•2•

678 36 1
                                    

Esok harinya adalah hari yang paling menakutkan bagi murid kelas XII-F. Ya, karena kelas itu mendapatkan pelajaran guru yang bisa di bilang killer di sekolahnya, ditambah lagi kelas XII-F lah yang paling lama diajarkan olehnya.

Namanya Bu Riska, beliau adalah guru bahasa Inggris di sekolahnya, kenapa dia merupakan guru killer? Ya, tiada hari beliau mengajar tanpa praktek. Nah! Praktek-praktek ini lah yang mampu membuat seluruh siswa SMAN 1 malas dengan pelajarannya.

Kring...kring...kring...

Bel sekolah pun berbunyi, semua siswa masuk ke kelas nya masing-masing, tetapi tidak dengan Aurel. Dia masih sibuk dengan sepeda nya yang masih berusaha ia kunci.

"Ah elah, udah ada guru lagi tuh. Ini juga nih kunci susah banget di kuncinya." Katanya sambil geram terhadap sepedanya yang masih belum bisa dikunci.

Akhirnya kunci itu pun baru mau di kunci ketika lebih dari 5 menit dia berusaha. Walaupun dia sangat malas dengan sepedanya, tetapi itulah sepeda kesayangannya dia tidak mau membuangnya apalagi merusaknya.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa juga nih kunci. Oh iya gue udah telat berapa menit ini." Ucapnya sambil berlari ke kelas dengan napas tak teratur.

Ketika Aurel sudah sampai di depan kelasnya, disana lah dia terkejut karena teman-temannya yang melihat nya heran begitu pun guru yang sedang mengajar

"Nama kamu siapa?" Tanya Bu Riska sambil memberikan tatapan sinis ke Aurel.

"Hmm... nama saya Aurelia--" perkataan Aurel itupun di potong oleh Bu Riska yang menghampiri Aurel dan muka yang membuat semua anak ketakutan kepadanya.

"Kamu tau sekarang ini jam berapa?!" Tanya Bu Riska sambil menunjukkan jam emas nya di depan mata Aurel.

"I...iya bu saya minta--" perkataan tersebut langsung di potong oleh Bu Riska yang sedang emosi itu.

"Sekarang kamu berdiri di dekat tiang bendera sampai saya suruh kamu balik ke kelas!" Dengan perkataan itu sontak membuat semua anak menahan tawa mereka.

"Apa ketawa-ketawa?!" Memberikan tatapan sinis ke anak murid yang lainnya, "dan kamu! Berdiri dengan satu kaki dan jewer sendiri telinga kamu!" Memang benar dengan anggapan murid-murid di sekolah itu tentang Bu Riska, jadi seperti ini orangnya?

Aurel pun langsung menuju lapangan yang ketika itu cuaca sangat panas sekali. Beberapa kali Aurel ingin mencoba duduk tapi entah kenapa Bu Riska selalu mengawasinya dari depan kelas .

Seakan-akan seperti menjaga tahanan saja. Kata Aurel dalam hati.

Ini adalah kali kedua Aurel terlambat sekolah karena masalah di sepedanya, tapi dia tidak mau menyalahkan sepedanya itu karena dia tau kalau sepedanya lah yang mampu mengantarkannya untuk menggapai ilmu.

Berkali-kali Aurel mengeluh kepanasan, capek, atau pun haus. Tetapi, hal itu dimasa bodokan oleh Bu Riska, dia berpikir kalo itu merupakan hukuman bagi anak pemalas, tapi beda halnya dengan pemikiran anak murid lainnya ini seperti penjara yang tidak akan ada bebasannya.

Disaat Aurel sedang melamunkan keluh kesahnya.

TIBA-TIBA!

DIIIAAARRRR!!!

Ada bola basket yang mengenai kepala Aurel. Gak ada basa-basi lagi Aurel langsung jatuh merintih kesakitan. Lirikan mata Aurel mencari-cari sumber bola itu datangnya darimana, dan akhirnya! Ya, Aurel kaget kalo mengetahui bola itu datangnya dari arah Fiqi, memang hari ini adalah jam mata pelajaran olahraga bagi kelas XII-A (kelas Fiqi). Mengetahui itu si Aurel langsung bangkit dan menghampiri Fiqi dengan muka penuh amarah.

"Ehh! Maksud lo apa? Ngelempar bola ke gue?" Aurel ngomel-ngomel sambil memegang bola basket itu.

"Sini balikin bolanya!" Minta Fiqi dengan muka yang tidak merasa bersalah.

"Gak! lo gak liat apa ini gue udah capek berdiri seharian kayak gini! Malah bikin emosi gue nambah." Aurel geram sambil mengipasi kepalanya yang gerah dengan tangannya sendiri.

"Oh gitu? Bodo amat! Lagian siapa suruh bengong! Makanya fokus jadi orang tuh! Sini balikin bolanya." Merebut bola nya di tangan Aurel dan meninggalkan dia sendiri.

"Ehh.. Woii! Haduhh sabar aja gue mah, udah kena hukuman kayak gini ditambah lagi harus ketemu sama cowok yang sok keren itu." Gerutu Aurel sambil kembali lagi ke tiang bendera.

Gak berapa lama kemudian, Aurel dipanggil oleh Ryan, ketua kelasnya untuk masuk kelas disuruh Bu Riska. Perasaan lega terlihat di wajah Aurel, dia langsung cepat-cepat menuju kelasnya supaya tidak terkenal omelan lagi.

SKIP - Pulang Sekolah

Aulia merencankan untuk jalan-jalan ke mall bersama Aurel dan Wulan, tetapi entah kenapa Aurel menolaknya, dia terlihat sangat buru-buru. Tidak tau sebabnya apa dia pulang begitu buru-buru.

"Rel, ntar jalan-jalan yuk." Kata Aulia sambil memasukkan buku-buku kedalam tas.

"Ehh, sorry ya gue gak bisa. Gue lagi buru-buru banget ini soalnya, kapan-kapan aja ya. Byee!!" Ucapnya singkat dan langsung meninggalkan Aulia begitu saja.

"Yah, yaudah deh." Pasrah Aulia sambil mengeluarkan muka cemberutnya.

PS: Jangan lupa untuk kalian vomment ya guys😉

Cinta Bersemi Di Putih Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang