Sadar

572 33 6
                                    

AN

Sehari ngupdate dua kali sah atau enggak?

*

Dengan headset terpasang di kedua telingaku aku mendengarkan lagu L-O-V-E nya Nat King Cole.

Aku menyusuri lorong rumah sakit dan masuk ke kamar rumah sakit tempat Asta dirawat.

Lalu aku mengambil bangku dan duduk di sebelah Asta yang sedang dalam tidur panjangnya.

Kebetulan Mama Asta sedang keluar.

Sesekali aku menyanyikan lirik lagunya.

"L, is for the way you look at me

O, is for the only one I see

V, if very very- extraordinary

E, is even more than anyone that you adore

And love is all that I can give to you

Love is more than just a game for two

Two in love can make it

Take my heart and please don't break it,"

Saat aku ingin menyanyikan lirik selanjutnya, aku melihat tangan yang bergerak. Bukan tanganku, bukan tangan setan atau jin, tapi tangan Asta.

Aku senang dan memastikan itu bukan khayalanku.

Kubuka headset dari telingaku.

Dan tangan Asta masih bergerak perlahan.

Akupun memencet tombol untuk memanggil suster di dinding.

Dua suster pun datang ke dalam ruangan bersama seorang dokter, aku diminta keluar ruangan.

Saat di luar aku duduk di kursi yang disediakan.

Tak berapa lama datanglah Mama, Mama Asta, Ka Disha, dan Ka Gala.

"Mama ngapain di sini?" Tanyaku heran.

"Kamu kan tau Mamanya Asta dan Disha ini temen mama? Kamu lupa?"

"Astaga Adel lupa." Kataku sambil menepuk jidat.

"Lo kok di luar Del?" Tanya Ka Disha.

"Itu, tadi Asta tangannya gerak-gerak, kayanya sadar dia tuh." Jelasku.

Mereka semua hanya ber'ooo' ria.

5 detik kemudian (menurutku, aku tak melihat jam) mereka semua menunjukkan muka terkejut.

"LO SERIUS ASTA SADAR?" Yang ini Ka Disha.

"Nak jangan bohong dong." Ini pasti Mama.

"Mamanya harus liat dia di dalam!" Ini udah jelas siapa.

Aku hanya membentuk jariku menjadi huruf V.

"Ampun deh semuanya, kita tunggu aja selesai dokternya. Ya?" Yang ini Ka Gala.

Mereka pun duduk di sebelahku sambil menunggu dokter keluar.

Pada saat ini, aku sadar kalau adegan barusan sinetron abis.

Lalu seorang dokter keluar dari ruangan Asta.

Benerkan sinetron banget?

"Keluarganya Asta? Asta udah sadar. Tapi jangan ajak Asta berfikir terlalu berat, kalau tidak dia akan tak sadarkan diri lagi. Besok udah boleh pulang." Kata dokter dengan sinetron abis, lalu ia meninggalkan kami.

Aku berlari masuk ke dalam ruangan.

"Asta? Lo inget gue kan?" Tanyaku. Aku sangat ingin dia tak amnesia.

"Lo siapa?"

"Wah becandaan lo ga lucu banget."

"Maksud lo apa? Lo siapa?"

"Gue Adel! Plis inget gue!"

"Yang nyebelin itu?" Tanya Asta lalu menjulurkan lidahnya.

"Kan ga lucu lo ah." Kataku lalu menepuk bahunya. Aku tak mau memukulnya karena ia sedang sakit.

Lalu Mama Asta dan yang lainnya masuk ke dalam, "Mama engga meluk aku karena aku udah sadar? Ga mau aku sadar ya?" Tanya Asta sok lemas.

"Kamu ini," kata Mama Asta sambil mengacak rambut Asta. Lalu memeluknya.

Aku seperti mendengar mereka berbisik sesuatu, tapi mana boleh aku nguping?

"Hah?" Ujar Asta saat Mamanya selesai berbisik.

"Adel, pulang yuk sayang? Belum makan siang kamu kan?" Ajak Mama, lalu berpamitan dengan Mama Asta.

"Pokoknya besok kita harus ketemuan, dan lo harus isi diary lo yang nomor 293." Kataku pada Asta lalu mengikuti Mama berpamitan.

*

Asta's POV

Aku tersadar.

Dan aku bingung.

Kenapa Adel ke sini sendirian?

Bukannya dia pacaran sama Gala?

"Asta? Lo inget gue kan?" Tanya Adel padaku.

Dikerjain enak juga nih. "Lo siapa?"

"Wah becandaan lo ga lucu banget."

"Maksud lo apa? Lo siapa?"

"Gue Adel! Plis inget gue!"

"Yang nyebelin itu?" Tanyaku lalu menjulurkan lidah.

"Kan ga lucu lo ah." Katanya sambil menepuk bahuku. Tumben Adel ga mukul.

Lalu Mama dan yang lainnya masuk ke dalam.

Kenapa Gala sama Ka Disha kaya pacaran gitu? Adel ga cemburu?

"Mama engga meluk aku karena aku udah sadar? Ga mau aku sadar ya?" Tanyaku pada Mama sambil melemaskan badanku. Yah caper dikit ga apa lah ya.

"Kamu ini," kata Mama sambil mengacak rambutku, lalu memelukku. "Kamu pacaran sama Adel ya? Kok kalian deket banget? Dia jengukin kamu tiap hari loh." Bisik Mama padaku.

"Hah?"

"Adel, pulang yuk sayang? Belum makan siang kamu kan?" Ajak Mama Adel kepada Adel, lalu berpamitan dengan Mama.

"Pokoknya besok kita harus ketemuan, dan lo harus isi diary lo yang nomor 293." Kata Adel.

293?

Jangan-jangan Adel buka diaryku?

Dia tau passwordnya dari mana?

Jangan bilang kalau dia ingat hari itu? Hari dimana aku bicara sama Adel pertama kali.

Asta's POV end

*

Adel's POV

23 Apr

Ta, baru juga tiga halaman gue nulis. Lo udah sadar aja.

Maksud gue bagus sih lo sadar. Tapi bukunya sayang nih.

Buat lo aja deh.

Simpen ya, kalau rindu gue baca aja nih buku. #guekepedean

Akhirnya selesai ini diary yang Cuma 4 halaman. Besok kalau Asta sekolah bakalan kukasih deh.

*

AN

Semoga ngebut terus ngupdatenya.

My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang