Aurel yang baru saja tiba di sekolah melihat bahwa ada Fiqi dkk berada di depan kelas nya. Dia berpikir bagaimana dia bisa menghindar dari mereka-mereka semua. Ya, kali ini ide nya sangat menyusahkan diri nya sendiri, dia harus menunggu bel masuk dan menunggu koridor sekolah sangat sepi.
Memang aneh ide Aurel kali ini, tapi bagaimana pun juga Aurel harus melakukannya.
Dia berpikir kalo perpustakaan adalah tempat yang bagus untuk bersembunyi.
Aurel yang beberapa kali harus melihat jam di tangannya dan jendela perpustakaan untuk melihat kondisi koridor depan kelas XII.A.
Memang sih, kenapa Aurel harus malu di depan mereka. Karena, Aurel tidak mau menjadi bahasan di sekolah nya tentang kondisinya ini.
Aurel yang sedang membaca buku itu, tiba-tiba....
"Kok belom masuk??" Kata seseorang di belakang Aurel.
Aurel benar-benar terkejut kali ini, karena yang dia hindari saat ini berada tepat di belakangnya. Ya, dia adalah Fiqi.
"Ehh, engga cuman pengen baca-baca buku doang." Kata Aurel sambil menunjukkan buku yang sedang dia baca.
"Mau baca? Apa ngehindar dari gua?" Kata Fiqi sambil menaikkan alis nya.
"Ya jelas mau baca lah, ngapain gw ke perpus cuman buat ngehindar dari lo?" Kata Aurel sambil menaikkan bahu nya.
"Lo kenapa make masker?" Kata Fiqi sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Itu gw cuman alergi sama debu doang." Kata Aurel untuk berusaha menghindarinya.
"Coba liat?" Kata Fiqi sambil membuka maskernya Aurel, "luka? Sakit gak?" Tanya Fiqi sambil menyentuh luka itu.
"Aww! Sakit tau!" Sambil meringis kesakitan.
"Eh sorry-sorry. Ini kenapa? Jujur ama gua!" Kata Fiqi sambil menatap mata Aurel, "Gara-gara yang kemaren? Khira? Iya?"
Aurel hanya diam dan menunduk, dia tidak ingin memperbesarkan masalah cuman masalah sepele ini.
"Sekarang lo ikut gua!" Kata Fiqi sambil menarik lengan Aurel.
Aurel yang berjalan berdampingan sama Fiqi, terlihat sangat risih karena sepanjang perjalanan dia hanya melihat tatapan iri dan kesal dari siswa yang di lewatinya.
Fiqi yang membuka pintu UKS langsung menyuruh Aurel duduk di tempat tidur UKS yang ada disitu.
"Lo duduk disitu dulu." Kata Fiqi sambil menunjuk ke arah tempat tidur UKS itu.
Aurel hanya mengangguk dan menuruti perintah Fiqi.
Fiqi yang menghampiri Aurel dengan membawa kotak P3K, membuat perasaan Aurel menjadi tidak karuan.
Fiqi yang langsung mengobati Aurel itu dengan penuh perasaan, membuat sifat Fiqi yang perhatian kepada Aurel muncul secara perlahan.
Namun, semua itu hilang karena Aurel membuka mata nya lebar-lebar dengan seorang cowok yang berdiri di belakbg Fiqi. Cowok itu berdeham agak keras, yang membuat Fiqi membalikkan tubuhnya.
"Kenapa dia?" Tanya cowok itu.
"Dia luka, terus gua obatin. Jadi berhubung lo disini sen, nih mending lo lanjutin." Kata Fiqi sambil memberikkan obat kepada Arsen dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Ya, ternyata Arsen lah cowok itu. Memang, Fiqi kurang senang terhadap sikap Arsen yang selalu ingin mengalahkan ke popularitas Fiqi. Dan Fiqi tidak mau bertengkar dengannya cuman hanya masalah sepele
"Iyalah, lo juga tau gw PMR kan?, kenapa lo gak suruh gw aja? Ha?" Tanya Arsen sambil membelakangi Fiqi.
"Gak ada waktu cuman cari lo doang!" Kata Fiqi dari pintu UKS dan pergi menghilang dari tatapan Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bersemi Di Putih Abu - Abu
Genç KurguWill you be mine? -fiqi 2017 by AKUSHANGGYTA