•14•

415 18 0
                                    

Kring... Kring... Kring...

Bel istirahat pun bunyi, untuk istirahat saat ini Aurel memutuskan untuk tidak kemana-mana, saat ini Aurel memang bener-bener gak mood untuk melihat keramaian, ntah kenapa. Atau mungkin gara-gara kejadian tadi?

"Rel? Lo ke kantin gak?" Tanya Aulia sambil membereskan bukunya yang berantakan di meja.

"Gak deh, gw gak tau kenapa emang lagi gak mood banget." Jawab Aurel mengeluarkan novel kesayangannya.

"Serius? Atau gak nitip ama gw?" Tanya Aulia yang berdiri di samping meja nya hendak pergi ke kantin.

"Gak usah gapapa. Udah lo kesana aja ntar Wulan nungguin lo kelamaan." Jawab Aurel menatap Aulia.

Memang, sebelumnya Wulan sudah ngehubungin mereka kalo ke kantin bareng.

"Oke lah, gw ke kantin dulu ya. Bye!" Kata Aulia lalu pergi meninggalkan Aurel sendiri.

Setelah beberapa menit kemudian, Aurel saat ini tidak sendiri. Tiba-tiba ada lelaki masuk ke kelas nya dan tanpa basa-basi langsung duduk tepat di depan Aurel dan menatap Aurel.

"Hai!" Kata cowok itu sambil menatap ke arah Aurel.

Refleks, Aurel langsung menurunkan novel dari wajahnya dan menatap ke cowok itu. Dia lupa dengan nama cowok itu, namun Aurel mengaku seperti pernah bertemu dengannya.

"Nama gw Arsen kalo lo lupa." Kata lelaki itu sambil menaikkan kedua alisnya.

"Oh iya, sorry." Jawab Aurel singkat dan kembali menaikkan novelnya yang membuat Arsen gak bisa ngeliat wajah Aurel sepenuhnya*alay ya?xixixi.

Suasana kelas itu kembali hening, hanya suara kertas novel Aurel yang ia baca.

"Mau ngapain lo kesini?" Tanya Aurel yang tetap fokus ke novelnya.

"Hmmmm.. gak ngapa-ngapain, kebetulan gw lewat sini tadi. Liat lo sendiri, ya gw mampir deh hehehe." Kata Arsen sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

Menanggapinya Aurel hanya mengangguk mengerti.

"Btw, lo gak ke kantin?" Kata Arsen lalu pergi melihat-lihat struktur kelas Aurel yang tertempel di dinding.

"Gak lagi males aja." Jawab Aurel singkat.

"Oh wali kelas lo bu Linda?" Tanya Arsen yang menggeser tubuhnya dan saat ini melihat jadwal piket di kelas Aurel.

"Iya." Jawab Aurel singkat.

"Oh bu Linda itu dulu juga wali kelas gw pas kelas XI, dia enak banget kalo lagi ngurusin kelasnya." Kata Arsen yang tetep fokus membaca apapun yang ada di kelas itu.

Enak? Apaan? Di pikiran Aurel saat ini hanyalah, basa-basi apa yang dibuat Arsen kali ini. Bener-bener gak masuk akal.

"Lo baca apa sih? Dari tadi fokus lo ama buku ini terus?" Tanya Arsen yang tiba-tiba duduk kembali dan merebut novel yang dibaca Aurel.

Aurel hanya menghela napas dengan malas dan mengeluarkan HP dari saku baju nya.

"Oh, buku ini. Gw dulu ngoleksi buku kayak gini juga." Kata Arsen lalu mengembalikkan novel itu ke Aurel.

Ngoleksi? Masa sih? Padahal Aurel mengira kalo novel yang ia baca adalah novel terbitan pertama kali dari penulisnya.

Suasana kembali hening, hanya suara kicauan burung yang terdengar dari kaca jendela.

Di lubuk hati yang dalam, Aurel merasa risih karna dari tadi Arsen melihat tingkah lakunya. Kali ini Aurel sangat berharap ada sesuatu yang membuat rasa risih ke Arsen hilang.

Cinta Bersemi Di Putih Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang