•18•

353 14 0
                                    

Kamu cantik, kamu manis, kamu baik. Tapi mengapa saat ini aku merasa tersaingi olehmu karenanya?

o0o

"Rel... Rel... Aurel..."

Suara itu terdengar samar di telinga Aurel yang tertidur pulas.

"Aurel.. buset dah kebo banget dah lu..."

Karna perkataan orang itu, membuat Aurel sedikit demi sedikit membuka matanya.

"Kebo banget dah lo jadi cewek." Kata Aulia sambil melipat tangan di dada berdiri di seberang Aurel.

"Lah, sejak kapan lo ada disini?" Tanya Aurel sambil mengucek-ngucek matanya yang telah terbuka sempurna.

"Besok." Ketus Wulan yang berdiri di sebelah Aurel.

"Kalo besok, kalian kenapa ada disini?" Tanya Aurel begitu polosnya.

"Lo cantik-cantik kok bego sih, Rel?" Cetus Aulia.

"Enak aja lo kalo ngomong." Aurel ngomel dan berdiri sambil menatap Radit yang masih tertidur.

"Nih makanan." Kata Wulan sambil memberikan Aurel sebuah bingkisan yang isinya sekotak nasi dan sebotol minuman.

"Buat gw?" Tanya Aurel menunjuk dirinya sendiri sambil terkejut.

"Iya." Kata Aulia.

"Dari siapa?" Tanya Aurel menatap sambil membuka kotak nasi nya.

Bukannya menjawab pertanyaan Aurel, Aulia hanya menaikkan bahunya dan mengalihkan tatapannya ke arah Radit.

Aurel hanya mengernyitkan dahinya bingung dengan tingkah Aulia yang seperti ini. Lalu, Aurel kembali menatap Wulan meminta penjelasan.

"Dari Fiqi." Kata Wulan tanpa menatap balik ke arah Aurel.

"Hah?" Aurel terkejut lalu menolehkan kepala Wulan supaya bisa menatapnya.

Wulan hanya menghela napas dan kembali menatap Radit.

"Sebenernya tadi sama Fiqi jangan kasih tau kalo dia yang ngasih ini." Kata Aulia.

"Kok?" Tanya Aurel.

"Jadi gini.........." Kata Aulia menceritakan semuanya.

~Flashback On~

Aulia dan Wulan berjalan beriringan di koridor sekolah. Wulan yang sibuk membawa buku-buku pinjamannya. Sedangkan Aulia yang sibuk membawa barang-barang Aurel.

Mereka berdua berjalan melewati stadium basket di sekolahnya karna ingin mengembalikan buku pinjaman Wulan ke perpustakaan.

Namun, di tengah perjalanan mereka terhenti. Terdengar suara seorang lelaki dari arah belakang mereka yang semakin dekat ke arah mereka.

"Woi!" Teriak lelaki yang memakai baju basket.

"Fiqi? Ada apa? Tumben lo nyamperin kita? Biasanya harus kita yang nyamperin, ya kan?" Sewot Aulia.

Cinta Bersemi Di Putih Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang