seganteng apa sih dia? Masih gantengan dokter Hanbin sama kak Taeoh kali.
"Morning, Rohee."
"Pagi, om dokter!"
Ah, dokternya uda sampe sini? Aku pun buru-buru meletakkan jeruk di atas nakas lalu--
"Kau walinya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--aku terdiam. Kakiku bahkan nggak sanggup berdiri dari dudukku.
Heol!
Dia sih...
Ratusan kali lebih ganteng dari Kim Hanbin!
Lihat, rambutnya tipeku banget sial!!
"Kau walinya?"
"A-Ah, i-iya."
Huuft, please sadarkan aku!
"Kau baru datang sore ini?" tanyanya dengan nada sedikit dingin. Tangannya mulai sibuk memeriksa kondisi Rohee.
"Om dokter, dia kakaknya Rohee!"
"Oh ya?"
Aku mengerjap. Heol, apa dia sedang akting? Kenapa tatapannya pada Rohee mendadak jadi hangat? Maksudku... Lihat, dia bahkan tersenyum sangat cerah! Heol!!
"Nanti om doktel aku kenalin sama Kak Taeoh!" sahut Taerin. Dokter itu tersenyum ke arah Taerin lalu mengangguk.
"Ya, setidaknya kakakmu laki-laki."
Aku terdiam. Sumpah, aku masih bisa mendengar bisikannya. Emang kenapa kalau kakaknya perempuan? Jangan bilang dia nggak suka perempuan?! Lgbt?
"Kau, kakaknya Rohee."
Merasa terpanggil, akupun buru-buru menetralkan tatapanku. Hh, jangan sampai dia sadar kalau aku sedang asik menatapnya.
"Iya?"
"Apa kau sesibuk itu sampai tidak sempat menjaga Rohee pagi ini?"
"Ah itu..."
Ini salah nggak sih kalau aku tiba-tiba cerita, "pagi aku harus kerja di sini, siang di sana dan malamnya di tempat lain"? Berasa curcol.
"Jangan alasan kau sibuk bekerja. Sangat kuno," katanya. Dia berjalan mendekatiku dengan wajah dinginnya. "Dan satu lagi. Jangan pernah lihat aku dengan tatapan itu. Aku diciptakan bukan untuk kau puja."
"A-Apa?"
"Simpan tatapan itu untuk pria yang jauh lebih tampan dariku. Yah, itupun kalau kau menemukannya."
Sialan. Apa maksudnya?
"Anak-anak, dokter pergi dulu. Jangan lupa makan malam ya!"
"Yes, sir!!"
Dia menatapku sebentar lalu meninggalkan aku dengan wajah dingin dan kejamnya. Kutarik semua ucapanku sampai akar-akarnya!
"Sialan! Gantengnya seupil judesnya sekebon!"
Aku berteriak. Namun hanya anak-anak dan wali di kamar ini yang dapat mendengar.
***
"Demi apapun?!"
Kak Kyulkyung hampir menjerit mendengar ceritaku. Yaya, untung sekarang kita ada di rooftop. Jeritan Kak Kyulkyung hilang diserap angin malam(?)
"Sumpah, Kak, demi kegantengan dokter Hanbin, ketinggian dokter Mingyu dan kekayaan dokter Suho! Dia bilang gitu di depan wajahku!"
Kak Kyulkyung menggeleng pelan. Dia keliatan antusias banget. "Mau benci, tapi gimana ya? Dia ganteng banget sih!"
Heol! Percuma ganteng kalau kelakuan kayak setan!
"Tapi, Na."
"Apa?"
Kak Kyulkyung menatapku serius. Hm, kayaknya otak dia mulai bekerja.
"Dokter Hong, tampan dan nggak mudah ditebak. Dia dingin di depanmu, tapi udah kayak suami dan bapak idaman di depan anak kecil. Jadi?"
Dia menggantungkan ucapannya, sedangkan aku mengernyit. Jadi dia apa? Berkepribadian ganda? Atau...
"HEOL!"
Mataku dan mata Kak Kyulkyung sama-sama membulat. "D-dia suka anak kecil? M-maksudku..."
Kak Kyulkyung menggantungkan ucapannya. Hell, kuharap apa yang Kak Kyulkyung pikirkan berbeda denganku. Hei, adikku masih sembilan tahun!
"Pedofil?"
"Kak!"
Dan dia bergidik.
***
pendek? wakakak segini dulu aja yha. bingung aing mau nulis apa😂😂
sepertinya buat om yg satu ini kudu kerja lebih ekstra deh, entah kenapa😂😂