Minggu Pagi

968 39 9
                                    

Suara klakson mobil Ka Marva terdengar nyaring di telingaku. Hari ini kami akan olahraga pagi bersama Ka Gala. Baiklah, tadinya niatku ingin berdekatan dengan Ka Gala. Tapi sekarang tidak. Niatku hanyalah jogging bersama lalu menonton film di rumah Ka Gala. Hanya itu.

Akupun berlari dengan baju trainingku dan sepatu lari yang kubeli bersama Mama tempo hari.

"Maaf Ka lama." Sapaku padanya.

"It's okay. Kita langsung ke tkp aja ya si Gala udah di jalan ke situ juga."

"Kaka kira ovj apa pake ke tkp segala?"

"Pfft sorry."

Lalu setelah kami sampai di taman - yang menurutku cukup luas - kami mencari Ka Gala. Dia sampai lebih duluan dari Kami karena rumahnya dekat dengan taman ini.

"Hei, Marv!" Teriak Ka Gala pada Ka Marva. Saat kami menoleh kamipun berjalan ke arahnya.

"Udah lama lo di sini men? Sori men, si Adel nih lama banget." Kata Ka Marva pada Ka Gala. Oke, Bahasa mereka agak sedikit ... berbeda.

"Gapapa men, gue juga baru nyampe men." Balas Ka Gala.

Kami pun jogging bareng.

*

Setelah selesai jogging kami duduk di salah satu bangku taman.

"Adel kamu mau minum apa? Biar Kaka beliin disitu." Tanya Ka Marva padaku.

"Air mineral aja Ka." Lalu Ka Marva pun pergi meninggalkan aku dan Ka Gala.

Ya, Aku dan Ka Gala. Kami hanya berdua saja menunggu Ka Marva yang sepertinya akan lama kembali karena antrian membeli minumnya lumayan panjang.

Aku dilanda rasa canggung yang begitu besar untuk duduk hanya berdua dengan Ka Gala di sini. Apa lemak di perutku begitu terlihat? Aku tak mau membuat Ka Gala ilfeel. Tenang saja, aku masih ingat kalau aku memang ingin membuang semua rasaku untuk Ka Gala. Tapi aku harus jaim dong. Kan ga lucu kalau lemak di perutku ini kelihatan dan aku cuek.

"Gue berharap bisa batalin perjodohan yang bodoh ini."

Apa? Batalin? "Maksud Kaka?"

Dia seperti tersadar dari lamunan, "Eh gue ngomong apa barusan? Sorry gue ngelamun tadi."

Aku hanya mengangguk pelan.

"Lo ikut prom ga sabtu depan? Harus ada pasangan kan?" Kata Ka Gala yang mengingatkanku kalau aku harus cepat - cepat cari pasangan ke prom sabtu depan. Mana mungkin aku ajak Ka Gala. Itu ajakan paling weird kalau terjadi.

"Mau pergi sama gue ga?"

Pertanyaan yang membuatku agak ... aku bingung harus menjawab apa. Kalau aku bilang iya pasti ketauan banget aku mau, kalo aku bilang engga sayang banget untuk dilewatin.

"Mikirnya gitu banget Del, becanda gue." Lanjutnya sambil agak terkekeh.

Ini sama sekali engga lucu. Aku hanya memukul bahunya pelan.

"Kaka pergi sama siapa?" Tanyaku.

Sesaat sebelum terjawab Ka Gala ada seseorang menyapaku.

"Adel!" Aku hafal suara itu. Suara Asta.

Aku memberi isyarat padanya agar datang kemari dan memberi tatapan lo-kok-bisa-ada-disini.

"Gue biasa jogging pagi di sini."

Pantesan badannya tegap banget gitu.

"Sendirian aja? Gabung sama kita yuk." Ajakku pada Asta. Dia sepertinya menggelengkan kepalanya.

My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang