"Adiknya Kakak kelas berapa?" akhirnya aku memberanikan diri bertanya.
"Kelas 2 SMP, Del. Adek lo?"
"Kelas 3 SMP, Kak." Kak Gala hanya tersenyum dan mengangguk.
"Kak, aku ga biasa jemput Fanny, eskulnya selesai jam berapa ya?"
"Sekitar jam setengah empat gitu deh, Del." Waduh, masih lama banget itu. Ini aja masih jam 2. Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku.
"Awas jatuh mbaaak bibirnyaaa" Aku kaget melihat Kak Gala mengatakan itu padaku. Aku hanya tertawa.
"Yah, kenapa ketawa?" Tanyanya padaku. Aku tak langsung menjawabnya. Karena Ibu Kantinnya dateng bawa pesanan Kak Gala. "Cantik ya Mas pacarnya." Kata Ibu itu. Kami berdua saling tatap tatapan dengan agak horror. "KITA GA PACARAN BUUU" Teriak kami berdua bersamaan.
"Jinx!" Lanjut kami berdua. "Jinx lagi!" Kami berdua tetap mengatakannya bersamaan.
Pada akhirnya kami hanya tertawa bersama.
Well, muka Kak Gala pas ketawa manis banget. Aku ga akan lupain momen ini.
"Jangan gitu banget liat muka gue, ntar naksir baru tau lo." Kata Kak Gala. Mungkin aku memperhatikannya terlalu lama. Aku hanya bisa blushing sambil bilang, "Ih kakak apaan sih."
Lalu aku melihat seorang perempuan yang kayanya kenal sama Kak Gala. Tak kuduga Kak Gala menyapanya. "Hei, akhirnya lo kesini juga. Sini Sha."
Shan? Shanken? Nisha? Shantan? Shampingan? Duh aku bego banget nyimpulin nama orang.
Cewe itu langsung duduk disebelah Kak Gala. "Ini siapa Wid?" Wid? Oh maksudnya Widyatmaka. Kenapa panggilannya sweet banget gitu?
"Oh, ini Adel, ituloh adek sepupunya si Marva." Aku hanya tersenyum melihat cewe itu.
Lalu ia mengulurkan tangannya, "Disha."
Oh namanya Disha. Aku menjabat tangannya, "Adelia." Lanjutku dengan senyuman.
"Um Kak, aku titip tasku bentar ya, aku mau ke toilet." Kataku pada mereka berdua. "Oke, Del."
Aku berjalan menjauh.
Aku tak sanggup melihat mereka berdua. Apa mereka pacaran? Kelihatannya seperti itu, Karena aku melihat kemesraan mereka sangat jelas.
Aku mencuci mukaku ketika sampai di toilet. Toilet ini cukup sepi menurutku. Mungkin aku bisa bebas melampiaskan perasaanku disini. Melihat Kak Gala membelai rambut Kak Disha cukup membuatku cemburu. Tapi aku bukan cewe yang cengeng. Aku gaakan nangis cuma karena ini doang.
Setelah puas mengintrospeksi diri, aku kembali ke kantin.
Kali ini aku melihat Kak Gala merangkul Kak Disha. Mungkin aku hanya akan berpura - pura tidak mengetahui apa yang terjadi.
Saat mereka tersadar akan kehadiranku, Kak Gala melepaskan rangkulannya pada Kak Disha. Kak Disha terlihat cemburu. Rasain lo. "Kak Gala, Kak Disha, aku balik duluan ya."
"Loh mau kemana Del? Kan Fanny belum keluar tuh."
"Iya Kak, aku mau jumpain temen aku di depan. Duluan ya Ka."
Lo pande banget bohong Del. Temen mana yang lo punya?
Kayanya aku bakal duduk di bangku taman di samping sekolah ajadeh. Ngerenungin nasib.
Kasian banget ya lo Del, masih muda udah ngerenungin nasib.
Ini si Fanny kapan kelarnya sih.
"Hei, lo Adel kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession
Teen FictionAdelia, cewe yang pengen punya gebetan tapi ga kesampaian. Pengen dianggap ada sama orang yang disukainya. Merasa engga perfect dengan rambut lurus panjang dan kulitnya yang putih. Bad girl tapi pinter. Adel ini langka. Penasaran kisahnya gimana...