onze;

24.1K 4.3K 1.2K
                                    

kuterhura baca komen kalian....

pdhl dulu sempet pgn unpub ff ini, gatau kenapa:( berasa ga ada feelnya gt. semoga cuma perasaan gue:(

btw yg kmrn tanya, lagu yg dinyanyiin joshua judulnya gentleman don't - gabe bondoc. makasi yg uda bantu jawab:**

happy reading darl💋💋





Sampai acara ini selesai, aku lebih memilih diam di tempatku berpijak. Nggak peduli kalau orang-orang menabrak bahuku pelan, yang jelas aku masih butuh berpikir. Apa-apaan tadi?

"Na," panggil Kak Kyulkyung. Aku menatapnya yang juga tengah melamun. "Maksud dokter Hong tadi apa ya? Yang ditatep kamu, yang baper aku..."

Aku cuma diam. Dalam hati aku terus berseru kalau dia hanya menyanyi. Mungkin dia menatapku sedalam tadi buat menghayati lagunya. Ya kan?

Please, level kalian beda, Park Rona!

"Noona!" Aku tersentak mendengar suara Jihoon. "Om Josh matanya jelalatan banget sih. Kesel jadinya."

Aku mendelik, sedangkan kak Kyulkyung memasang mimik bingung sekaligus penasaran.

"Maksudmu?" tanya Kyulkyung.

"Lah, suster nggak tau? Aku ini suka Rona noona, jadi aku kesel liat om Josh pasang mata kayak gitu."

"Jangan dengerin dia, kak."

"Lah, beneran kok."

Rohee yang sedari tadi menggandeng tangan Jihoon malah tertawa. Ada yang lucu? Astaga.

"Dasar bocah. Rona lebih cocok jadi kakak kamu," kata kak Kyulkyung. Nah! Setuju! "Marga kalian sama lagi. Makin cocok kan."

"Nah! Park Rona, Park Jihoon, Park Rohee. Bisa nih jadi Park triplets," kataku.

Niatnya bercanda sih, tapi aku nggak menyangka kalau respon yang Jihoon berikan terlalu ekstrim.

"Kalau gitu aku mau minta om Josh buat adopsi aku biar margaku ganti. Hong Jihoon bagus nggak?"

Heol.

Pikirannya benar-benar sempit.

😽😽😽


Langit hampir gelap saat aku, Joshua dan Rohee sampai di rumah. Jihoon benar-benar buat tenagaku habis terkuras. Dia nggak mau pulang ke rumahnya. Dia pingin nginep lagi di rumah Joshua.

Astaga, dia pikir rumah ini hotel?

"Biar aku yang gendong Rohee."

"Tidak apa-apa, aku saja," kata Joshua sambil membenarkan posisi Rohee dalam gendongannya. Hhhh, adikku kenapa bisa tidur disaat yang nggak tepat sih?

"Eh, pengantin baru!"

Aku dan Joshua refleks membalikkan badan. Oh, tetangga itu.

"Oh, selamat malam," sapa Joshua balik.

"Anakmu ketiduran? Aigooo, lucunya," kata ibu itu sambil mengusap pelan punggung Rohee.

"Maaf, bu, tapi dia--"

"Terima kasih. Mungkin dia terlalu banyak mengadopsi genku."

Aku mendelik. What the! Apa-apaan dokter songong ini?!

"Hahahaha, benar juga. Bapaknya ganteng bin lucu gini, anaknya apalagi."

Heol, makin ngelantur!

"Maaf bu, kita harus pulang dulu," pamit Joshua.

"Oh, iyaiya. Yang akur ya, nak."

Joshua tersenyum tipis lalu membungkuk pada tetangga itu. Yah, mau nggak mau aku ikut membungkuk juga. Yaudahlah, toh dia bukan tetanggaku. Toh aku bakal pindah dari sini setelah Rohee sembuh.

Om Joshua✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang