•7•

407 24 0
                                    

Terlihat seorang perempuan sedang duduk di pinggiran kelas yang terlihat kebingungan bagaimana cara dia bisa pulang. Dia tidak enak kalo meminta Fiqi mengantarnya pulang, ingin naik angkot tapi mengapa dia tega habiskan duit itu cuman untuk membeli siomay di kantinnya. Dan dia pun di kejutkan oleh seseorang yang menghampirinya.

"Hyy??" Sapa lelaki itu sambil melambaikan tangan ke arah Aurel.

"Fiqi??" Cetus Aurel yang tak tau harus gimana lagi saat ini. Pikirannya hanyalah Fiqi, Fiqi, dan Fiqi.

"Ehh, bukan,, gw bukan Fiqi. Kenalin nama gw Ryan." Lelaki itu menghampiri Aurel dan memberikan tangannya untuk berkenalan.

"Ohh iya sorry, nama gw Aurel." Memberikan tangannya untuk menerima salam kenal dari Ryan.

"Iya kali gpp." Sambil duduk di samping Ryan, Ryan bergumam dalam hatinya "lo ternyata cantik juga ya rel" melihat Ryan yang senyum-senyum sendiri itu, Aurel merasa risih dan memutuskan untuk pulang duluan.

"Hmm.. kalo gitu gw pulang dulu ya yan!, gak enak sama bunda kalo pulang kesorean?" Pamit Aurel ke Ryan, namun usahanya untuk pergi sia-sia, Ryan yang menahan tangan nya seperti tidak mau di tinggalkan oleh Aurel.

"Kalo gitu, bareng gw aja. Gw bawa motor kok!" Usul Ryan sambil mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Aurel.

"Gak usah gapapa, gw bisa kok pulang duluan." Aurel menarik tangannya sebelum Ryan menggapai tangan nya lebih dulu, dan berjalan mendahului Ryan.

"Ihh,,, masa iya cowok ninggalin seorang cewek sendirian?? Ya gak tega lah!" Rayuan Ryan semakin membuat Aurel risih dengannya. Tetapi, Tiba-tiba!......

"Aurel pulang bareng gua!" Ucapan tegas di keluarkan oleh seorang lelaki yang tiba-tiba menggenggam tangan Aurel.

Ya, bagaimana bisa lelaki itu datang entah dari mana asalnya dan masuk di antara perdebatan mereka berdua. Aurel sangat kaget melihat Fiqi yang berada di genggamannya saat ini. Entah kenapa, hati Aurel sangat tenang bisa melihat Fiqi, disaat keadaannya seperti ini.

"Fiqi?? Lo bukannya udah pulang dari tadi??" Raut wajah keheranan terpasang di muka Ryan.

"Buktinya gua masih ada disini kan??" Jawab Fiqi sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Mulai sekarang, lo gak usah khawatirin Aurel. Dia udah sama gua sekarang, lo boleh pulang kok sekarang juga." Entah kenapa ucapan cowo itu membuat Ryan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lo gapapa kan rel??" Raut wajah khawatir terpasang di muka Fiqi.

"Gak kok gw gapapa, hmm... yaudah thanks ya, qi. Btw, gw pulang duluan aja kalo gitu." Sambil memegang tali ransel itu Aurel tersenyum lalu pergi meninggalkannya. Tapi, gak tau kenapa?? Fiqi mengejarnya dan berhenti dihadapan Aurel.

"Lo mau kemana?? Kan tadi gua udah bilang lo pulang bareng sama gua?" Aurel masih bertanya-tanya mengapa ucapan Fiqi itu selalu membuat ciutnya keberanian untuk menjawabnya.

"Udah yuk, ah..."Fiqi menarik tangan Aurel yang daritadi melamunkan dirinya.

Di mobil pun juga sama, Aurel hanya fokus dengan HP nya, yang selalu ada notif masuk di HP nya. Entah karena apa Fiqi merebut HP itu.

"Sini!" Melirik sambil merebut HP Aurel dari tangan nya, membuat Aurel terkejut dan geram kepadanya.

"Ihh!! Lo tuh apa-apaan sih?? Sini! Balikin HP gw!" Aurel yang berusaha merebut HP nya kembali, usaha itu pun sia-sia. Karena, Fiqi yang melirik Aurel, ditambah lagi dia menipis bibir nya dan mengeluarkan leseung pipi nya, yang membuat Aurel terpana melihat nya.

Aurel pun mengalihkan pandangannya ke pandangan lain, dia tidak mau menunjukkan pipi nya yang berubah merah merona ke hadapannya Fiqi.

"Kenapa?? Ko diem?? Lo terpesona ya sama style gua ini?? Pokoknya siapa pun yang pergi bareng gua, gak ada yang namanya sibuk ama gadget nya sendiri." Fiqi sambil tertawa kecil yang membuat Aurel menatapnya dengan tatapan yang sinis.

Cinta Bersemi Di Putih Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang