•15•

391 21 0
                                    

Kalo emang iya? Kenapa ngga?
Biarkan semuanya berjalan sesuai alurnya.

---

Kring... Kring... Kring...

Aulia yang melihat Aurel sangat buru-buru membereskan buku-bukunya, bingung mengapa dia bersikap aneh seperti itu.

Memang sejak tadi, mereka tidak membicarakan hal serius termasuk kejadian dimana Aurel ngobrol dengan Fiqi, jadi Aulia tentu saja tidak tau.

"Rel? Lo kenapa sih, buru-buru amat?" Kata Aulia sambil membereskan meja guru yang berantakan.

"Ul? Lo bawa motor kan? Gw bareng ya kali ini plisss." Kata Aurel sambil membetulkan tali sepatunya yang lepas.

"Iya iya,emang lo gak bawa sepeda? tapi ntar dulu gw lagi beresin ini." Kata Aulia sambil merapihkan meja kelas.

"Ahh itu besok aja gampang, gw tadi dianter." Kata Aurel sambil berjalan duluan ke depan kelas.

"Iya iya." Kata Aulia sambil berjalan untuk mematikan lampu.

Di parkiran pun sama, Aurel terlihat grogi. Yang dia lakukan hanya tengok kanan dan kiri, membuat Aulia sangat penasaran.

"Rel? Lo itu kenapa sih? Gaje tau gak lo dari tadi." Kata Aulia sambil memakai helmnya.

Aurel tidak menjawab dia hanya fokus ke HP dan sesekali melihat ke arah sekelilingnya.

Ketika Aurel hendak menaikki motor Aulia, tiba-tiba...

"Mau kemana lo?" Tanya seorang lelaki dari arah belakang mereka berdua.

Aurel diam menjadi patung, tapi tidak dengan Aulia, ia menolehkan wajahnya dan matanya mendadak terbelalak ketika melihat seorang lelaki berdiri tepat dibelakang Aurel, yaitu Fiqi.

"Kan tadi gua udah bilang lo harus temenin gua latian lo gak denger?" Kata Fiqi dari belakang sambil melipatkan tangannya didada, tas yang disangkutkan di sebelah bahunya, dan baju yang sudah dengan kondisi dikeluarkan.

Aulia turun dari motor dan membuka helmnya menatap Aurel tidak percaya.

Aurel hanya nyengir tanpa dosa, ke Fiqi.

"Hah? Rel?" Kata Aulia.

"Oke. Aulia ya nama lo? Gua pinjem Aurel nya dulu." Kata Fiqi sambil menarik lengan Aurel.

Aulia hanya mengangguk masih tidak percaya. Aurel yang terkejut lengannya di tarik Fiqi langsung melepasnya.

"Ih, lo apaan sih narik-narik tangan gw?" Kata Aurel mengernyitkan dahinya.

"Apa perlu, gua harus bikin tulisan yang gede biar bisa lo baca?" Kata Fiqi menatap Aurel.

"Oh. Tapi tadi kan gw gak bilang iya atau apalah itu." Kata Aurel kesal.

"Udah lah, Rel. Terima aja rezeki gak boleh di tolak." Bisik Aulia ke Aurel.

"Tapi adek gw sendiri, Ul dirumah." Kata Aurel.

"Udah ayuk." Kata Fiqi yang langsung menarik tangan Aurel, Aurel hanya pasrah. Percuma saja menolak sama cowok tukang ngeyel kayak Fiqi.

"Okelah. Bye-bye!!!" Teriak Aulia sambil melambaikan tanganya. Mengetahuinya, Aurel hanya melirik kesal ke arah Aulia.

Selama berjalan diparkiran motor dan harus melewati kantin(karna parkiran motor ama mobil dipisah ya guys), tidak ada satupun yang tidak memandang mereka berjalan berdua ditambah lagi tangan mereka yang saling menggenggam.

Mungkin, Aurel risih karna semua orang melihat genggaman mereka. Aurel berusaha melepas tangannya Fiqi. Namun, Fiqi malah meliriknya dan mempererat genggamannya.

Cinta Bersemi Di Putih Abu - AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang